Ino berjalan tergopoh-gopoh. Tanpa menoleh ke kanan-kiri, ia langsung menuju ke kamar perawatan 254. Emosinya meluap-luap dan ingin melampiaskan pada pasien di sana.
BRAKK! Pintu ruangan Sasuke terbuka dengan begitu kerasnya.
"Sasuke Uchiha!" pekik Ino dengan wajah merah. Mulanya Ino dipenuhi amarah, tapi saat mendapati beberapa perawat di ruangan itu ia sedikit salah tingkah.
"Baiklah, Uchiha-san. Pemeriksaan kali ini cukup. Nanti kami juga akan menginformasikan hasil pemeriksaan darahnya. Selamat beraktivitas kembali" ujar sang perawat cepat-cepat begitu melihat pasiennya mendapat tamu, "silahkan, Ino-san"
Tiga perawat yang bertugas itu undur diri dari kamar Sasuke. Mereka sempat terkejut melihat Ino tak seperti yang dikenal selama ini. Agaknya mereka ketakutan dengan Ino yang biasa tenang jadi berapi-api.
"Apakah kau dokter abal-abal juga? Kau jauh lebih tidak beretika" keluh Sasuke melihat polah Ino.
"Tidak usah banyak bicara kau, Uchiha! Tujuanku bukan untuk mendengarmu berkomentar. Aku kemari untuk memperingatkanmu lagi!" damprat Ino masih penuh amarah.
"Kau tak lihat kondisiku yang tak bisa apa-apa ini, huh?"
Ino memalingkan wajahnya. Ia sedikit malu karena melihat Sasuke yang sedang bed rest total. Tapi ia juga kesal karena Sasuke bersikap dingin pada Sakura. Padahal Sakura telah berusaha melunakkan hati Sasuke.
"Kau ini! Tak bisakah kau berprilaku sedikit lebih lembut pada sahabatku, hah?! Dia itu gadis baik! Apa yang baru saja kau lakukan sampai kondisinya memburuk lagi?!"
"Kau bilang apa?"
"Sakura. Dia— ah, percuma saja aku mengatakannya pada orang bodoh yang tak mudah paham sepertimu!"
"Mengomellah sesukamu" acuh Sasuke membenamkan dirinya dalam selimut. Jauh dalam lubuk hatinya, ia penasaran dengan kondisi Sakura.
Apa yang terjadi padanya? Apa karena kelakuanku kemarin?
"Pokoknya, dia sedang tidak baik-baik saja sekarang. Aku yang biasa bersamanya bahkan tak tega melihatnya terus mengerang kesakitan" jelas Ino seraya menurunkan nada bicaranya, "jadi kumohon padamu, jangan melakukan hal yang macam-macam padanya"
"Hn" reapon Sasuke singkat.
"Arigatou. Kalau begitu aku permisi"
Sasuke tercengang melihat emosi Ino tiba-tiba berubah. Gadis pirang di hadapannya tak lagi terus menggerutu seperti sebelumnya. Rupanya permohonan Ino barusan memang berasal dari hari terdalam.
"Yamero" tahan Sasuke, "aku ingin bertanya sesuatu tentangnya"
"Sakura?"
"Hn" tanggap Sasuke mengalihkan pandangan.
Ino menghela napas, "baik. Katakan saja"
"Sebenarnya, apa yang terjadi pada keluarganya?" pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Sasuke.
Selama ini Sasuke bertanya-tanya mengapa Sakura terus berjuang mengejar impiannya meski di tengah keterbatasan. Terutama keinginan menjadi dokter. Semangat Sakura seolah tak pernah padam untuk hal itu.
Ino mulai bicara. Ia menyampaikan semua kisah masa lalu pahit yang dialami Sakura, "semua berawal dari ayahnya. Sejak lama ayah Sakura mengidap penyakit yang parah, bahkan jauh sebelum dia berkuliah. Hal itu memperkuat tekadnya untuk menjadi dokter, dengan harapan kelak dapat menyembuhkan ayahnya"
"Lalu?"
"Geez, tidak bisakah kau menunjukkan empatimu sejenak?" sindir Ino dongkol.
"Aku tak ingin mendengarkanmu bicara yang tak perlu" respon Sasuke tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the Raining Sky ✔️
Fanfiction| COMPLETED 23/03/2021 || SASUSAKU pairs | Sasuke Uchiha, seorang ame-otoko bertemu dengan Sakura Haruno, sang hare-onna. Sasuke si pemurung dan Sakura si periang, keduanya sangat bertolak belakang. Tak ada yang menyangka keduanya mampu merubah cuac...