Duapuluh Tujuh

34 9 12
                                    

"ajak gue kabur."

"ha!" ucap rey spontan karena keget akan ucapan keyla yang tiba-tiba mengajaknya kabur. Apakah ada yang salah dengan otak keyla sekarang pikir rey.

"mak-ksud lo?" tanya rey gugup.

"iya bawa gue kabur dari sini." Ucap keyla sambil menatap mata rey seakan dirinnya tengah serius dengan ucapannya.

"lo gila?"

"kita kabur dari sini terus ditengah jalan kita berpencar tentuin arah kita masing masing."

"buat apa?" tanya rey yang masih tidak habis pikir dengan tindakan keyla.

"buat menghindar jadi perjodohan lah!"ucap key kesal.

"segala sesuatu itu gak harus lari key." Ucap rey berusaha mensehati.

"gue cape diem aja jadi gue memilih lari." Ucap keyla pasrah.

"gue gak akan larang lo tapi gue gak akan kabur." Ucap rey seraya tersenyum.

"jadi maksud lo, lo terima perjodohan konyol ini?" tanya keyla tak percaya.

"kalo untuk menerimanya mungkin gue belum bisa tapi gue cukup dewasa untuk memahaminya."

"jujur gue gak ngerti kemana arah jalan pikrian lo rey."

"justru itu gue yang harusnya ngomong gitu ke elo key."

"gue?" Ucap keyla tak percaya sambil menunjuk kearah dirinya.

"iya elo. Seharunya lo mikir seribu kali ketika lo mau mengakhiri hidup lo, jujur gue aja yang kemaren sempet mau kabur tapi gue urungin."

"Kenapa." Tanya keyla.

"karena gue ga bisa liat orang yang gue sayangi nanti harus menderita akibat ulah sikap gue yang terlalu kekanak-kanakan." Ucap rey sambil mengelus kening keyla lembut.

"jadi gue mohon sama lo, urungin niat lo kita hadapi ini sama-sama kalaupun kita ditakdirkan untuk bersama lewat perjodohan ini maka insya allah gue ikhlas menerimanya." Ucap rey.

"tt-api gue gak bisa." ucap keyla dengan keraguan.

"bukan ga bisa tapi belum bisa."
Keyla menutup matanya tanpa sadar air matanya kembali menetes. Namun bedanya kali ini rey lah yang menghapus air matanya. Sontak saja keyla langusng menatap rey.

"jangan nangis, kita hadapi ini sama-sama."ucap rey dengan suara lembutnya.

Akhirnya keyla pun menganggukan kepalanya pertanda ia setuju. Rey yang melihatnya hanya bisa tersenyum. Jujur didalam hati rey yang paling dalam ia pun sama masih ragu dengan keputusannya namun ia haru ingat dengan perkataan ayahnya kemarin.

Flashback.

Ketika rey sudah berada di pekarangan rumahnya langsung saja disambut oleh maya sang ibunda. Maya langsung saja memeluk putranya dengan penuh kasih sayang.

"maafin bunda sama ayah yang sudah mengambil keputusan tanpa bertanya dulu sama kamu."ucap maya merasa bersalah.

"gak apa-apa bund yang terpenting sekarang rey harus ketemu ayah dulu rey mau nolak perjodohan itu."

"ayah ada di ruang kerjanya dia udah nungguin kamu dari tadi."

"yasudah rey ke sana dulu ya bund."
Setelah mengatakan itu rey pun melenggangkan kakinya menuju tempat dimana ruangan kerja sang ayah. Dan benar saja ketika rey membuka pintu putra  sudah berada di dalamnya.

"ayah rey masuk." dan langsung dibalas anggukan oleh putra.

"ayah rey mau meno-"

"duduk dulu.." Potong surya dengan lembut.

Detektif My Husband(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang