2. Introduction

1.2K 216 83
                                    


Joanna menatap tiga anak laki-laki yang saat ini tengah tertawa cekikikan di depan dirinya dan Rosa.

"Assalamualaikum, Ning Rosa cantik. Ihir! Ada calon santriwati, nih. Kenalan dong, namaku Haikal Ganteng. Panggil aja si ganteng."

Sapa Haikal sembari melepas yang menutupi wajah dan kepalanya.

Joanna tampak enggan mengulurkan tangan. Pasalnya dia jijik ketika melihat kaki dan tangan Haikal yang terkena lumpur berwarna hitam kecoklatan.

"Joanna, AW!"

Bugh...

Bola basket tiba-tiba saja melayang dan mengenai kepala Joanna, hingga membuatnya langsung limbung di tempat.

"Ustadz Jeffrey! Astaghfirullahhaladzim!"

Pekik Rosa ketika menatap Joanna yang sudah tengkurap di tanah dan tidak sadarkan diri sekarang.

Jeffrey adalah si pelaku pelemparan bola basket tadi, wajahnya tampak pucat pasi ketika mengangkat tubuh Joanna menuju ruangan santri putri.

Tidak lupa di belakangnya masih ada Haikal, Reno dan Jeno yang membuntuti dan sesekali menakut-nakuti Jeffrey.

"Hayo Ustadz Jeffrey! Nanti dia mati, loh! Nanti Ustadz dihantui sampe Ustadz ikutan mati hihihihi!"

Reno dan Jeno hanya terkekeh geli, padahal seharusnya mereka ikut khawatir karena calon teman baru mereka tidak sadarkan diri.

"Yeri, bisa pinjam kasurmu sebentar? Ini ada calon santriwati yang jatuh dan pingsan karena terkena lemparan bola Ustadz Jeffrey."

Yeri mengangguk singkat dan segera mempersilahkan Ustadz Jeffrey memasuki kamarnya.

"Astaghfirullah! Ustadz!"

Pekik Rosa ketika menatap kerudung Joanna yang ikut terbuka ketika tudung hoodie yang sejak tadi dipakai mulai terlepas.

Jeffrey langsung memalingkan wajah, menghindari zina mata karena telah menatap aurat perempuan yang bukan mahramnya. Dia bahkan tidak sadar kalau tangannya masih belum dilepas dari punggung Joanna yang sudah direbahkan di atas ranjang.

Berbeda dengan Haikal, Reno dan Jeno yang memang sudah biasa melihat wanita tanpa hijab sebelumnya. Mengingat mereka memang berasal dari kota dan baru saja tinggal di pesantren sejak satu bulan ke belakang.

"Tutup mata kalian!"

Tegur Jeffrey ketika menatap ketiga anak didiknya yang tampak biasa saja ketika menatap Joanna.

Dua jam kemudian.

Joanna terbangun dan di depannya sudah ada dua perempuan cantik yang sedang menatapnya penuh tanya.

"Udah bangun, Yer! Itu tadi siapa namanya? Lupa aku!"

"Joanna, kamu mau minum?"

Joanna yang baru saja membuka mata langsung mendudukkan diri di atas ranjang. Sesekali dia menatap sekeliling yang tampak asing baginya.

"Namaku Rumi, ini Yeri. Namamu Joanna, kan?"

Joanna mengangguk singkat dan mulai menatap Yeri dan Rumi bergantian.

"Aku mau ke rumah Nyai!"

"Mau ngapain? Orang tuamu udah pulang, barang-barangmu juga udah dibawa ke kamar semua. Kita bertiga satu kamar, anyway."

Ucap Rumi.

"Hape-ku mana?"

Wajah Joanna memerah, dia tampak kesal karena telah ditinggal Julia dan Candra, kedua orang tuanya.

PESANTREN KILATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang