Chapter 11

375 40 3
                                    

Hehe maaf lama gak update, banyak tugas dan presentasi beberapa minggu ini😊

Happy Reading.....

Selama pelajaran hari ini pikiran Audrey tidak fokus, walaupun pandangannya sangat memperhatikan papan tulis dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskannya. Penjelasan gurunya itu seperti masuk telinga kanan dan langsung menembus keluar telinga kiri.

Setelah pulang sekolah ia memutuskan untuk pulang kerumah maminya dan tidur disana untuk sementara waktu ataupun selamanya pikirnya.

"Gue duluan ya." ucap Audrey kepada sahabat nya.

"Buru buru amat neng udah ngebet mau berduan sama suami ya?" tanya Anindya dengan cengiringan khasnya.

Ya, mereka sudah tau tentang Audrey yang sudah menikah dengan Reynand, Audrey menceritakan semuanya saat mereka duduk dipinggir lapangan tadi. Jelas saja mereka sangat kaget, baru saja kemaren mereka tau kalau Audrey dijodohkan sekarang mereka mengetahui bahwa Audrey sudah menikah dengan musuhnya.

Anindya sempat berkaca kaca mendengar cerita Audrey, padahal ia sudah membangun impian jika nantinya ia akan menikah dengan Reynand. Tetapi impiannya harus dibuang jauh jauh karena Reynand sudah menikah dengan sahabat nya sendiri.

"Gue mau pulang ke rumah." jawab Audrey sambil berlalu.

Disaat Audrey menyusuri koridor demi koridor, Reynand keluar dari kelasnya yang diikuti para sahabat nya. Audrey hanya melirik sekian detik lalu melanjutkan jalannya dengan langkah lebar karena tidak mau lihat Reynand lagi.

"Bini lo buru buru amat, susul sana!" ucap Revan yang diangguki Raka.

"Biarin." jawab Reynand malas.

"Dasar es batu." ujar Raka yang langsung dipelototi Reynand.

"Itu kan panggilan Audrey buat Reynand kenapa lo pake?" ucap Revan sambil tertawa.

"Lagian emang bener yang dibilang Audrey, makanya dia gak tertarik sama lo dari awal karna sikap lo yang masih dingin gini." sahut Raka.

"Kalo gue cermati dari cerita lo berdua, mulai di club sampek lo nolongin Audrey. Gue bisa nyimpulin kalo sebenernya lo itu udah mulai ada rasa suka sama Audrey, Rey." ucap Revan menerka.

"Tau apa lo tentang gue?!" jawab Reynand sambil terus berjalan.

"Rasa suka lo itu tertutup sama gengsi lo yang kelewat batas, kalo lo gak suka sama dia mana mungkin lo mau nolongin Audrey dan pengen dia gak kenapa kenapa" sahut Revan kembali.

"Ya gue nolongin dia karna rasa kemanusiaan lah, masa gue tega liat cewek di tarik tarik sama om hidung belang didepan mata gue!"

"Bukan masalah rasa kemanusian Rey, gue juga sependapat sama Revan kali ini. Lo waktu itu langsung keluar dari club saat Audrey juga keluar dan lo cari dia kan? Lo berusaha banget buat lindungin dia dan jangan sampek dia terluka sedikitpun. Cuma butuh sedikit singgirin gengsi lo pasti lo bisa ngerasain sebenarnya perasaan apa yang ada di diri lo." sambung Raka.

"Gue tau Rey dihati lo masih ada Jesica. Semua kenangan lo sama dia pasti masih lo inget setiap harinya. Tapi sekarang lo udah punya Audrey coba buka hati lo buat Audrey sedikit aja, lambat laun pasti bakalan bisa. Gue gak minta lo buat lupain Jesica sepenuhnya, cuma sekarang kondisinya beda, lo gak mungkin gini terus kan sama Audrey?" ucap Revan.

Reynand berpikir sejenak, yang dibicarakan Raka dan Revan sebenarnya memang benar dan sangat benar, "Gue usahain." jawabnya langsung memasuki mobil.

Me and SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang