Karena vote dan komen kalian sangat berpengaruh dengan jalan cerita, lakukan yaaaa ❤️
✨
"Hey, kalian teman Seungwan?"
Brak!
Jemari Naeun latah, dan dia terkejut, hingga laptop itu jatuh di lantai. Layarnya langsung mati, beberapa huruf dari keyboardnya lepas. Eunji tidak bisa berkata-kata dan hanya saling berpandangan dengan Naeun.
"Astaga, laptopku!"
Seungwan baru saja tiba ketika laptopnya sudah tak berbentuk di lantai. Dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari benda tersebut dengan mata yang berkaca-kaca.
"Seungwan, aku–"
Naeun tak dapat melanjutkan kalimatnya ketika pemuda tersebut yang tadi dia pandang kini memandangnya kembali dengan mata tajamnya. Dia terlalu terkejut ketika pemuda ini datang tadi, padahal dalam benaknya dia sedang bergulat dengan pikiran baiknya. Dia akan menghentikan aksinya, dia terkejut dan menjatuhkan laptop Seungwan, membuat benda itu tak 'bernyawa' sekarang.
Sehun menarik nafasnya dan menunduk untuk mengambil laptop tersebut, menaruhnya di atas meja dengan pelan. Dia memencet tombol "On" namun laptop itu tak kunjung hidup.
Suasana perpustakaan mulai normal kembali, mereka memilih untuk tak menghiraukan kejadian yang baru saja terjadi.
"Seungwan," panggil Sehun karena gadis itu hanya berdiri mematung beberapa jarak darinya. Ekspresinya tak menentu, dia tidak tau harus berkata apa sekarang.
Seluruh tugasnya ada disana, data-data penting yang dibutuhkan untuk mata kuliahnya, materi yang akan digunakan untuk tugas, skripsi yang akan datang, modul dan lain-lainnya berada disana. Dan lebih parahnya lagi, Seungwan tak pernah menyalinnya di flashdisk atau hardisk. Lebih fatal dari kemungkinan bahwa laptopnya tak akan pernah hidup lagi.
Rasanya tubuh Seungwan terguncang hebat, dia benar-benar hilang akal sekarang. Seolah saraf-saraf diotaknya tak bekerja. Dia harus mengumpulkan tugas dari dosen Kim, si dosen killer dan dia sudah mengerjakannya sepanjang malam ini. Seungwan akan mem-print out-nya sebentar lagi namun kejadian naas ini menghancurkan semuanya. Waktunya juga sangat rapat, dua jam lagi mata kuliah akan dimulai. Saat itu juga dia harus mengumpul tugas itu.
Naeun berdiri dari duduknya, memegang pundak Seungwan, "Seungwan..." Matanya berputar pada pemuda tadi yang mengejutkannya, mencari-cari alasan di otak cerdasnya, "Dia mengejutkanku ketika aku melihat laptopmu dan laptopmu jatuh. A–aku tidak sengaja, sungguh. Maafkan aku."
Seungwan menoleh pada Naeun sebentar sebelum dia memutar kepalanya lagi pada Sehun, seketika marah nampak jelas di mata gadis tersebut. Pemuda itu, yang tertuduh, balas memandangnya tanpa ekspresi. Kedua jemari Seungwan mengepal erat, dia ingin berteriak dan memaki siapapun saat ini juga.
Tapi dia masih tau diri untuk tak mengganggu pengunjung perpustakaan lainnya, maka Seungwan menepis jemari lentik Naeun dan membawa semua barang termasuk laptopnya yang rusak pergi dari sana. Air mulai menumpuk dipelupuk matanya, Seungwan sedang memutar otak bagaimana dia bisa tetap mengumpul tugas meski tanpa laptop miliknya.
Sehun memandangi sebentar punggung Seungwan yang menjauh, sebelum dia menatap Naeun yang berdiri disana dengan gelisah. Lucu sekali, dia yang berbuat salah dan sekarang dia yang gelisah. Pemuda tersebut mendekat, menipiskan jaraknya dari Naeun sambil memandang gadis tersebut lekat.
Gadis itu memundurkan tubuhnya ketakutan ketika pemuda yang tidak dia kenal ini mendekatkan bibirnya ke telinga Naeun seolah pemuda itu akan menggigit lehernya sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me
Fanfiction"As long as you love me, we could be starving, we could be homeless, we could be broke. As long as you love me, I'll be your silver, I'll be your platinum, I'll be your gold." -Sehun.