Hari ini aku diajak Bu Ani dan keluarganya untuk jalan jalan ke taman bermain di daerah Utara Jakarta. Aku sering diam-diam mencuri dengar saat teman temanku bercerita tentang taman bermain itu. Seru sekali kedengarannya. Aku tidak pernah berani bermimpi, meskipun betapa inginnya dapat bermain ke sana. Semua keinginan hanya kusimpan di dalam lintasan hati. Dan hari ini, Tuhan akan mengabulkannya, tanpa kuminta. Tuhan itu baik, ya ....“Qia akan pergi jam berapa? sepagi ini sudah siap-siap?” tanya Tante Sherly sambil menguap.
“Kemarin Bu Ani bilang, akan dijemput di ujung gang jam delapan, Tante. Soalnya kan mobilnya Bu Ani nggak bisa masuk kesini,” jawab Qiara. Tangannya melanjutkan menyisir rambutnya.
“Jangan lupa bilang terima kasih gitu ke guru kamu ya. Tante nanti ada kerjaan, kemungkinan baru pulang besok atau lusa. Hati-hati di rumah. Sebelum tidur, kunci-kunci pintu dulu. Tante nggak mau ada yang ngambil barang-barang tante karena kamu teledor. Sebelum pergi jangan lupa cuci kamar mandi dulu, Qia. Sudah licin tuh kamar mandinya,” ucap Tante Sherly sambil ke dapur membuat air panas.
“Siap. Tante pergi sama Om Hendri?” tanya Qiara
“Bukan urusan kamu!” jawab Tante Sherly dengan ketus. Qiara menundukkan kepalanya, ia jadi ragu menyampaikan pesan Bu Ani untuk Tante Sherly. Kemarin saat Bu Ani kesini, ternyata Tante sherly sudah berangkat kerja. Tapi tetap harus disampaikan, Qiara memberanikan diri.
“Oiya, Tan. Katanya, Bu Ani ingin ketemu sama Tante Sherly dan Om Hendri. Kira kira kapan Tante bisa?” tanya Qiara menyampaikan pesan gurunya seraya mengambil ember kecil berisi sabun dan sikat. Ia ingin segera menuntaskan tugasnya.
“Aduh, nggak tahu deh. Nanti kalau sudah sempat, tante akan ke sekolah kamu. Susah juga atur waktunya, ya. Sekarang tante lagi banyak tamu di tempat kerja tante. Sayang banget kalau tante harus ijin hanya untuk ke sekolah. Duit itu lebih penting, Qia. Tanpa duit, mana bisa kita hidup enak? Please deh, ini tuh Jakarta. Semuanya mahal. Mana ada yang gratis disini,” cicit Tante Sherly lagi.
Jarang-jarang kami bisa mengobrol seperti ini di pagi hari. Diam diam, Qiara mengikuti ucapan Tante Sherly yang sudah seperti mantra, sangat sering diucapkan berulang-ulang pada Qiara. Bahkan Qiara tahu kalimat selanjutnya.
“Kamu ikut kerja aja bareng Tante. Disana banyak kok gadis seusia kamu. Ngapain sih capek capek sekolah? Mendingan cari duit. Untuk apa sekolah kalau nanti jadi pengangguran juga,” kata Tante Sherly. Benar kan, kalimat selanjutnya ini. Qiara tersenyum sambil tangan kecilnya kesana kemari menyikat kamar mandi yang tidak besar itu.
***
“Hallo, Adek kecil. Ketemu lagi kita. Jangan-jangan jodoh nih,” ucap suara renyah yang kemarin itu terdengar lagi. Mata Qiara membulat sempurna saat melihat Bang Reyno, pemuda yang kemarin bertemu di bis sekolah. Bang Reyno duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi sambil tertawa kecil melihat ke Qiara. Ada Bu Ani di belakang kemudi.
Satu lagi, ada anak laki laki yang seumuran Qiara duduk di kursi tengah. Namanya Randy. Ia kelas satu SMP. Randy bersekolah di sekolah swasta dekat rumahnya. Kalau Bang Reyno usianya tiga tahun diatas Randy. Bang Reyno duduk di kelas satu SMA.
“Hush, Abang. Jangan godain Qiara. Memangnya kalian pernah ketemu?” tanya Bu Ani sambil menyetir mobil. Dengan lugas Reyno menceritakan kejadian di bis sekolah kemarin pada ibunya. Wajah Qiara bersemu merah. Ia sangat malu.
Suasana segera mencair dengan canda tawa mereka. Randy juga tidak kalah serunya dengan Bang Reyno. Qiara sangat menikmati berada di tengah keluarga ini. Keceriaan dan kehangatan keluarga Bu Ani menorehkan bahagia di hati Qiara. Ada satu pertanyaan menggelitik Qiara sebenarnya, kenapa tidak ada suami Bu Ani? Apakah tidak ikut? Atau tidak ada? Ah, biarkan saja ... toh, Qiara tidak akan berani untuk bertanya.
***
Bersambung
A Strory By Dev
Jangan lupa di vote ya 😁♥️
![](https://img.wattpad.com/cover/250451180-288-k321249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku Qiara
Random(Peringatan : Tulisan ini mengandung konten eksplisit yang dapat memicu pengalaman traumatis ; saya sarankan tidak meneruskan membaca jika dalam keadaan rentan) NAMAKU QIARA Kisah ini bertutur tentang perjuangan seorang gadis berdamai dengan masa la...