Chapter 14

319 34 6
                                    

Bel pertanda pulang sekolah sudah menggema di seluruh penjuru sekolah, tetapi Audrey tidak sama sekali menunjukkan perasaan senangnya yang ada raut mukanya sangatlah tidak bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pertanda pulang sekolah sudah menggema di seluruh penjuru sekolah, tetapi Audrey tidak sama sekali menunjukkan perasaan senangnya yang ada raut mukanya sangatlah tidak bersemangat.

"Lo kenapa? Tumben banget bel pulang gini muka lo malah gak enak gitu?" tanya Aletta sambil memasukkan beberapa bukunya.

"Gak papa"

"Lo masih kepikiran omongan Revan dikantin tadi?" Kini giliran Anindya yang bertanya.

"Udahlah drey gak usah dipikirin, Revan emang rada konslet otaknya. Inget lo mau Olimpiade jadi gak usah mikirin yang aneh aneh, lo harus bener bener fokus" Ujar Aletta.

Audrey hanya tersenyum singkat, "Gue duluan"

"Semangat Audrey!"

Sebelum menemui Bu Sinta, Audrey terlebih dahulu mencari beberapa buku di perpustakaan. Dan karena harus ke perpustakaan maka mau tidak mau ia harus melewati area lapangan basket, sudah dipastikan bahwa ia akan melihat Reynand disana yang akan latihan.

Dan benar saja baru selangkah ia berjalan di dekat lapangan matanya sudah melihat keberadaan Reynand disana, sebisa mungkin langkanya dipercepat seperti sedang menghindar dari sesuatu yang berbahaya. Audrey tahu bahwa sekarang ia sedang diperhatikan oleh Reynand walaupun ia tidak menatapnya sekarang tapi perasaannya yang mengakatan.

Akhirnya dengan langkah yang terburu buru, kini sampailah di depan pintu perpustakaan dan langsung melangkah masuk ke ruangan yang sangat amat banyak dengan buku. Setelah beberapa menit berkutat di beberapa rak buku akhirnya buku yang dicari sudah dipegangnya. Kemudian ia memberikan sebuah kartu perpustakaan agar dicacat terlebih dahulu.

Ketika melewati area lapangan, Audrey sama sekali tidak ingin melihat sedikitpun anak anak yang sedang pemanasan disana langkahnya semakin dipercepat lebih cepat dari sebelumnya.

Sesampainya Audrey, ternyata ruangan Bu Sinta masih kosong. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk disalah satu kursi disana lalu mengeluarkan beberapa buku yang akan dipelajari.

Beberapa menit kemudian muncullah Bu Sinta dengan membawa tumpukan kertas, "Sudah dari tadi Audrey?"

"Baru beberapa menit Bu" ujarnya sambil tersenyum.

"Ibu boleh minta tolong Audrey?"

"Apa Bu?"

"Tolong panggilkan Reynand di lapangan basket, ya?"

Deggg

Mendengar nama Reynand yang disebutkan membuat nya sedikit kaget.

"Kenapa harus dia?" Batinnya kesal.

"Drey?" Panggil Bu Sinta, karena Audrey hanya diam setelah ucapannya tadi.

"I... Iya Bu. Permisi"

Me and SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang