akhir tahun semakin jarang up karena kerjaan 😭✨
✨
Sinar yang menembus jendela kamar menerpa dengan sengit wajah cantiknya, membuat sepasang mata miliknya mengerjap dengan perlahan untuk menyesuaikan cahaya matahari. Pemandangan pertama yang di dapatkannya adalah kamarnya yang tertata rapi, tanpa sesosokpun di sana. Pening menghantam kepala Seungwan, gadis itu memijit pangkal hidungnya.
"Apa yang terjadi?"
Seungwan pelan-pelan bangkit dari posisi rebahnya, mencoba menelisik lebih jauh sekitarnya namun masih tetap sama. Semuanya tak berubah sedikitpun, "Kenapa aku bisa ada di sini?"
Dia terduduk sembari mencoba mengingat dengan sisa-sisa kesadarannya tadi malam, dan saat sekelibat memori bermain dalam kepalanya, serta suara nyaring pistol yang menyerang telinganya, Seungwan terkesiap.
"Sehun," Seungwan pada akhirnya menggumamkan nama tersebut, kembali melihat kilas balik tubuh tegap yang berdiri di belakangnya dalam keremangan malam berlinangan sorot bulan. Membuat ketakutan kembali melanda perasaannya, Seungwan menggelengkan kepalanya dengan keras –apa itu benar Sehun?
Pemuda yang selama ini Seungwan kenal sebagai Oh Sehun itu bukan seorang pembunuh –tapi tadi malam dia jelas sebagai satu-satunya tersangka yang menarik pelatuk ke arah kepala ketiga pria yang mengejarnya. Tak ada orang lain disana, hanya dirinya dan Sehun. Seungwan mengenal Sehun sebagai pemuda yang lembut, meski dingin terhadap orang baru, seseorang yang suka bercanda dan menghangatkan suasana di antara mereka –sebelum dia menghilang tanpa kabar.
Bagaimana mungkin pemuda itu tiba-tiba datang di sana dan membunuh mereka satu persatu?
Seungwan nyaris menangis saat mencoba untuk tak memikirkan bahwa Sehun juga sedang mencoba membunuhnya tadi malam, namun dering ponselnya memecahkan setiap detik hening pikirannya yang terbang bebas. Gadis itu meraba-raba sekitarnya hingga mendapatkan letak tasnya yang terdapat ponsel di dalamnya.
"Taehyung-ah," panggil Seungwan saat sambungan telepon menunjukkan nama yang baru saja dia sebut.
"Seungwan, kau dimana?" Nada khawatir yang kental di nada Taehyung membuat Seungwan bergetar kembali, menahan tangis takutnya.
"Di... Rumah."
Helaan nafas panjang Taehyung yang lega berdengung di telinga Seungwan, "Apa yang terjadi semalam? Dimana kau? Aku tak melihatmu dimanapun, rumahmu juga terkunci rapat saat aku datang," tanya pemuda tersebut berkali-kali.
Seungwan yang mendadak gelisah dan penuh ketakutan hanya bisa mendesah panjang, dia juga tak begitu mengerti apa yang semalam terjadi hingga dia bisa berakhir di kamarnya sendiri, "Aku bingung," suara Seungwan serak, "Taehyung-ah, semalam dia datang menolongku lebih cepat daripada dirimu," gadis itu mencoba menjelaskan dan kembali berbaring untuk memiringkan tubuhnya ke samping, pandangannya kosong ke arah jendela yang tertutup rapat.
"Dia?"
"Sehun," jawab Seungwan yang mendapat keheningan panjang dari Taehyung, akhirnya Seungwan kembali membuka suara saat Taehyung tak kunjung bicara, "Aku tak tau darimana datangnya dia, Taehyung-ah, aku takut," getaran di nada Seungwan begitu jelas.
"Ingin kutemani? Aku akan ke rumahmu sekarang," simpul Taehyung setelah lama hening.
"Iya, tolong," Seungwan tak kuasa menahan tangis ketika Taehyung lebih dulu mematikan sambungan telepon mereka.
Di satu sisi, dia begitu takut bila Sehun akan datang lagi dan melakukan hal yang sama padanya seperti ketiga pria semalam. Dia takut berhadapan dengan pemuda itu dalam keadaan pistol yang mengarah tepat di kepalanya, Sehun akan menikam dia dengan tatapan bengisnya dan membuat seolah Seungwan adalah seseorang yang begitu berdosa di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me
Fanfiction"As long as you love me, we could be starving, we could be homeless, we could be broke. As long as you love me, I'll be your silver, I'll be your platinum, I'll be your gold." -Sehun.