💫
Sudah satu bulan belakangan ini hidup Seungwan bak terpidana, dimana pengawal mengikuti dirinya kemana-mana. Dia dihindari oleh teman-teman sekampusnya, bahkan Seungwan baru-baru saja dibuang dari sebuah kelompok untuk mengerjakan tugas hanya karena teman-temannya itu ogah dikepung oleh para bodyguard ayah Seungwan.
Tidak ada ponsel, tidak ada seorangpun yang berusaha membantunya untuk keluar dari situasi ini. Bahkan Seungwan tak berani berusaha menghubungi kekasihnya yang begitu dia rindukan lagi. Terakhir kali Sehun mencoba menemuinya, pemuda itu nyaris kehilangan nyawanya di depan mata Seungwan sendiri yang mana membuat Seungwan trauma melihat Sehun babak belur begitu. Dan sekarang, Seungwan bahkan tak tau apakah Sehun masih menganggapnya atau tidak, mungkin untuk saat ini dia lebih lega jika Sehun rela melepasnya.
Dia juga tak tau apakah sebenarnya Sehun masih hidup di sana, mengingat betapa kejamnya mereka memukuli dan menghajarnya hari itu. Seulgi dan Soojung juga seakan tak berguna, keduanya selalu menghindari Seungwan dimanapun karena tak suka dengan kehadiran pengawal-pengawal itu.
Seungwan hanya akan menangis semalaman di kamarnya, meratapi nasibnya yang entah sampai akan seperti ini. Tinggal di dalam rumah dengan bosannya, bersama seorang ayah yang kembali ke sifat lamanya. Kasar dan bertangan dingin, dimana Seungwan akan dimaki juga dipukuli jika tak mau mendengar perkataan Ilkook.
Seungwan kira selama ini ayahnya sudah belajar dari kesalahan masa lalunya saat nyaris menghabisi nyawa Seungwan kecil, ternyata pria itu tetap Ilkook dengan sifat pemarahnya yang dia pendam dengan baik. Kelembutan yang Seungwan rasakan dari ayahnya seakan hanya pura-pura untuk meyakinkan Seungwan bertahan bersamanya.
"Aku sudah bilang, aku harus bertemu dosenku, bisakah kalian pergi?!"
Seungwan sadar betul beberapa pasang mata memandanginya, menaruh perhatian pada teriakan Seungwan ke arah dua pengawal ayahnya yang hendak masuk bersamanya ke dalam kantor seorang dosen. Namun keduanya tak menghiraukan Seungwan.
"Memalukan! Tunggu di sini dan aku akan kembali!" Seungwan meraih kenop pintu, namun salah satu pria itu sudah maju duluan, "Jika kalian berani masuk, aku pastikan kalian akan menyesalinya!"
Seungwan sering mengancam mereka, meski tak berakhir apapun. Tapi kali ini gadis itu jelas menunjukkan perlawanannya, dimana dia masuk ke dalam ruangan tersebut dan menguncinya dari dalam. Mengabaikan keheranan dosen pria bernama Lee Donghae yang duduk di atas kursinya keheranan.
"Son Seungwan?" Panggil sang dosen, kalau tidak salah lihat sosok bertubuh mungil diambang pintunya.
Seungwan berbalik dan berjalan lurus ke arah sang dosen, lalu dia dengan raut memohon duduk dihadapannya, "Pak, saya Son Seungwan."
"Ada apa Seungwan?" Tanya dosen Lee, tak mengerti tentang kehadiran gadis itu di ruangannya.
"Ruangan bapak satu-satunya yang ada di lantai dasar dan dekat dengan jalan umum."
Dosen Lee semakin tak mengerti dibuat Seungwan, "Lalu?"
"Izinkan saya... Izinkan saya keluar dari ruangan ini melalui jendela itu."
Seungwan sudah kehabisan akal untuk kabur dimana semua usahanya gagal dan berakhir di maki-maki oleh ayahnya. Dia sudah bertemu dosen Lee kemarin, hari ini Seungwan hanya ingin kembali untuk mencoba lagi pergi setelah kemarin memahami baik-baik ruangan dosennya.
Dosen Lee memandangi gadis itu iba, dia tau betul penderitaan Seungwan akhir-akhir ini yang tak bisa bebas dimanapun entah apa yang terjadi. Namun nampaknya sesuatu yang sulit sedang melanda kehidupan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me
Fanfiction"As long as you love me, we could be starving, we could be homeless, we could be broke. As long as you love me, I'll be your silver, I'll be your platinum, I'll be your gold." -Sehun.