ALIYAH HERRYAWAN, biasa di panggil Lia. Aku baru lulus SMA dan aku kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Ayahku seorang pengusaha tambang di Kalimantan dan Ibuku sudah lama meninggal, sehingga aku hanya tinggal dengan bibi (ART yang mengurusku dari sejak kecil. Aku selalu mengusir kesepianku dirumah dengan pergi karaoke atau clubbing traktir teman - temanku. Hingga suatu malam, aku pulang dalam keadaan mabuk. Zulfa (temanku) mengantarku ke rumah. Aku sama sekali tidak tahu malam itu ayahku pulang ke rumah. Dia terlihat marah tapi tidak berkata apa-apa. Hanya menggelengkan kepala dan menghela nafas. Karena mungkin dia merasa percuma ngomong dengan orang mabuk. Aku langsung dibawa ke kamar oleh bibi, samar - samar ayah berbicara dengan zulfa, entahlah, membicarakan apa. Yang saat ini aku rasakan adalah melayang jauh ke awan dan gelap. Dan disinilah Jalan hidupku di tentukan, saat pagi harinya ayah marah besar dan memaksaku untuk mondok di sebuah Pesantren milik temannya. Aku menolak, tapi apa yang ayahku lihat kemarin malam menjadi senjata utamanya agar aku menurut. Akhirnya dengan terpaksa, aku menurutinya. Dan kesinilah mobilku terarah. Di suatu tempat dengan Gapura besar bertuliskan "PONDOK AL-HIJRAH". Suatu pesantren daerah Bogor dengan udara yang menyejukan (tapi tak sesejuk hatiku saat ini). Mungkin setelah ini akan sejuk, karena ada penyejuk hati yang lebih dingin dari AC atau kipas angin. Dari namanya saja Iqbaal Ramadhan. Kurang sejuk apa dari sucinya bulan Ramadhan. Aduh, ngomong apa sih aku ini. Yang pasti, saat pertama aku melihat wajahnya, aku merasa melayang sehingga tak jarang aku salah tingkah didepannya. Andai aku seperti dulu, rajin ngaji, taat agama, ngga belok seperti sekarang, pasti aku akan sangat cocok dengannya. ***
17 parts