Duapuluh

55 10 1
                                    

Berantakan. Itulah keadaan rumah keyla sekarang. Dengan kaca yang berserakan entah kemana.

" Ashh." Ringis keyla ketika kaki nya tak sengaja menginjak pecahan kaca.

"Lo kenapa?" Tanya rey.

"Eh-gue kena pecahan kaca."

"Sini gue bantuin." Ucap rey sambil menuntun keyla untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Roni ambilin kaka obat p3k yah." Perintah rey lembut.

"Iya kak."

Setelah kepergian roni keyla tak henti hentinya meringis kesakitan. Darah yang menetes pun semakin banyak. Rey yang melihatnya pun ikut meringis.

"Coba gue liat." Ucap rey sambil mengambil kaki keyla ke dan di arahkan ke arah pangkuannya.

"Sakit bangett..." Ringis keyla.

"Tahan sebentar."

Srakk

Rey merobek baju bagian bawahnya. Dan langsung ia ikatkan di bagian kaki keyla yang terkena pecahan kaca.

"Ga papa nangis aja kali." Ucap rey yang tak sengaja melihat keyla menahan genangan air mata nya.

"Hiks.. hiks.. sakitt.." akhirnya tangis keyla pun pecah.

"Kan namanya juga luka ya pasti sakit lah." Ucap rey dengan entengnya.

"Roni ko lama ya?." Sambung rey.

"Kotaknya ada di laci bagian atas mungkin roni kesusahan ngambilnya."

"Lo ko ga bilang sih kalo gini kan gue aja tadi yang ngambil."

"Lo ko nyalahin gue sih! Kan elo yang nyuruh roni buat ngambil tuh p3k, ya seharusnya disini elo yang salah. Bukannya gue!" Ucap keyla tidak terima.

"Kaki masih sakit, masih aja nyebelin." Gumam rey.

"Gue denger." Sindir keyla.

"Bagus kalo denger."

"Kalo ngga denger?" Tanya keyla ketus.

"Ya berarti lo tuli." Ucap rey santai.

"Lo yang t-"

"Ini kak obatnya." Potong roni sambil menyodorkan obat p3k itu di hadapan rey.

Rey menerima itu dengan lembut. Setelah itu ia berusaha membuka ikatan yang tadi sempat ia ikatkan untuk memberhentikan darah yang terus keluar.

Ekspresi rey yang begitu santai menangani keyla saat ini tak lepas dari penglihatan mata keyla. Jika rey yang begitu santai beda halnya dengan bocah kecil yang berada di tengah mereka yang terus saja menguap.

"Roni ke kamar aja kalo udah ngantuk." Ucap keyla lembut.

"Nggak ko kak.... huaaam." Jawab roni sambil mengucek ucek matanya.

"Tuh udah nguap lagi, sana tidur besok harus sekolah juga kan?" Tanya keyla.

"Ga papa kalo roni tidur lagi?" Tanya roni polos.

"Haha iya ron gak papa ko." Ucap keyla sambil terkekeh.

"Ya udah roni ke atas ya kak." Pamit roni.

Setelah berpamitan roni berjalan ke arah kamarnya dengan berjalan lunglai akibat rasa kantuknya. Keyla yang melihatnya hanya bisa menghela nafasnya.

Pasalnya ia semakin khawatir jika roni akan terkena gangguan psikis karena kejadian tadi.

"Ga usah khawatir nanti gue suruh anak buah gue buat ngawasin roni juga." Ucap rey santai sambil tangannya masih memerban kaki keyla.

"Gue khawatir roni bakal ngalamin gangguan psikis." Ucap keyla rendah.

"Ga mungkin ga usah lebay deh."

"Lo enak ngomong kaya gitu karena masa kecil lo ga ngalamin hal yang kaya gini."

"Emang masa kecil lo pernah?"

"Pernah.." lirih keyla pelan.

"Ha?" Ucap rey seakan ia meminta pengulangan yang keyla katakan tadi.

"Nggak."

Rey yang mendengar pun hanya mengangkat bahunya tak acuh.

"Udah selesai." Ucap rey.

Keyla berusaha menurunkan sebelah kaki yang berada di pangkuan rey dengan hati hati.

Rey sontak terkejut ketika dengan tiba tiba nya keyla memeluk dirinya tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu.

"Makasih lo udah dateng tepat waktu, makasih udah ada di saat gue dan roni perlu bantuan dan terimakasih juga lo udah ngobatin kaki gue." Ucap keyla lembut.

"Eh- iy-a sama sama ko key." Jawab rey gugup.

Ketika tangan rey ingin mengelus rambut keyla segera rey urungkan dikarenakan keyla sudah melepas pelukannya dengan ending yang begitu menjijikan menurut rey.

Srettt

"Lo punya baju ngapain keluarin ingus lo di baju gue!" Ucap rey yang tidak terima.

Keyla hanya menunjukan cengirannya. Rey yang melihat itu pun ingin rasanya ia menenggelamkan keyla di samudra Atlantis agar keyla bisa bertemu dengan jack sang pemain di Titanic.

"Ya maaf rey gue kelepasan sumpah." Ucap keyla sambil menunjukan dua jarinya.

Dan rey tidak menjawabnya ia sudah terlalu kesal dengan keyla. Sejujurnya ketika keyla memeluk dirinya ia hampir terbawa suasana namun dengan ending yang begitu buruk rey merutuki kesalahannya.

"Kapan?" Tanya keyla.

"Apanya." Ucap rey bingung.

"Lo pulang." Ucap keyla santai.

"Jadi lo ngusir gue?" Tanya rey sedikit tidak terima.

"Ya maksud gue bukan apa apa nih ya rey, lo pikirin deh, ini kan udah mau jam satu malem dan lo masih di rumah gue apa kata tetangga nanti?" Ucap keyla sedikit tidak enak.

"Dan lo pikirin kembali setelah gue pulang apa orang tadi ga bakal balik lagi?"

Haii aku up lagi nih:)
Jangan lupa vote+comment ya guys:** biar author lebih semangat lagi buat ceritanya:)

Tapi author emang semangat 45 ko setiap harinya wkwk:)

Thxu for watching guys see you next time:*

Saranghaeyo:*

Detektif My Husband(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang