21

479 74 28
                                    

"Maaf paman, tapi Seulgi memang tak ikut bersama mereka."

"Liburan bersama Seungwan? Soojung hanya menghabiskan waktu di Seoul belakangan ini."

Ilkook nyaris menghantam kaca di hadapannya, menutup panggilan dari Soojung dan melempar ponselnya ke sembarangan arah. Emosi nampak di matanya yang gelap. Diselimuti kemarahan yang memuncak, bersamaan dengan makian kasar yang terdengar dari bibirnya.

Sudah lima hari ini Seungwan tak terdengar jelas kabarnya. Gadis itu hanya mengabarinya di pagi hari dan menghilang di telan bumi setelahnya, seakan enggan bicara pada Ilkook. Ponselnya tak bisa dilacak entah apa yang terjadi, dimana benda itu mati dan seperti tadi, hanya akan hidup di pagi hari. Tidak ada postingan apapun di sosial medianya, tidak ada seorang temanpun yang Ilkook kenal menemaninya. Kecuali satu, Oh Sehun.

Pemuda yang selalu menjadi sumber kekacauan hidupnya sekarang, yang datang setelah belasan tahun berlalu.

Hampir saja Ilkook berurusan lagi dengan polisi yang paling dihindarinya. Tapi tentu saja polisi tidak akan mau membantunya jika Seungwan memang selalu mengabarinya di pagi hari. Ilkook sudah membujuk Seungwan untuk segera pulang, namun putrinya itu selalu menghindari topik itu dengan segera. Mengatakan bahwa dirinya belum puas liburan dan masih ingin bersenang-senang.

Rasanya kepala Ilkook akan pecah seketika, Sehun benar-benar melangkah terlalu jauh hingga bisa membuat Seungwan tak mau menurut lagi padanya. Derap langkah pantofelnya bergerak cepat melintasi rumah, menuju pintu utama dengan niat menyewa beberapa detektif dan pengawal juga gangster kalau dia mau untuk mencari keberadaan putrinya. Untuk membawa Seungwan pulang ke rumah seharusnya, dan Ilkook tak mau toleransi kali ini.

Seungwan harus dihukum, agar dia menjauhi Sehun. Mengurungnya sepertinya adalah hal yang tepat juga sempurna.

Dan pemuda itu muncul di ambang pintu dengan senyum tipis di bibirnya, tepat setelah Ilkook membuka pintu tersebut, "Hai paman Son?"

Kerah baju Sehun ditarik dengan segenap kemarahan, Ilkook hendak melayangkan tinju saat Sehun lebih dulu menahannya tenang.

"Dimana kau sembunyikan putriku brengsek?!" Teriaknya dihadapan wajah Sehun, menarik pemuda itu masuk ke dalam rumahnya dan melempar tubuh Sehun begitu saja ke lantai. Suara dentuman tubuh dan marmer terdengar agak keras.

Sehun meringis, namun suara tawa dari dalam dadanya terdengar, "Well, aku tak menyembunyikannya. Kalau aku menyembunyikannya, dia tak akan menghubungimu setiap pagi."

"Aku tidak mau mendengar apapun dari mulut sialanmu itu," Ilkook bertumpu dengan satu kakinya, menatap Sehun penuh dengan segala kebenciannya, "Dimana putriku? Beritahu selagi aku memintanya baik-baik padamu."

"Baik-baik?" Sehun kembali tak sanggup menahan tawanya yang sinis, "Aku tergelatak di lantai karenamu dan kau sebut ini baik-baik? Padahal akulah yang datang baik-baik dan menyapamu dengan senyuman. Menjijikan."

Bugh!

"Aku bilang dimana putriku, brengsek?!" Pukulan Ilkook kembali menyapa pipi kiri Sehun, "Katakan atau aku akan membunuhmu!"

Pria tersebut semakin emosi saat menyadari bahwa Sehun hanya datang sendirian, meninggalkan putrinya dimana entah berada. Sungguh, Ilkook akan memastikan pemuda ini mati jika sesuatu terjadi pada Seungwan.

"Coba saja, silahkan," Sehun tersenyum remeh, "Padahal aku ingin menjemput paman untuk liburan bersama kami."

Ilkook lantas terdiam, memandangi sedalam-dalamnya wajah Sehun. Mencoba menerawang lebih apa yang dimaksudkan pemuda tersebut.

As Long As You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang