28

2K 378 24
                                    

Seulgi dan Seungwan tengah asyik berkutat di dapur mini unit mereka. Malam ini keduanya memutuskan untuk memasak makan malam mereka. Sebenarnya ini semua hanyalah keinginan Seungwan. Dia mengatakan bahwa sudah lama tidak memasak dan langsung saja menarik Seulgi untuk berbelanja sepulang dari rumah sakit. Kebetulan masing-masing pacar mereka hari ini ada jadwal jaga, sehingga kedua sahabat ini free.

"Katanya anak baru bakalan pindahan ke dorm hari ini?" tanya Seungwan yang sibuk memotong wortel di atas talenan.

"Iya. Udah masuk mereka mulai tadi siang. Nih si curut katanya mau ke sini" jawab Seulgi.

Curut yang dimaksud Seulgi tidak lain tidak bukan adalah Lisa, teman mereka pada saat di bangku kuliah.

"Waduh! cukup gak ya ini?"

"Apanya?" tanya Seulgi

"Nih makanan kita. Kita cuma masak segini"

"Elah Wan, banyak kali. Lo pikir makanan sebanyak ini bakalan habis untuk kita sendiri?"

"Kata siapa buat kita doang?"

Alis Seulgi terangkat "lah buat siapa lagi dong?" tanyanya.

"Lo pikir gue se-effort ini cuma buat ngasi makan lo doang? Ya kagak lah!" kata Seungwan. "gue ngide buat masak gini ya buat ayang beb gue yang lagi jaga" lanjutnya.

"Cih.. iya iya yang mentang-mentang udah unboxingan" cicit Seulgi

Secepat kilat muka Seungwan memerah. Tawa Seulgi pun pecah. Temannya ini masih saja malu-malu kucing bila disinggung masalah kehidupan ranjangnya, padahal sudah seminggu berlalu sejak kejadian. Maklum masih pemula.

"Awas lu ye, ntar kalo gue tau lu udah begituan sama kak Irene liatin aja hidup lo gak bakalan tenang. gue ceng-cengin mulu lo"

"Yee gue mah mainnya rapi ya. udah tau besoknya senin lu malah ngasi cupang di lehernya Sooyoung"

"Ya kagak tahan sat. Coba lo kalo udah di posisi gue mana bisa mikir?"

"Ciee Seungwan akhirnya bukan anak polos lagi pemirsa" goda Seulgi lagi.

"Diem! Lu diem atau gak usah makan"

"Yeee gue udah berkontribusi dengan masak nasi ya anjim! Itu hal fundamental dari menu kita malem ini. Gak bisa nih gue dizolimi" ucapnya dengan ekspresi tersakiti yang dibuat-buat.

"Bacot!"

Terdengar suara ketukan dari arah pintu masuk unit mereka. Seulgi berjalan meninggalkan dapur dan membukakan pintu untuk orang tersebut.

"Yo Lisa ma meeen! What's up yo!" sapanya dengan ceria

Kedua sohib itu pun berjabat tangan sebelum berpelukan. Sudah lama ia tidak melihat temannya ini, maka wajar saja jika ia merindukan sosok partner bolos kuliahnya dulu. Seulgi melepas pelukan itu setelah menyadari Lisa tidak sendirian.

"Eh ada temennya." kata Seulgi menyengir. Tanpa perlu disuruh, Seulgi menyodorkan tangannya untuk mengajak gadis yang berambut pirang itu berkenalan. "hai, gue Seulgi."

"Chaeyoung. Park Chaeyoung. Bisa panggil Rose aja kak." jawab gadis itu, ikut tersenyum untuk membalas Seulgi yang sedari tadi memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Gak usah panggil kak, terlalu formal." Seulgi mengibaskan tangannya di depan gadis itu.

"Iya Je gak usah, kesenangan dia ntar dianggap senior" ucap Lisa dengan senyum tengilnya yang khas.

"Yee si curut! Gue emang senior lo ya. Sungkem dulu lo sama gue"

"Dih ogah! Yok masuk Je, anggep aja unit sendiri" kata Lisa berlalu ke dalam, meninggalkan Seulgi yang masih di ambang pintu. Rose tersenyum kikuk kearahnya sebelum ikut masuk ke dalam mengikuti jejak Lisa

Mortui Vivos Docent [SEULRENE AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang