17

577 78 34
                                    

tolong komen dan votenya :) jangan bikin aku malu nulis, tapi ga dihargai wkwkw

Gadis itu memencet berkali-kali bel yang terpasang di pintu, mengundang beberapa pasang mata tetangga yang berlalu lalang terarah padanya. Terakhir, dia menendang pintu tersebut dengan keras sebagai luapan kemarahan sebelum menyandarkan punggung kecilnya di dinding. Tubuhnya merosot ke tanah, seiring dengan air yang jatuh dari pelupuk mata indah sang gadis.

"Kau berjanji tak akan pergi lagi..." Lirihan tanda kesesakan mengisi lorong sepi malam itu.

Seungwan mempercayai Sehun sepenuhnya, sungguh, tapi mengapa pemuda itu suka sekali mengingkari janjinya? Dia berjanji tak akan pergi lagi, tapi beberapa hari ini Sehun tak bisa dihubungi -tepat terakhir kali mereka berjumpa adalah saat Taehyung menggantikan sosoknya di depan pintu rumah.

Hari itu berakhir dengan suram, Seungwan tak menghiraukan Taehyung dan malah kembali ke kamarnya, membuat pemuda tersebut pulang dengan kekecewaan. Bahkan Ilkook yang tak mengerti juga tak bisa menahan Seungwan untuk tetap berada di sana.

Sehun menghilang, entah untuk ke berapa kalinya semenjak mereka berkenalan. Tanpa kabar, tanpa memberitahu dan gilanya, Seungwan tetap saja mengkhawatirkannya. Di dalam pikiran jernihnya yang masih tersisa, pemuda itu sepertinya memang tak menginginkannya. Buktinya, dia hanya datang ketika gairah seksualnya melonjak dan meminta pada Seungwan untuk membantunya menuntaskan hasrat, namun kemudian dia menghilang lagi.

Namun sebisa mungkin Seungwan yang frustasi menepis itu, Sehun pasti memiliki banyak sekali hal yang harus dilakukannya. Dan dirinya hanya disini, perlu menunggu untuk pemuda itu. Seolah dia sedang terombang-ambing sekarang, Seungwan bingung apa sebenarnya yang Sehun rasakan padanya.

Maka dia berdiri dengan kedua kaki mungilnya, menghadap pintu bersamaan dengan sebuah makian dari bibir kecilnya keluar, "Sial."

"Kau anggap aku apa, hah?!" Kesal Seungwan, jemarinya menunjuk-nunjuk pintu unit apartemen Sehun itu, "Kenapa kau selalu pergi setelah aku memberikan diriku padamu, apa maumu?!"

Sebentar lagi pasti satpam apartemen ini akan menyeretnya keluar, jangan salah, Seungwan sudah menyiapkan mental untuk dipaksa keluar. Jadi suara gertakannya semakin keras, tak ayal isakan menemani suara paraunya.

"Aku membencimu! Aku benar-benar membencimu! Seharusnya kau tak usah datang saja dan berjanji akan bertemu ayah jika memang tak mau! Seharusnya kau enyah saja sana!"

"Seungwan."

Gadis tersebut berbalik, nyalang pada sesosok tinggi dengan setelan formal membalut tubuhnya yang menjadi pelaku semua tindakan anarkisnya. Pelaku yang membuatnya menangis beberapa hari ini. Langkah kaki mungilnya maju, telapak tangannya menyentuh keras pipi sang pemuda -membuat Sehun terdiam batu di sana.

"Darimana saja kau?! Kau membuatku malu di depan ayahku, kau membuatku seperti seorang gadis yang menyedihkan!" Gertak Seungwan, tak ada gadis lemah itu, dia menunjukkan seluruh kekecewaannya pada Sehun yang bertindak sesuka hatinya, "Kau bilang ku mencintaiku, tapi kenapa kau selalu pergi tiba-tiba?! Apa kau berbohong saat kau bilang kau mencintaiku, huh?! Apa kau sebenarnya hanya memanfaatkan kebodohanku atas dirimu untuk kau nikmati di atas ranjangmu?!"

Tetesan air mata Seungwan jatuh ke tanah, Sehun memandangnya sesaat sebelum dia memutar kepala menghadap raut gusar gadis tersebut. Tak ada ekspresi pasti yang Sehun tunjukkan, hanya keheningan panjang seolah bibirnya terkancing rapat.

"Kenapa, Sehun? Kau terkejut aku bisa marah seperti ini padamu? Kau terkejut aku bukan-"

"Bibiku meninggal, Seungwan."

As Long As You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang