Cuaca Kesebelas : Petir di Siang Bolong

409 46 1
                                    

Pergantian musim tinggal beberapa minggu lagi. Beruntung sekali warga kota dapat menikmati sisa-sisa panas matahari di musim panas. Sebab, selama ini cuaca sering tak menentu antara panas dan hujan. Atau lebih tepatnya, musim panas kali ini terasa seperti musim hujan.

Pagi itu, seperti biasa para pasien rumah sakit Konoha berjemur di bawah pancaran sinar mentari. Sasuke, salah satu dari banyaknya pasien di taman sedang menikmati paginya. Tentu saja ia tak sekedar berjemur. Ada seseorang di pusat rehabilitasi yang sedang ia tunggu.

Sudah tiga minggu gadis bermata emerald itu menjalani terapi dan kondisinya makin baik. Tingkat kesembuhannya juga meningkat. Dari 30%, tingkat kesembuhan itu naik menjadi 55%. Semua kemajuan pesat itu tak lepas dari peran Sasuke yang selalu ada di sisinya. Meski tak pernah menyemangati, Sasuke selalu siap siaga untuk gadis itu. Takut jika terjadi suatu hal pada gadis ceria yang tiap saat mengisi harinya.

"Sasuke-kun!" panggil seorang gadis menggunakan alat bantu jalan dengan bantuan sang perawat, "kemarilah"

Sasuke berlari menuju ke arah pusat rehabilitasi, "doushita, Sakura?"

"Aku ingin kau menemaniku di dalam! Hari ini sudah tidak apa-apa" celetuk Sakura girang. Latihan intensifnya berbuah manis. Akhirnya ia bisa berlatih dengan didampingi Sasuke.

Sasuke melepar senyum, "yokatta"

"Sakura-san sudah boleh melanjutkan tahap terapi selanjutnya" jelas perawat yang mendampingi Sakura, "mulai sekarang dia akan menjalani fisioterapi di ruang terbuka"

Sang perawat kemudian menuntun Sakura dan Sasuke ke tempat latihan fisioterapi yang terletak di ujung ruangan kaca. Tempat yang tak asing bagi Sakura. Sebelumnya, ia kerap menjajal semua instrumen bantu jalan di situ.

Sakura pun dipersilahkan bersiap di ujung alat bernama parallel bar. Dari belakang, terdapat sosok yang baru saja bergabung.

"Hari ini Kabuto-san akan menemani latihanmu. Kebetulan terapistmu yang dulu sedang mengambil cuti karena istrinya sedang melahirkan" terang perawat memperkenalkan instruktur baru Sakura.

Sasuke merasa tak nyaman dengan tatapan sang terapist pengganti. Ia merasa tak asing dengan terapist itu. Sorot matanya tak terlihat ramah.

"Ohayou, Kabuto-san. Yoroshiku onegaishimasu" sambut Sakura bersemangat.

"Bisa kita mulai saja?" cuap terapist bernama Kabuto tanpa basa-basi.

"Hai hai. Kalau begitu aku pergi dulu ya, Sakura-san" pamit sang perawat undur diri. Ia menyerahkan proses latihan Sakura pada Kabuto.

Sasuke mengerutkan dahi. Pria yang bertugas sebagai instruktur Sakura sangat acuh. Ia baru ingat kalau pria paruh baya itu adalah orang yang pernah melatih pasien lain dengan kasar. Ia pernah melihat Kabuto berulang kali memarahi pasien saat tak menuruti perintah.

Kabuto mengajari Sakura berdiri dengan segera. Dengan sedikit marah, ia menarik tangan Sakura dan meletakkannya ke gagang parallel bar. Laki-laki itu agak geram mendapati gerakan lambat Sakura.

Sasuke yang duduk di seberang Sakura langsung beranjak ingin memperingatkan Kabuto, namun Sakura menggeleng. Gadis itu memberi isyarat agar Sasuke tak terlalu mencemaskannya. Lagipula ia terima-terima saja dengan arahan Kabuto.

"Aku mendapat laporan kau sudah cukup piawai berjalan walau harus berpegangan. Sekarang coba praktekkan apa yang kau dapatkan" suruh Kabuto pada Sakura.

Sasuke semakin tak tega melihat Sakura yang terus berdiri dengan kaki gemetar. Harusnya Kabuto membiarkan Sakura duduk selagi memberi perintah. Sakura masih belum bisa berdiri dalam jangka waktu yang lama.

Under the Raining Sky ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang