07. Aku Mencintaimu

4.7K 523 41
                                    

Tidak perlu terikat didalam suatu ikatan, aku tidak memintamu untuk selalu bersamaku, aku hanya ingin kau mengetahui bahwa aku menyayangimu. Aku sangat menyayangimu.

<Happy Reading>

~•~

"La?"

"Apa?!"

"Kok ngegas?"

"Ada apaan?"

"Mama minta lu kesini. Bentar lagi gue jemput."

"Lahh? Kan beberapa hari yang lalu gue udah ke rumah, terus sekarang mau ngapain lagi?"

"Ya mana gue tau, kan mama yang nyuruh."

"Mau ngapain sih?"

"Ngikut aja napa sih yaelah! Gue otw yee. Iya? Oke, bye."

"Eh Bay! Hallo? Bayu?!"

Bayu sudah terlebih dahulu mengakhiri panggilan tersebut secara sepihak. Lagi, lagi, dan lagi Kila hanya bisa mengikuti saja.

Akhir-akhir ini mama Sarah sering meminta Kila agar mau berkunjung ke rumah mereka. Entahlah, tidak ada maksud yang jelas. Kila hanya harus datang ke rumah keluarga Bayu. Entah itu sekedar makan bersama ataupun Kila hanya harus ada disana.

Menghempaskan handphone nya sembarangan di atas kasurnya, Kila kesal karena Bayu selalu saja mengakhiri panggilan secara sepihak padahal ia belum selesai bicara. Kila berjalan menuju kursi belajar yang ada didekat jendela kamarnya.

Kila berdiam diri didalam kamarnya. Setelah orangtuanya memberikan nasehat padanya tentang perasaannya. Ia hanya bisa diam, melamun, tak dapat memikirkan apapun selain semua perkataan dari bunda dan ayahnya.

Duduk di kursi belajarnya yang berada didekat jendela kamarnya, ia melihat ke arah luar dari balik jendela kamarnya yang mengarah ke halaman depan rumahnya. Melihat jalanan didepan rumahnya yang tidak dilewati oleh banyak orang. Hanya ada beberapa tetangganya yang lalu-lalang.

"Kenapa harus kamu Lang?!" Batinnya.

Kila masih saja memikirkan semua perkataan dari orangtuanya. Memikirkan semua saran dan penjelasan dari orangtuanya yang masih saja menggema di telinganya.

"Ya Allah, bolehkah aku mencintai salah satu ciptaan-Mu yang berbeda iman denganku?"

Terus-menerus mengucapkan kalimat tersebut daritadi, ia terus saja bergumam dan berbicara dalam hatinya sambil tetap melihat ke arah jalan setapak didepan rumahnya dari balik kaca jendela kamarnya.

"Ehhh? Udah nyampe?" Gumamnya saat melihat sebuah mobil berhenti tepat didepan rumahnya.

Kila terus memperhatikan mobil tersebut tanpa berniat untuk beranjak dari posisi duduknya.

Mobil tersebut berhenti dipinggir jalan rumahnya. Sang pemilik mobil yang tak lain adalah Bayu pun keluar dari dalam mobilnya itu. Berjalan dengan santai dan tubuh tegapnya melewati pagar kayu yang tingginya hanya separuh dari tinggi tubuhnya. Baru saja melewati pagar kayu tersebut, Bayu langsung melihat ke atas, tepatnya ke arah jendela kamar Kila.

Kila hanya melihat gerak-gerik Bayu. Ia masih tetap duduk ditempatnya. Duduk di atas kursi belajarnya.

Bayu mengangkat tangannya dan menggerakkannya seolah memberi isyarat yang menyuruh Kila untuk segera turun, dan setelah itu Kila sudah tidak terlihat lagi didepan jendela kamarnya. Kemudian, Bayu kembali berjalan dengan sangat santai menuju pintu rumah Kila setelah memberikan isyarat terebut. Ia yakin Kila pasti sudah turun ke bawah.

[1] SEAMIN TAK SEIMAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang