07

614 125 52
                                    

vote komen dulu jangan dilewatin 😐


"Mak–maksudmu aku harus menjadi barang taruhan?" Seungwan dengan gugup mengulang kalimat yang baru saja Sehun ucapkan. Akhir kalimatnya agak memelan ketika menyadari meski mereka berada di tempat yang jauh dari kerumunan, orang-orang disini juga masih ada beberapa kepala.

Sehun mengusap rambutnya kesal, "Aku tidak tau dia akan memintamu untuk menjadi taruhannya."

Gadis itu menggigit bibir bawah, "Lalu aku harus bagaimana?" Risaunya.

"Kalau kau tidak mau tidak apa-apa," Sehun memegang pundak Seungwan, namun gadis itu memundurkan tubuhnya.

"Apa yang akan terjadi jika aku tak mau?" Tanya Seungwan lagi melihat Sehun yang berusaha menutup-nutupi gelisahnya dengan berpura-pura tenang.

Tadi, ketika pemuda kurus di sana memberitahu tentang 'barang taruhan' yang merupakan Seungwan, Sehun langsung maju dan berbicara serius dengan Mark juga beberapa temannya. Tidak ada yang bisa mendengarnya, sementara Seungwan berdiri di kejauhan memandang mereka bersama Seulgi dan Soojung.

"Tidak ada," Sehun menggeleng serius, "Aku cukup mengatakan bahwa kau tak mau. Urusan selesai."

"Ya sudah kalau begitu–" kalimat Seungwan tertahan sebentar, dia masih memahami setiap titik wajah Sehun, "–tapi bagaimana kalau aku mau?"

"Aku akan berusaha memenangkannya untukmu," kali ini Sehun nampak membara penuh keyakinan, "Aku janji."

"Sebenarnya dia mau apa?" Seungwan masih penasaran dengan pembicaraan mereka yang cukup serius tadi.

"Dia... Ingin waktu seharian denganmu. Aku mengajukan syarat untuk dia tidak menyentuhmu, tidak memegang tanganmu, tidak memelukmu, tidak melakukan apapun terhadapmu. Dia setuju tapi... Aku tidak yakin."

"Apakah dia jahat?"

"Iya."

"Sehun!" Seungwan kesal bukan kepalang karena pemuda ini malah tenang sekali menjawabnya, "Kau menyerahkan ku untuk orang jahat itu?!"

"Tidak," pemuda tersebut mendengus sekali lagi, nampak sekali guratan frustasi di matanya, "Iya... Tidak."

Keraguan Sehun membuat Seungwan sedikit terganggu, mengapa dia begitu gelisah jika memang tidak akan terjadi apapun bila Seungwan menolak?

"Kalau begitu aku tidak mau."

Sehun nampak sedikit menghela nafas dan dia mengangguk sebelum menarik Seungwan kembali ke kerumunan yang langsung heboh begitu mereka ada di sana.

"Jadi, bagaimana?" Seulgi menepuk pundak Seungwan cepat ketika sahabatnya itu ditinggal oleh Sehun ke barisan penonton bersamanya dan Soojung.

"Aku tidak mau," tegas Seungwan.

Soojung dan Seulgi lagi-lagi terkesiap dengan keputusannya yang begitu tegap.

"Apa yang salah?" Tanya Seungwan melihat reaksi kedua sahabatnya ini seolah dia sudah membuat keputusan yang tidak benar.

"Ah? Eum, ti–tidak ada," jawab Soojung ragu-ragu, dia dan Seulgi saling menyikut di bawah mata tajam Seungwan.

"Hey, katakan, aku ingin tau!" Kesal Seungwan karena benar-benar hanya dia yang tak mengerti situasi macam apa ini. Sehun dengan frustasinya, dan kedua sahabatnya yang nampak tak setuju dengan keputusannya.

Seungwan melirik pada kumpulan pemuda di tengah arena balap yang tengah berbincang serius, Sehun dan teman-temannya lalu berputar pada Mark Tuan dan teman-temannya sendiri.

As Long As You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang