Tigapuluh

30 6 8
                                    

Di tempat lain

Semua orang dengan pakaian serba hitamnya tengah duduk di deretan bangku yang sudah di siapkan.

Masuklah seorang pria dengan balutan jas mahalnya itu dan berdiri di atas mimbar.

"Semua yang sudah berkumpul disini saya hanya akan menyampaikan hal penting dan tidak akan memakan banyak waktu." Ucap nya dengan suara tegas.

"Tentang kasus gadis itu sudah saya tangani dan polisi pun juga sudah menutup kasus dengan dalih bunuh diri. Itu akan di sampaikan besok pagi." Ucap nya dan terlihat dari orang-orang yang memakai serba hitam itu menghela nafasnya pelan seakan akan beban yang tadi mereka pikul sekarang sudah lenyap.

"Jadi untuk misi yang sempat tertunda kalian teruskan kembali. Jika ada orang lain yang tahu ringkus dia dan jika ada yang berani menggagalkannya bunuh dia. Sekian." Ucapnya. Setelah itu ia pergi begitu saja dan di susul oleh orang-orang yang berbaju hitam.

Kembali dengan Rey dan Keyla. Rey sempat terheran-heran mengapa keyla tiba-tiba menutup matanya.

Niat rey hanya ingin mincium aroma kopi dari wajah keyla apakah masih terasa menyengat kah atau sudah hilang akibat ulahnya. Namun siapa sangka reaksi keyla diluar ekspetasi.

Merasa tidak ada pergerakan membuat bola mata keyla bergerak gerak. Itu membuat rey semakin ingin tertawa kembali.

Akhirnya keyla membuka matanya perlahan namun di kejutkan dengan raut wajah rey begitu menyebalkan. Bagaimana tidak menyebalkan. Rey menjulurkan lidahnya mengejek dan lihatlah matanya juga ia buat seolah matanya juling dengan bola matanya mengarah ke arah yang bersamaan.

"Wleeee." Masih mengejek keyla.

"SETAN!"

"ANJ-" langsung terhenti ketika mendegar suara dari arah pintu.

"Assalamualaikum!" Ucap roni disusul oleh surya di belakangnya.

Akibat senderan sofa keyla yang lumayan tinggi itu mengakibatkan dari arah luar tidak akan kelihatan apa yang keyla dan rey lakukan sekarang.

Sofa tersebut juga berlawanan arah dengan pintu utama. Dan mengapa kita membahas sofa sekarang!

Sontak saja rey langsung bangun dari posisi nya dan di susul oleh keyla.

"Wa'alaikumsalam.." jawab keyla tersenyum seakan akan tidak terjadi apa-apa.

"Kalian habis ngapain." Ucap surya curiga.

"Ha?" Ucap rey kikuk sambil menggaruk tengkuknya asal.

"Kita emang habis ngapain sih rey?" Ucap keyla tak sama kikuknya. Oke mereka sejoli kikuk. Canda hehe.

"Kak key habis ngapain ko rambut kaka acak-acakan gitu." Ucap roni sambil duduk di tengah dimana keyla dan rey duduk.

"Hm.. kak rey tadi jail sama kaka masa rambut kaka di awut awutin sama dia jadi kaya gini kan." Ucap keyla berusaha meyakinkan.

"Beneran rey?" Tanya surya.

"Eh- bener om.. hm iseng doang sih."

Keyla yang melihatnya pun menghela nafasnya perlahan. Untung saja rey masih bisa di ajak kompromi.

"Gimana tour nya seneng gak nih?" Tanya keyla berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Seneng dong." Balas roni dengan senang.

"Kalo gitu mana oleh-oleh nya hm?" Pinta keyla.

"Ada tadi roni bel- eh ini kenapa kak?"ucap roni kaget ketika matanya melihat tangan keyla di balut perban.

"Eh, kemaren kaka jatuh." Bohong keyla.

"Kapan, terus dimana, jatuhnya sama siapa, jawab ka." Tanya roni tidak sabaran.

"Eee, roni emang engga cape mending roni istirahat aja gih" Ucap rey berusaha mengalihkan topik.

"Ga mau." Tolak roni.

"Tadi di mobil katanya roni udah cape pegel-pegel juga." Ucap surya ikut menimpali.

"T-tapi kak keyla harus jawab dulu pertanyaan roni tadi."

"Iya kaka nanti jawab kalo roni udah istirahat." Bukan keyla melainkan rey yang mengatakan itu.

"Janji yah."

"Janji." Ucap semuanya serempak.

"Beneran loh ya, kalo kalian boong sama roni, hm...roni ga bakal kasih oleh-olehnya." Ancam roni.

"Iya sayang, sekarang kamu istirahat dulu gih." Ucap keyla dengan lembut.

Roni berdiri setelah berpamitan dan langsung melenggangkan kaki nya menuju lantai atas dimana kamarnya berada.

"Rey nanti malem bilang sama ayah kamu om undang makan malam disini tadi om telfon tapi ga di angkat oleh ayahmu mungkin dia sedang sibuk. Jadi sampaikan pesanku padanya."

"Iya om nanti rey bilang ke ayah. Ya sudah rey pamit pulang dulu." Ucap rey sopan sambil berpamitan kepada surya.

"Hati-hati." Ucap keyla.

"Hm."

Setelah kepulangan Reynald surya langsung mendekati keyla. Ia elus surai rambut keyla dengan pelan

"Gimana tangannya masih sakit?" Tanya papa surya.

"Hm.. kadang."

"Obat nya udah di minum?"

"Hehe belum." Ucap keyla dengan cengirannya.

"Kamu ini.. yaudah ayo papa anter ke kamar kamu." Ucap surya.

Surya berjalana kearah tangga sambil memapah tubuh putri kesayangannya itu dengan lembut.

Sesampainya di kamar keyla surya langsung mengambil obat yang berada di atas nakas. Tidak lupa dengan air putih yang berada di samping.

"Nih diminum." Ucap surya sambil menyodorkan beberapa obat ke arah keyla. Dan keyla menerimanya dengan malas. Ya mana ada coba yang mau minum obat pait dengan semangat kalo ada seret orangnya. Canda author hehe.

"Masih marah sama papa?" Ucap surya ikut duduk di samping keyla.

Langsung dibalas gelengan kepala oleh keyla.

"Sayang ga benci kan sama papa?"

"Mana bisa keyla benci sama papa." Ucap keyla sambil merangkul papanya dengan sayang. Surya pun sama ia membalas pelukan dari putrinya.
.
.
.
.

Di karenakan author sekarang-sekarang ini lagi free jadi Insha Allah bakal up tiap hari yeyyy

Dan maaf banget buat komen-komen dari kalian jarang aku bales karena jujur kemaren itu aku super sibuk tepatnya di bulan april:'(

Aku ikut UTBK doain ya semua semoga aku lulus:) yang baca cerita aku ada yang ikut juga? Kalian boleh komen yah biar kita bisa shering gimana rasanya di kelilingi sama anak-anak pinter dari kota-kota lainnya.

Jangan lupa votte+comments ya guys karena itu bikin aku tambah semangat buat ngembangin imajinasi yang sempat terpendam dulu eh kaya lagu wkwk.

Udah segitu aja deh terus pantengin cerita aku ya:*

Semangat berpuasa bagi yang menjalankan

#Salam_Marhaban_Ya_Ramadhan

Detektif My Husband(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang