ini gila sidersnya banyak banget, bikin males lanjutin. Gatau ini up terakhir keknya, eh. soalnya kekmya banyak yg ga tertarik gitu wkwkwk
silahkan vote dan komen yaaa ❤️
✨
Seungwan tersenyum canggung di hadapan ayahnya sambil terus menggenggam jemari Sehun erat, pemuda itu juga tak melepaskan tautan mereka. Sampai pada titik Seungwan tak tahan, lalu segera menghancurkan keheningan panjang mereka dengan seruan riang.
"Aku akan siapkan makanan dulu kalau begitu," dia berdiri, Sehun memandangnya dengan senyum lembut namun Seungwan sudah menatap ayahnya yang masih menelusuri Sehun di bawah ekspresi tak pastinya, "Ayah, jangan tanya yang tidak-tidak ya pada Sehun," ucapnya sebelum berlalu pergi ke dapur untuk menyiapkan hidangan natal mereka.
Sepeninggalan Seungwan, bukan berarti atmosfer membaik di antara mereka. Sehun dengan tenang melipat kakinya, terlihat tidak sopan namun kesantunan memang bukan sifatnya –apalagi kepada pria paruh baya yang menjadi penyebab sikap brandalnya tumbuh.
"Jadi kau... Oh?"
"Sehun," lanjut Sehun saat kalimat memastikan Ilkook itu tergantung, mungkin ragu menyebut namanya yang sudah pasti sangat Ilkook kenali, "Ayahku Oh Yeonseok, dan ibuku Seo Hyunjin," jelas Sehun yang semakin menyenangkan baginya sambil menggigit ujung kuku, menikmati perubahan raut wajah Ilkook bersamaan dengan kedua jemari pria dihadapannya yang mengepal.
Sehun tak mau bermain-main, dia sudah tak tahan melihat ketenangan hidup Ilkook dan Seungwan sementara dia menderita di kejauhan.
"Sudah bertahun-tahun berlalu," Sehun berbicara dalam suara rendah, terdengar sangat suram, "Apa mungkin Anda melupakan saya?"
"Berani-beraninya kau mendekati putriku," desis Ilkook, gusar nampak jelas di setiap kalimatnya.
Melihat wajah pemuda itu muncul bersama Seungwan nyaris membuatnya kalap dalam kemurkaan di depan putrinya. Namun Seungwan yang begitu gembira menahan semua rasa di dadanya, menekan Ilkook hingga tak sanggup berkata-kata untuk menyambut Sehun. Dan akhirnya mereka berakhir di sofa ruang tengah dengan berhalangan meja, saling memandang penuh kebencian.
Sehun menyeringai, retinanya berpandangan tepat dengan kedua mata di balik kacamata tebal yang sarat akan kemarahan tersebut, "Apa yang salah?"
"Seungwan seharusnya tak jatuh ke pelukanmu," sinis Ilkook yang jauh dari konteks pertanyaan Sehun, "Kau pasti sedang merencanakan sesuatu."
"Cerdas sekali," ejek Sehun, menepuk kedua telapak tangannya heboh, "Kenapa aku harus diam jika mangsanya sudah ada di kandangku?"
"Jaga bicaramu!" Luapan emosi Ilkook akhirnya tersalurkan, namun sebisa mungkin dia tak begitu keras bersuara agar tak mengejutkan Seungwan, "Apapun yang sedang kau lakukan, jauhi putriku sebelum aku sendiri yang menjauhkannya darimu!"
"Coba saja," pemuda tersebut dengan tenang mengendikkan bahunya, "Kalau kau tak mau putrimu tau semua perbuatanmu."
"Dia tidak akan mempercayaimu, kau tak punya bukti."
Sehun tertawa mengejek, suaranya bak pisau menghujam keras dada Ilkook yang gelisah, "Seungwan mencintaiku. Tidak sulit membuatnya lebih jauh mencintaiku daripada Anda, ayahnya sendiri."
Ilkook nampak lebih tenang sekarang, dia menyandarkan punggungnya di kepala sofa bersama senyum yang tersungging rapi di bibirnya. Dia menelusuri Sehun dari bawah ke atas, hingga mata mereka kembali beradu pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me
Fanfiction"As long as you love me, we could be starving, we could be homeless, we could be broke. As long as you love me, I'll be your silver, I'll be your platinum, I'll be your gold." -Sehun.