08

672 123 126
                                    

hargain dulu dong dengan vote dan komen



Seungwan masih memunggungi Sehun, sementara pemuda itu malah dengan santai menghadap punggung Seungwan yang kecil. Memperhatikan gerakan-gerakan kecilnya yang gelisah dan tak teratur, matanya memicing pada jam dinding yang berputar begitu lambat. Hampir pukul 3 subuh.

"Kau akan tetap bergerak begitu?"

Seungwan tertegun, menelan salivanya yang tertahan, "Apa?"

"Pagi hanya beberapa jam lagi," Sehun memutar mata kembali pada Seungwan, "Kau tetap akan hanya bergerak gelisah dan tak tidur begitu?"

"Aku... Canggung," jawab Seungwan jujur, Sehun toh pasti sudah menyadarinya daritadi –ketika dia memutuskan untuk memenuhi permintaan pria tersebut untuk tidur bersama.

Hanya tidur. Tak lebih.

Tapi tetap saja, Seungwan tak pernah tidur bersama pria manapun dan ini adalah pertama kalinya. Dan Sehun mampu membuat Seungwan menurut begitu saja, menakjubkan.

"Akan aku singkirkan bantal guling ini dan kau akan tidur dengan nyenyak," Sehun melirik pembatas yang berada tepat di tengah mereka, yang tadi Seungwan taruh dengan was-was.

Gadis itu tak bergeming.

"Ayolah Seungwan, besok kau akan pergi dengan Mark–"

"Ya!" Geram Seungwan, dia benci sekali mengingat-ingat dia dan Mark akan pergi bersama. Dan meski Sehun berjanji akan membuntuti mereka, tetap saja Seungwan khawatir juga tak suka.

"Baiklah baiklah," Sehun mengalah, "Kalau begitu biarkan aku memelukmu."

Seungwan kembali terdiam, membuat Sehun frustasi sendiri.

"Kita sudah biasa berbagi ciuman dan pelukan, kenapa hanya untuk kupeluk di atas ranjangmu saja dan tidur dengan nyenyak susah sekali kau turuti, hm?" Sehun bergumam, membuat Seungwan geli sendiri mendengarnya.

Apa dia seliar itu untuk menerima begitu saja setiap ciuman dari Sehun? Astaga, Seungwan bahkan tak menyangka dirinya mau melakukan semua itu.

Sebal karena Seungwan tak kunjung menjawab, Sehun menyingkirkan bantal dan langsung memeluk tubuh Seungwan dari belakang tanpa aba-aba. Gadis tersebut tersentak dan mencoba melepaskan lengan Sehun dari pinggangnya, tapi pemuda tersebut malah semakin mengeratkannya.

"Sehun!"

Sehun menghirup dalam-dalam aroma tubuh Seungwan yang disukainya, "Kau harum sekali," bibirnya terbenam di leher Seungwan yang jenjang, rambutnya terikat hingga kulit putihnya terekspos begitu indah di mata Sehun, "Kau membuatku bangkit Seungwan."

"Ap–apa maksudmu?" Seungwan setengah mati menahan gugup dan takutnya, gila, pemuda itu bahkan malah lebih mendekatkan dirinya pada Seungwan hingga dia bisa merasakan benda yang begitu asing dibelakangnya.

"Kau pasti merasakannya," Sehun semakin mencium Seungwan, lebih instens daripada sebelumnya, "Kau pernah melakukan seks sebelumnya?"

Pertanyaan Sehun hampir membuat jantung Seungwan melompat dari tempatnya. Dia mati-matian menggigit bibir bawahnya, menahan lenguhan yang memberontak keluar saat tangan besar Sehun mengelus lembut sisi pinggangnya dan semakin memberi ciuman panas di setiap titik kulit lehernya.

Dia tak bisa fokus menjawab, bibir Sehun terlalu menggoda.

Pemuda itu akan melecehkannya kalau Seungwan tak mencoba untuk melepaskan diri, tapi entah kenapa hatinya malah membuat dia hanya diam tak bergerak di sana.

As Long As You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang