1

7.5K 560 23
                                    

Namanya Kang Seulgi, umur 22 tahun. Disaat teman teman SMAnya sudah kerja ataupun menikah, disinilah dia masih harus menyelesaikan perjalanan panjang hanya untuk mendapatkan gelar d dan r serta titik di depan namanya.

"Woi Gi, bangun Gi", perempuan berambut pirang pendek yang sedang memakai jas lab dengan name tag bernama Son Seungwan berusaha membangunkan temannya yang sedang tidur.

"Ah elah malah molor gini. Gi bangun woii!", dia mengguncang guncang tubuh temannya supaya bangun.

"apa sih Wan? Rame aja" decak Seulgi kesal karena tidurnya terganggu.

"Ih kalo gak penting, gak gue bangunin deh loh", sahut si rambut pirang pendek kesal. "Lo dicari dr. Park, ditungguin tuh di IGD, ada pasien baru cocok buat laporan kasus lo"

"Astaga!" gadis sipit berambut cokelat itu langsung panik. Segera dia bangun dari posisi baringnya dan memakai kaos kakinya serta membenarkan kemejanya yang tidak rapi sebab ia bawa tidur tadi.

"kenapa gak dari tadi sih lo bangunin gue Wan?" sungut Seulgi

"Yeeh sipit. Udah dari tadi woi! Lo aja yang susah dibangunin"

"Ya dah. Thanks ya Wan!" Seulgi segera beranjak dan lari keluar dari kamar jaga, terburu buru dia memasang sepatunya.

"Oi gi!" panggil si Seungwan

"apa sih Wan? Buru buru nih", sahut Seulgi masih sibuk memakai sepatunya

"elaah lu. Lu turun gak pake jas?"

"Eh iya. Minta tolong dong Wan jas gue"

Dengan cepat Seungwan mengambil jas Seulgi yang tergantung di gantungan khusus untuk jas lab.

"Nih", Seungwan menyerahkan jas itu ke Seulgi. Dengan segera Seulgi mengambil dan memakai jas tersebut.

"Makasih Wan" ucapnya.

Segera ia berlari turun ke IGD. Namun baru beberapa langkah Seungwan sudah memanggilnya kembali.

"Gi"

"Apaan?" Seulgi berhenti dan berbalik badan. "Duh udah telat nih Wan"

"Yeee. Stotoskop lo goblok",

"Oh iya!" ia menepuk jidatnya. "Duh gak gue bawa Wan. Pinjem dah punya lo"

Setelah meminjam stetoskop Seungwan, Seulgi langsung berlari cepat ke IGD. Sesampainya di IGD dia melihat dr. Park, s konsulennya sedang menulis di rekam medik pasien. Segera dia menghampiri konsulennya.

"Selamat siang Dokter Park"

"Nah ini yang ditungguin. Kemana aja kamu Gi? Saya tungguin"

Raut muka Seulgi sudah pucat, takut dimarahi oleh konsulennya lagi. Dia membungkukkan badannya sedikit dan meminta maaf kepada konsulennya

"Mohon maaf Dokter", dia berdiri tegak kembali tapi tangannya masih di depan

"Saya tadi salah makan, jadinya lama di toilet Dokter" ujarnya, tentu saja itu bohong.  Alasan klasik tapi cukup manjur untuk meredakan amarah konsulen.

"Ya udah, periksa pasiennya sekarang. Ada di triase kuning nomor 4 ya. 3 hari dari sekarang kamu presentasikan tentang kasus ini. Nanti sore kamu ikut operasi saya"

Tuh kan berhasil, batin Seulgi.

Coba saja jika ia jujur mengatakan dirinya ketiduran di kamar jaga? Sudah pasti ia digoreng oleh konsulennya.

"Baik dokter, terimakasih Dokter". Dengan sigap dia memberikan senyumnya dan kembali membungkukkan badannya sedikit,

Setelah konsulennya pergi, dia menghela nafas lega.

Mortui Vivos Docent [SEULRENE AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang