"Jadi, bagaimana kabar hyung?" Tanya Jungkook setelah menghabiskan ramen miliknya.
Taehyung yang sedang meniup ramen itu segera mendongak, "seperti yang kau lihat, aku baik."
"Uhm... Kupikir hyung sedang tidak baik, melihat matamu yang memerah dan bengkak."
"Ini hanya terkena debu saat aku di jalan pulang." Sanggahnya cepat.
"Oh ya?" Tanya Jungkook tak yakin, ia menopang kepalanya di atas tangan, menatap Taehyung.
"Tentu saja, kau pikir aku akan menangisimu yang tiba-tiba hilang begitu?" Jawab Taehyung sewot, segera ia memasukkan mie ramen kedalam mulutnya dengan kesal.
Jungkook yang mendengar jawaban itu terkekeh kecil, hyung-nya lucu sekali. Ia tetap berada di posisi tersebut menatap Taehyung yng menggemaskan saat makan.
Sedangkan Taehyung yang ditatap demikan merasa malu. Ia menyembunyikan rona pipinya dengan menunduk, memakan ramen.
"Daripada kau menatapku seperti itu, lebih baik jelaskan kemana saja kau selama ini."
***
Setelah tadi Jungkook menjelaskan secara singkat kemana saja ia selama ini, kini mereka berdua telah berada di atas ranjang yang sama, bersiap tidur.
Taehyung sedari tadi bergerak gelisah, ia tak bisa tidur, mengingat ia seranjang dengan pria dewasa. Bukan anak berumur 12 tahun ataupun 5 tahun.
Rasa canggung memenuhi seluruh tubuhnya, membuatnya tak bisa memejamkan mata.
"Hyungie..." Itu suara Jungkook, memanggilnya.
"Boleh tidak aku memeluk hyungie?" Jungkook tahu Taehyung belum tidur meskipun panggilan sebelumnya tak dijawab.
"Hm..." Taehyung berdeham singkat memberi jawaban, dan Jungkook menganggapnya sebagai persetujuan.
Segera ia menghadap Taehyung yang memunggunginya dan melingkarkan tangannya ke pinggang kecil itu. Kepalanya ia sandarkan di belakang tengkuk Tarhyung.
"Hyungie tahu, aku... rindu hyungie, sangat." Ujar Jeongguk pelan.
"Setiap hari aku selalu memikirkan tentang hyung, apa hyung baik baik saja? Apa hyung sudah makan? Bagaimana kabar hyung?" Aku Jungkook, pelukannya semakin mengerat di pinggang Taehyung.
"Dan sekarang, aku bersyukur bahwa aku bisa melihat hyung, memegang hyung. Aku bersyukur atas semua itu."
"Aku... sayang hyung, jangan tinggalkan aku ya?"
Taehyung segera berbalik badan, menghadap Jungkook dengan air mata yang membasahi pipi tirusnya.
Ia membalas pelukan Jungkook, melingkarkam tangannya di leher pemuda itu dan menyembunyikan wajah basahnya disana.
"H-hyung juga sayang Jungkookie, sayang sekali. Hyung tak akan meninggalkan mu, jadi kau tak boleh meninggalkan hyung." Balasnya dengan suara bergetar.
Jungkook yang mendengar itu tersenyum senang, ia mengeratkan pelukannya dan mengusap sayang kepala Taehyung, menenangkannya.
"Aku sayang hyungie, sayang sekali..." Bisiknya.
Malam itu Taehyung dan Jungkook tidur dengan berpelukan erat, berharap tak ada yang menghilang esok pagi. Menjanga satu sama lain.
***
Pagi ini Taehyung terbangun saat cahaya matahari mengusik tidurnya. Ia menatap sebelahnya dan hanya menemukan ranjang kosong yang dingin.
Air mata mulai mengalir membasahi pipi merahnya. "Apa yang kau harapkan? Jungkookie tak akan pernah kembali, semua itu hanya mimpi." Gumamnya pada diri sendiri.
Ia memukul kepalanya, merutuki kebodohannya yang selalu berharap Jungkook kembali.
Taehyung menangis dengan keras, mimpinya semalam terlalu nyata, membuatnya terlalu berharap bahwa Jungkookie-nya akan pulang.
"Hyungie? Ada apa?"
-tbc-
***
A/N
Adakah yang mau request adegan buat bonus chapter???
Tapi aku gak janji bakal buatin semuanya, mungkin beberapa aja sih yang bakal ku pilih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Wolfie [END]
FanfictionTaehyung sedang menjalani wajib militer ketika menemukan anak werewolf. Dan ketika melihat mata emas milik anak itu membuatnya terpikat, menumbuhkan rasa ingin melindungi. Berakhir membawanya pulang tanpa sepengetahuan sang komandan. OLD!KTH KID...