12. Zwölf

5.1K 606 7
                                    

Di sebuah ruang laboratorium seorang pria tua yang dibantu dengan beberapa rekannya sedang meneliti. Banyak alat alat lab yang berkeja di ruangan itu.

"Prof. mereka semua sudah dikumpulkan. Bahkan yang bersembunyi di hutan juga sudah dikumpulkan." Ujar seorang pemuda sambil menyerahkan sebuah dokumen pada pria tua tersebut.

"Mereka sudah dibagi sesuai perintahku kan?" Tanya sang pria tua tersebut.

"Tentu. Werewolf murni dan werewolf tak murni. Mereka yang memiliki gen serigala lebih banyak berada di ruangan pertama, sedangkan mereka yang memiliki gen manusia lebih banyak berada di ruangan kedua." Jelas pemuda tersebut.

"Baiklah. Habisi semua werewolf murni. Penawar buatan tim ku tak akan bisa mengatasinya."

Setelah sang pria tua mengatakan itu, sang pemuda hanya mengangguk dan pergi menjalan perintah dari sang pria tua.

***

Jungkook terbangun, ia tak tahu berada dimana. Tangan dan kakinya terikat, ia dibaringkan di sebuah ranjang pesakitan.

Matanya melihat sekeliling, disamping kanan dan kirinya terdapat tirai hijau muda. Di depannya hanya sebuah dinding putih yang membosankan.

Ia mencoba mengingat kenapa dirinya berakhir disini. Seingatnya kemarin saat pulang sekolah, ia menunggu Yoongi di gerbang.

Namun tiba-tiba seseorang membekapnya dan pandangannya memburam. Ia sempat mendengar Yoongi meneriakkan namanya.

Dimana Yoongi sekarang? Pikirnya.

Tiba-tiba seorang pria dengan pakaian perawat datang dari arah kanan dan berjalan ke arahnya. Pria itu mendorong sebuah troli yang berisi alat kedokteran.

"Permisi, kalau boleh tahu, aku dimana?" Tanya Jungkook sopan pada pria itu.

Namun pria itu hanya menatapnya sekilas kemudian melanjutkan pekerjaannya, memasang cairan infus pada tangan Jungkook.

Setelah selesai dengan infus, pria tersebut menyuntikkan sebuah cairan bening pada selang infus Jungkook, kemudian merapikan barangnya.

"Jika kau ingin selamat, sebaiknya jangan membantah." Ujar pria tersebut kemudian berlalu pergi.

***

Jungkook tak tahu sudah berapa lama ia berada di ruangan ini. Tak ada jendela ataupun alat untuk mengetahui ini siang atau malam.

Infus juga terpasang apik di tangannya, beberapa kali perawat juga mengganti infusnya saat cairan pada kantung sudah habis.

Perawat juga akan mengecek kondisinya secara berkala. Cairan bening juga tetap disuntikkan pada selang infusnya.

Jungkook rindu Taehyung sejujurnya. Rindu akan atensi pemuda Kim itu, rindu akan masakan Taehyung, rindu segalanya tentang Taehyung.

Ia ingin kabur dari sini, namun tubuhnya terikat kuat di ranjang. Selain itu cairan yang mereka suntikkan juga  membuat Jungkook lebih lemas dan cepat lelah, padahal ia hanya berbaring di ranjang seharian.

Ia tak tahu tempat apa ini, setiap perawat yang ditanya oleh Jungkook hanya diam membisu. Tak ada yang mengatakan padanya tempat apa ini.

"Taehyungie hyung, Kookie rindu." Gumamnya pelan sambil menatap dinding putih di depannya.

-tbc-

Baby Wolfie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang