Cuaca Keduabelas : Pelangi

391 41 2
                                    

Selama dua hari berturut-turut, hujan turun membasahi kota. Harapan orang-orang luntur seiring dengan derasnya hujan. Mereka tak lagi menikmati cerahnya pagi di musim panas yang tersisa sebulan lagi.

Sasuke masih terus di ranjang. Membolak-balik tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Ia benar-benar kehilangan semangat.

"Ada yang mengusik pikiranmu, Sasuke?" tanya Shisui yang masih belum mengetahui keadaan Sakura.

"Pergilah bekerja, Shisui. Aku sedang ingin istirahat"

Kelabilan Sasuke memang tak sekali dua kali. Namun kali ini tak kalah sendu sejak kematian Itachi ataupun kedua orangtuanya. Sayangnya Shisui tak bisa menanyai lebih lanjut permasalahan Sasuke.

Setelah Shisui meninggalkan kamar, Sasuke bergegas mengecek ke ruangan Sakura. Ia masih mengintip Sakura yang terkulai. Walau sudah melepas alat-alat penunjang, Sakura terlihat tak berdaya.

Aku tidak terima kalau kau harus pergi lebih dulu daripada aku.

"Whoa!" kejut Ino dari balik badan Sasuke, "dasar tukang intip!"

"Psst!" Sasuke memperingatkan Ino untuk diam agar dirinya tidak ketahuan.

"Kalau kau mau masuk, silahkan saja. Aku tak melarang. Biar kau tau sendiri kalau dia nanti yang melarangmu" ujar Ino mempersilahkan.

Sasuke memutuskan untuk masuk dan memeriksa kondisi Sakura sendiri. Ia membelai lembut pipi Sakura, menyibakkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Wajah Sakura memerah. Sepertinya gadis itu sedang tak baik-baik saja.

 Sepertinya gadis itu sedang tak baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia demam, suhu tubuhnya saat ini 39 derajat. Dia mengalami syok setelah mendengar hasil pemeriksaan waktu itu. Dia khawatir berlebihan terhadap kesehatannya" jelas Ino melihat Sasuke prihatin dengan Sakura.

"Kalau begitu, aku titip agar kau menjaganya" ujar Sasuke setengah berbisik. Ia takut membangunkan Sakura yang sedang beristirahat.

"Baka. Tanpa kau suruh, aku melakukan hal demikian" seloroh Ino.

"Baiklah, aku pamit. Sampaikan salamku jika dia terbangun"

"Matte" tahan Ino, "aku ingin bicara denganmu"

Ino menyusul Sasuke yang terlebih dahulu keluar kamar. Ia menutup pintu rapat-rapat agar pembicaraan mereka tak sampai mengganggu tidur Sakura. Ino merasa Sasuke harus tau sesuatu yang penting.

"Hasil pemeriksaan terbaru keluar. Sakura bebas dari diagnosis sindrom Guillain-Barré"

Betapa lega hati Sasuke mengetahui hasil tes itu. Seolah segala yang membelenggunya telah terlepas. Ia tak sabar menantikan Sakura yang kembali mengisi harinya.

"Gomennasai" lanjut Ino sembari membungkukkan tubuhnya, "maaf karena sering menduga yang tidak-tidak padamu. Maaf juga karena selalu menyalahkanmu tiap kondisinya drop. Dan terimakasih karena sudah bertindak sejauh ini demi membantu kesembuhannya"

Under the Raining Sky ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang