Pagi yang mengesalkan bagi Kuswanoto saat Pondi pemilik warung tiba-tiba datang menagih, dan menyita motor. Berusaha keras untuk menebus dengan mendatangi kedua sahabatnya, justru semakin membuat dia merasa seperti orang yang paling papa di dunia. **** Samamudin menelepon dengan kabar tawaran kerja, tetapi malah membuatnya makin terhina. Menemui Sri untuk sekadar mendinginkan kepala, malah nyaris meledak saat melihat janda pujaan hatinya sedang bergayut dalam bopong Pak RT. Menjadi penjual ikan dia lakoni demi sepuluh lembar rupiah merah untuk mengambil motor dengan segera dari tangan Pondi. **** Pertemuannya dengan Pak Karsono memberikan setitik harap untuk bisa menebus motor, dan itu terbukti. Bahkan dengan bantuannya pula, semua dendam, dan urusan sakit hati terbalaskan sudah, meski satu perjanjian harus dia sepakati. Ya, tidak ada yang gratis di dunia ini, dan tidak ada jalan lain bagi Kuswanoto selain menerima kesepakatan itu. **** Satu ambulans datang menjemputnya. Tekanan hidup yang datang bertubi-tubi membuatnya dinyatakan harus menjalani perawatan kejiwaan. Satu RT datang menjenguk, dan semua di sana terungkap kenapa kesialan-demi kesialan terus menghujaninya beberapa hari ke belakang. Pak Karsono juga datang setelah semua warga yang membesuknya pulang. Janji yang pernah disepakati harus dibayar lunas malam itu juga.