Enambelas

50 10 3
                                    

Setibanya keyla di sekolahan. Keyla langsung melenggang menuju kelasnya yang berada di lantai atas tepatnya di kelas X- IPA I.

"Lo kok ada di sini?." Ucap keyla kaget ketika matanya melihat laki laki yang kemarin malam ia temui.

"Ini emang kelas gue. Ada yang salah?" Ucapnya datar.

"En-gga maksud gue kemaren kok lo ga ada?"

"Anak baru?" Tanya keyla lagi.

"Kemaren gue ga masuk."

Keyla hanya mengangguk saja. Dan langsung duduk di tempatnya yang berada di deretan ketiga.

Satu persatu semua murid masuk ke dalam ruangan kelas. Asing itulah situasi keyla sekarang ketika melihat teman temannya yang sok akrab dengannya.

Tak selang berapa lama setelah bel berbunyi seorang pria paruh baya masuk kedalam kelas.

"Selamat pagi semua." Ucapnya ramah.

"Pagi pak.." ucap mereka serempak.

"Perkenalkan nama saya tino. Dan disini saya mengajar pelajaran sastra, ada yang ditanyakan untuk itu bisa langsung acungkan tangan?."

"Pa, kalo mau jadi artis berarti harus belajar di bapak dong?" Celetuk seorang siswi dengan bedak tebalnya.

"Emang kamu cantik?." Oke cukup untuk mempermalukannya.

Tajem bener pa

Ga lagi lagi gue nanya omong kosong kaya tadi deh

Semoga killer nya semester awal ya Tuhan

Batin siswa siswi dalam hatinya masing masing.

"Hari ini kita mulai dengan bab awal yaitu tentang drama." Ucap pak tino sambil menulis di papan tulis.

"Kalian pahami tentang drama jika ada yang kesusahan bisa langsung bertanya dan jika semua sudah mengerti minggu depan kita mulai membagi kelompok untuk pentas drama." Ucap pak tino.

"Siap pak." Ucap mereka serempak.

Dan seterusnya hingga tidak terasa jam istirahat berbunyi begitu nyaringnya.

"Lo punya hutang penjelasan sama gue!" Ucap keyla melihat laki laki itu melewati dirinya.

"Ikut gue ke taman." Jawabnya dan langsung di ikuti oleh keyla dari belakang.

Setelah mereka sampai ditaman.

"Gue reynaldi putra kusuma." Ucap nya to the point.

"Ga ada salamannya nih?" Tanya keyla ketika matanya tidak menemukan ia mengulurkan tangannya.

"Ngarep!"

"Gue keyla sur-"

"Udah tau!" Potong rey.

"Ternyata selain lo nyebelin lo orangnya ga sopan juga." Sarkas keyla.

"Kalo udah tau bagus deh." Jawabnya enteng.

"Yayaya." Ucap keyla malas.

"Yaudah sekarang lo jelasin apa yang seharusnya lo jelasin ke gue." Ucap keyla serius.

"Gue ditugasin buat jagain lo karena lo satu satunya saksi tentang kematian rahma." Jelasnya.

"Kenapa?"

"Ya karena lo saksi."

"Maksud gue kenapa gue harus di jagain segala?" Ucap keyla berusaha tenang.

"Karena itu sudah aturannya."

"Gue menolak adanya penjagaan!" Bentak keyla.

"Kita jaganya juga dari jauh bukan dari depan gausah drama seakan akan lo di kekang sana sini."

"Tapi gue ga nyaman!" Ucap keyla frustasi.

"Lo tinggal acuh tak acuh gampang kan kaya hari hari biasanya aja."

"Tau ah pusing gue!" Ucap keyla sambil meninggalkan reynald sendirian di taman.

Keyla menggerutu di sepanjang jalannya. Ia masih kesal dengan rey apa lagi dengan sikapnya yang begitu tak acuh kepada dirinya.

"Mang bakso!" Teriak keyla.

"Berapa neng?" Jawab mang ujang.

"Sepuluh ribu. Kasih sambel, juga saos, cukanya jangan lupa, cabenya yang pedes mang biar kaya mulut tetangga!"

Sontak semua murid menoleh ke arah keyla dengan tatapan yang sulit di artikan. Dan teruntuk keyla pun tidak memperdulikannya toh ini kantin bukan di ruang bk jadi ia bebas dong berpesan apa saja.

Up lagi dong:)

Aku mau berterimakasih buat kalian yang masih stay dengan cerita aku, awalnya aku insicure banget yang liat cuma sedikit tapi aku mikir lagi, tujuan awal aku itu buat cerita bukan cuma dapet banyak yang baca tapi tujuan aku itu buat tamatin ni cerita jadi, aku semangat lagi deh:)

Dan buat kalian yang udah baca please banget dong jangan jadi silent readers yah, kalo bisa kalian vote juga biar insicure aku berkurang:'(

Detektif My Husband(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang