Cita - Cita??

4 3 0
                                    


Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Hari sudah menjelang malam. Mereka berempat bermain disini hingga taman bermain hampir tutup. Sebelum pulang, Bu Ani membawa anak-anaknya makan malam di restoran di pinggir pantai. Indah sekali pemandangannya. Malam yang pekat menjadi semarak dengan kelap kelip lampu yang berwarna warni. Mereka banyak mengambil foto. Sangat menyenangkan. Kata Randy, foto foto itu akan dia cetak khusus untuk Qiara.

Qiara banyak tersenyum hari ini "Tuhan, bolehkah aku menghentikan waktu? Aku tidak ingin bahagia ini berakhir," ucap Qiara dalam hati. Walau sekejap, Qiara merasa memiliki sebuah keluarga.

"Hey ... hayooo mikirin apa?" tanya Reyno yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Qiara. Mereka berdua duduk menghadap ke pantai. Randy sedang asyik melihat ikan di dalam Aquarium, tidak jauh dari mereka. Sementara Bu Ani sedang antri di kasir.

"Qia senang sekali hari ini, Bang. Terima kasih," jawab Qiara setengah bergumam.

"Kapan-kapan kita ajak kamu jalan-jalan lagi ya. Bunda dan ayah pasti mau," sambung Reyno sambil mengacak pucuk rambut Qiara. Muncul rasa sayang di hati Reyno terhadap gadis kecil ini.

Bu Ani sering menceritakan tentang Qiara pada kedua putranya di rumah. Saat mendengar kisah Qiara, Reyno sudah tersentuh. Reyno ingin menjadi kakak pelindung bagi Qiara. Ternyata gadis yang sering ibunya ceritakan adalah gadis manis yang menarik perhatiannya di bis sekolah kemarin. Gadis mungil yang tersesat di seragam anak SMP.

"Memangnya ayah Bang Reyno kemana? kok nggak ikut?" tanya Qiara pada Reyno. Ia memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan ini.

"Tadi ayah sudah siap mau ikut kita. Tapi mendadak dapat telpon dari orang. Jadi batal ikut deh. Kita juga kecewa tadi pagi. Soalnya tidak biasanya ayah membatalkan acara yang sudah kita rencanain. Next, pasti ayah akan ikut. Keluarga kita jadi lengkap deh," terang Reyno panjang lebar dengan senyum di matanya.

"Keluarga Bang Reyno kali, maksudnya. Bukan kita ..., " sahut Qiara meralat.

"Kita, Qiara. Lo kan adek kecil gue ...." jawab Reyno lagi menegaskan sambil menepuk dadanya sendiri dan menatap mata Qiara. Seketika Qiara menundukkan wajahnya. Ada sesuatu yang hangat menyelinap ke dalam hati Qiara. Keluarga? Senyum indah terbit di bibirnya yang mungil.

"Qia, cita cita lo apa?" tanya Reyno tanpa melihat ke arah Qiara. Matanya menerawang jauh menembus garis pantai disana.

Sejenak Qiara menoleh. Terpampang lukisan wajah pria muda tampan dari samping. Tubuhnya yang jangkung dibalut kaos hitam, membuatnya tampil maskulin. Topi sport yang selalu ia pakai menambah kesan di mata Qiara. Sangat sempurna.

"Cita-cita?" tanya Qiara heran. Tidak pernah ada orang lain yang peduli dengan cita-cita yang ia inginkan. Selama ini Qiara selalu merasa sendirian.

"Iya. Cita-cita. Apa yang paling kamu inginkan dalam hidup?" imbuh Reyno memperjelas pertanyaannya.

"Qia ingin naik pesawat ke luar negeri," jawab Qiara mantap.

"Dih, cita cita kok kayak begitu? Cita cita yang bener tuh, kayak ingin jadi dokter, polisi, profesor. Ini kok cuma ingin naik pesawat sih?" ledek Reyno menahan tawa.

"Emang itu keinginan Qia kok. Mama sering bilang, Qia harus jadi anak pintar supaya bisa naik pesawat ke luar negeri. Qia ingin mewujudkan keinginan Mama. Begitu Bang ...," jelas Qiara.

"Kalau Bang Reyno, ingin jadi apa kalau sudah besar?" tanya Qiara melempar kembali pertanyaan yang sama pada Reyno .

"Aku mau jadi pilot pesawat yang membawamu terbang ke luar negeri," jawabnya cepat dan spontan.

"Huuu ... mana ada cita-cita bisa bersambung kayak gitu." Qiara tergelak sambil mendorong bahu Reyno pelan. Laki-laki itu pun ikut tertawa seraya memandang Qiara lembut. Gadis itu tidak tahu bahwa ada sebuah hati yang ingin melindungi dan membuatnya senantiasa tersenyum bahagia seperti ini.

***

Bersambung

A Strory By Dev

Jangan lupa di vote ya 😁♥️

Namaku QiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang