08. Truth

3.8K 500 37
                                    

Berhentilah menilai seseorang hanya karena kau melihatnya dengan kedua matamu dan mendengar tentangnya dari orang lain, lihatlah dirinya dengan mata hatimu dan dengarkan cerita tentang dirinya darinya langsung. Baru kau boleh menilai seperti apa ia sebenarnya.

<Happy Reading>

~~~•||•~~~

"Lu kenapa sih?"

"Apanya?"

"Lu kenapaaaa?!"

"Ga usah ngegas dong!"

"Astagfirullah... Au akh gak denger."

Bayu kembali fokus pada layar ponselnya. Sedang apa? Jangan ditanya, ia sedang bermain game tentunya. Apa lagi jika bukan game? Tadi ia sedang break dari game PUBG nya, dan sekarang game tersebut sudah di mulai kembali.

Sedangkan Kila? Gadis tersebut hanya diam setelah Bayu kembali sibuk pada game tersebut. Tak berniat sedikitpun untuk memulai kembali pembicaraan. Hanya melihat ke arah televisi yang menyala di depannya. Walaupun sebenarnya ia tidak menontonnya, hanya melihat ke depan dengan tatapan kosong.

Kembali melamun.

Suasana hening beberapa saat.

"Kalo lu bosen dateng ke mama aja gih, toh juga lu gak mau cerita." Suara Bayu memecah keheningan.

"Yaudah..." Gumam gadis tersebut.

Ia hanya menurut terhadap apa yang Bayu katakan.

Deg

Baru saja berdiri dari duduknya dan hendak melangkah pergi meninggalkan Bayu, tiba-tiba Bayu menahan Kila dengan menarik salah satu tangannya.

"Duduk!"

"Lahh?"

"Gue bilang duduk!"

Nada suara Bayu sekarang berbeda. Nada bicara yang dingin dan raut wajahnya yang datar, membuat Kila tampak kebingungan.

Laki-laki tersebut menaruh ponselnya sembarangan di atas sofa yang ia duduki. Menatap gadis yang sedang berdiri di depannya dengan tatapan yang sedikit tajam dan menuntut.

"Lu gak denger? Duduk gak!"

Bayu kembali mengulang kalimat yang terdengar seperti sebuah kalimat 'paksaan' bagi Kila.

"Tadi katanya datengin mama... Sekarang malah di suruh dud__" Ucap Kila dengan volume suara yang pelan dan nada yang sedikit kesal.

"Duduk!"

"Iya-iya akh! Bawel amat!"

Kila akhirnya kembali duduk di samping Bayu.

"Lu masih gak mau cerita?"

Wajah laki-laki itu masih datar, namun nadanya sedikit lembut sekarang.

"Cerita apaan?"

"Yakin nih gak mau cerita?"

"Cerita apa sihh? Dari tadi gue disuruh cerita, lu mau gue cerita apaan?"

[1] SEAMIN TAK SEIMAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang