Cuaca Pertama : Awan Mendung di Balik Matahari

1K 97 0
                                    

"Bagaimana, calon ratu drama? Kau sudah menemukan ruangannya?" tanya seorang gadis sebaya Sakura berambut pirang.

"Tentu saja! Ruang 254. Aku sangat menghafalnya"

"Semoga berhasil" kata sahabat Sakura yang selalu setiap bersamanya sejak lama.

Menggunakan kruk siku kesayangannya, Sakura berjalan menyusuri lantai dua di lorong ke lima. Tepat di ruangan keempat tertera nama sang pasien, Sasuke Uchiha. Dan seperti dugaannya, laki-laki pemurung itu sedang beritirahat santai di ranjangnya.

"Konnichiwa! Akhirnya kita bertemu lagi ya" seru Sakura setelah membuka pintu dan masuk ke kamar Sasuke.

Sasuke hanya melirik gadis tak jelas itu dan memalingkan muka ke arah berlawanan. Kegiatannya membaca buku jadi terhenti karena ada gangguan.

"Mari kita berkenalan lagi" ajak Sakura seraya mengembangkan senyuman, "aku Sakura Haruno. Aku dokter muda di sini"

Untuk yang kedua kalinya Sasuke tak mau menjabat tangan gadis aneh yang terus memburunya. Ia malah menganggap Sakura penguntit. Sasuke merenung, memang apa istimewanya dirinya? Mengapa gadis itu berjuang mendekatinya?

"Yuhuu~ Apa kau tak bisa bicara? Atau kau tak bisa mendengar?" goda Sakura semakin mendekat ke arah Sasuke.

Sasuke yang merasa risih langsung mendorong tubuh Sakura. Sontak Sakura sedikit merintih menyadari punggungnya terbentur salah satu sisi dinding. Dorongan Sasuke cukup kuat walau tubuhnya nampak tak bertenaga.

Sasuke tetap acuh. Ia tak peduli seberapa kesakitannya Sakura akibat kelakuan barusan. Yang ia inginankan hanya satu, gadis aneh itu harus segera pergi dari kamarnya sesegera mungkin!

Namun bukan Sakura jika tak keras kepala untuk mencoba. Sembari mengeluhkan rasa sakit, ia berusaha bangkit meski beberapa kali ia terpeleset dan malah jatuh tersungkur. Pada usaha ketiganya, Sakura berhasil berdiri kembali. Ia menahan sakit akibat cedera tulang belakang yang belum sembuh betul sambil mengepal erat tangannya. Ia memusatkan segala rasa sakitnya di tangan agar punggungnya tak sakit.

Bertahanlah!

Sakura di ambang batas kemampuannya. Rasa nyeri di punggung terus menggerogoti semangatnya untuk berdiri. Ia masih menatap wajah dingin Sasuke dari samping. Sejak pertemuan pertamanya, ia telah bertekad untuk merubah raut wajah Sasuke agar dapat tersenyum.

Sayangnya bukan hari itu. Sakura yang tak tahan lagi menahan tubuhnya mengucapkan perpisahan dan berjanji untuk menjenguk lagi. Dengan wajah cerianya, Sakura berusaha menularkan energi positifnya untuk Sasuke.

"Mata ashita~ Besok aku akan kemari untuk mengunjungimu"

Sakura berjalan sedikit tertatih menuju ke pintu. Ia membuka pintu kamar Sasuke dan keluar perlahan. Wajahnya masih berseri-seri saat meninggalkan kamar perawatan Sasuke.

BRUKK! Sakura tak kuat lagi. Tubuhnya ambruk seketika. Beberapa perawat yang sedang bertugas segera menolong Sakura dan memapahnya berdiri.

"Daijoubu daijoubu" ucapnya saat dua perawat mencoba membawanya kembali ke ruangan. Senyuman masih tersungging di bibirnya. Ia selalu tak ingin membuat orang lain mencemaskannya.

"Sakura!" seru Ino yang tengah berjaga di ruangan sahabat paling cerobohnya, "apa yang terjadi sampai kau kesusahan berjalan begini?"

Sakura hanya meringis. Ia menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya karena salah tingkah. Ia tak ingin Ino tau tingkah sembrono yang suka menyusahkan diri sendiri.

"Daijoubu"

"Haruno-san kami temukan terjatuh di depan salah satu kamar di lorong lima" jelas seorang perawat yang membantu Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang.

Under the Raining Sky ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang