16

2.1K 437 61
                                    

Sejak perbincangannya dengan Jisoo minggu lalu, Seulgi memilih untuk menyibukkan dirinya dengan buku-buku tebal dan berolahraga di gym. Setelah pulang dari RS dia tidak akan pulang melainkan ke gym terlebih dahulu, lalu malamnya dia akan belajar hingga dia tertidur. Semua itu ia lakukan selain untuk menyiapkan ujiannya yang sebentar lagi dan juga untuk mengalihkan pikirannya dari sesuatu yang terus mengganggu pikirannya.

Seulgi masih asyik belajar sambil ditemani playlist lagu kesukaannya yang terputar di handphonenya saat tiba tiba saja buku di depannya ditutup secara paksa tidak lain tidak bukan oleh Seungwan yang kini berdiri di sampingnya dengan raut wajah kesal. Dia mencopot earphone yang dari tadi ada di telinganya.

"kenapa sih Wan? Gak liat gue lagi belajar?"

"tidur" suruh Seungwan tanpa menghiraukan pertanyaannya tadi.

"iya bentar lagi" katanya sambil ingin membuka kembali bukunya, tapi ditahan oleh Seungwan kembali.

"lo ngerti sekarang jam berapa?"

Seulgi melirik jam dinding yang ada di kamar mereka. Ternyata sudah pukul setengah empat pagi.

"mau jam 4" jawabnya singkat.

"exactly! Now go sleep" suruhnya kembali. Kali ini jika Seungwan sudah menggunakan Bahasa inggrisnya itu artinya Seungwan sedang amat serius.

"I will" jawab Seulgi singkat kemudian memasang kembali earphonenya ke telinganya. Seungwan melepas earphone yang baru saja ia pakai.

"Wan, lo mau ribut sama gue?" tanya Seulgi yang mulai kesal.

"hell yeah kalo itu bisa bikin lo tidur. Lo besok itu.. bukan, hari ini itu jaga ya Kang Seulgi. lo nyadar kan kalo lo gak tidur sekarang lo bakalan gak tidur selama dua hari even tiga hari. Gak kasian lo sama diri lo sendiri?"

Seulgi tersenyum miring "lo tau gak sih apa yang lucu? Gue udah nyoba untuk tidur dari tadi Wan, tapi gak bisa. Gue udah dua kali bolak balik ke tempat tidur, udah berkali kali ngubah posisi tidur gue but it didn't work. My mind won't shut down. And it kills me slowly"

Seungwan menghela nafasnya, dia berjalan untuk menarik kursi belajarnya. Dia duduk dan menghadap temannya.

"Gi, dengerin gue. Kalo ini masih tentang Jisoo, apa yang lo takutin itu gak bakal keulang Gi. Bisa aja kan sama Irene nanti kejadiannya beda"

"bisa juga kejadiannya sama Wan" sahut Seulgi kemudian ia tersenyum kecut.

Seungwan menghela nafasnya, kehabisan akal untuk menjawab perkataan Seulgi. memang benar kejadian yang akan datang diluar kendali manusia. Tidak ada seorang pun yang bisa menjamin kejadian pahit itu tidak akan terulang.

"ya udah, sesuai janji lo kapan hari beliin gue salad 2 porsi sama 3 daging grill dan gue bakal tidur sekarang. okeh?"

Seungwan menganggguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.

"oke, thanks Wan. Lu emang sahabat gue banget" Seulgi beranjak dari kursinya dan merebahkan dirinya meninggalkan Seungwan yang masih duduk di kursi.

1 detik

2 detik

3 detik

Wait? What? Perasaan kemarin janjiinnya cuma 1 porsi daging doang.

"Kang Seulgi wuasuu" umpat Seungwan yang baru sadar dirinya baru saja diperdaya Seulgi. mendengar umpatan itu si Kang tipu tertawa senang dari balik selimutnya.

. . . .

Kelima sekawan kelompok itu sedang berkumpul di sebuah ruangan. Masing-masing dari mereka duduk dengan tidak tenangnya. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari pemutusan takdir mereka beberapa hari kedepan. Dengan siapa mereka akan ujian stase. Setiap konsulen mempunyai watak dan aturannya tersendiri. Ada konsulen yang baik hati, dengan mudahnya memberikan nilai walaupun kemampuan si koas tidak terlalu mumpuni, ada yang sangat objektif, ada pula yang pelit nilai. Tapi yang paling seram diantara semua adalah yang paling galak dan pelit nilai. Sudah bisa dipastikan satu diantara mereka berlima harus menangis darah agar dapat lulus stase bedah ini.

Mortui Vivos Docent [SEULRENE AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang