Chapter 15

380 37 5
                                        

SEBELUM BACA VOTE DULU YUKS❤

Happy Reading!
___________________________________________

Kringgg..... Kringgg.....
Bunyi alarm menggema diseluruh kamar bercat abu abu, membangunkan seorang laki laki yang semalaman tidur di sofa.

"Ah... Remuk badan gue," ucapnya serak khas orang bangun tidur.

Reynand berjalan menuju jam beker dengan mengelus punggungnya yang mati rasa akibat posisi tidur yang tidak benar.

Diliriknya seorang gadis yang sedang tertidur pulas dengan memeluk gulingnya. Tanpa disadari sudut bibirnya terangkat hanya dengan memandang seorang gadis.

Beberapa menit kemudian, Reynand sudah siap dengan seragamnya. Namun Audrey masih enggan untuk membuka matanya.

"Bangun!" ujar Reynand dengan pelan pipi Audrey.

"Woy... Bangun!" ucapnya kembali dengan setengah berteriak karena Audrey sama sekali tidak terusik.

"Mau sekolah gak lo? Bangun kebo!"

"Enggh... " gumannya tidak jelas dan malah kembali menarik selimut untuk menutupi wajahnya.

Segala cara sudah dilakukan Reynand untuk membangunkan Audrey, namun ternyata nihil juga. Gadis tersebut sama sekali tidak berniat untuk bangun. Sampai akhirnya Reynand menyerah dan segera pergi kesekolah.

Pukul tujuh lewat sepuluh menit, gadis itu baru membuka mata dan menyesuaikan korneanya dengan cahaya matahari yang langsung menuju ke arah wajahnya dari balik jendela besar kamar yang bernuansa abu-abu  dan beraroma mint.

Ketika kesadaranya sudah kembali dan tanpa sengaja melihat jam yang berada di atas nakas sontak Audrey langsung berlari menuju kamarnya.

"Bisa-bisanya gue bangun jam segini, itu manusia es kenapa gak bangunin gue sih?!" ujarnya kesal sangat kesal.

Secepat kilat Audrey mandi dan menata keperluannya, padahal mau secepat apapun dirinya bersiap sudah dipastikan bahwa ia terlambat.

Jika tidak ada jadwal bimbingan dengan Bu Sinta maka ia akan memilih bersantai di apartemen, tetapi apalah daya hari Olimpiade sudah dekat bimbingnya tidak boleh diabaikan begitu saja.

"Hp gue mana sih?"

"Mati lagi" ujarnya frustasi, tetapi tetap memasukkannya ke dalam tas. Karena baginya benda tersebut adalah benda keramat yang harus dibawa kemanapun.

Langkahnya terburu buru hingga ia tanpa sengaja menabrak seorang laki-laki.

"Maaf... Gue gak sengaja" ucapnya lalu menatap sekilas laki-laki tersebut dan melanjutkan langkahnya dengan sesekali berlari.

Tanpa disadari, laki-laki tersebut hanya tersenyum meremehkan, "Masih sama".

Untung saja mobilnya sudah selesai di servis, jadi tidak perlu menunggu taksi yang akan semakin membuang waktu.

Seperti biasa, Audrey akan menaruh mobilnya diparkiran khusus yang pastinya tidak diketahui oleh pihak sekolah.

Kali ini aksi panjat tembok berhasil, tidak ada guru yang melihat ataupun ketos yang berarti suaminya itu berkeliaran mencari anak yang terlambat.

Me and SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang