12. With him

3.4K 411 28
                                    

Mungkin tidak mengapa jika kita bersama saat ini. Bersama selama mungkin sebelum perpisahan yang tidak bisa di hindari datang menghampiri.

<Happy Reading>

~~~•||•~~~

Sekarang sudah menjelang sore hari. Kegiatan di sekolah di tambah dengan sedikit cekcok membuat Kila merasa cukup lelah. Ya, harinya begitu melelahkan.

"Nak, baju sekolah kamu tadi mana? Biar bunda cuci."

Itulah yang di ucapkan bunda Saras saat memasuki ruang kamar putrinya. Tidak benar-benar masuk, hanya masuk selangkah dan berdiri di depan pintu kamar anaknya dan di dapati nya lah sosok gadis remaja yang sedang asik dengan ponselnya. Mungkin sedang chatting dengan teman sekolahnya.

"Oh? Iya, bentar bun." Sahut si gadis yang mendengar suara bundanya.

Kila pun berjalan menuju meja belajarnya, ia menaruh baju seragam nya di atas meja tersebut.

"Duhhh, gimana nih? Gue baru inget kalau baju nya kan robek, gue harus alasan apa lagi dong ke bunda?" gumamnya saat baru tersadar bahwa lengan bajunya sobek akibat perlakuan Kaira tadi siang.

"Sini nak baju nya, kok lama? biar bunda cuci"

Gadis itu meletakkan kembali baju yang sudah dia pegang dengan posisi sedikit di angkat, kemudian berbalik melihat sang bunda namun posisinya tetap berada di dekat meja belajar miliknya.

"Eumm, bunda..." ucapnya sembari memberanikan diri untuk berjalan mendekati sang bunda yang berada di depan pintu kamarnya, "anu... baju Kila robek." Gadis tersebut sedikit tertunduk dan menurunkan pandangannya. Ada rasa takut saat memberitahukan sang bunda perihal baju seragam miliknya yang tidak sengaja di robek. Ah, atau mungkin memang sengaja.

Tangan wanita yang lebih tua mengusap pelan rambut gadis di depannya. Mengusap dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Lantas, hal tersebut membuat sang gadis mengangkat kepalanya. Dan didapatinya bunda Saras sedang tersenyum tipis kepadanya.

"Bagian mana yang robek sayang?" tanyanya dengan nada yang lembut sambil menurunkan tangannya yang mengusap rambut si gadis.

"Lengan baju nya bun."

"Ya sudah, nanti kita beli lagi baju nya ya."

"H-hah?"

"Kok hah? Emangnya anak bunda mau pake baju yang robek?"

"Enggak sihhh."

"Nah, ya sudah. Sekarang kamu siap-siap, kita beli baju baru buat kamu."

"Bunda?"

"Eum? Kenapa sayang?"

"Bunda ga marah."

"Untuk apa?"

"Kan baju Kila robek, bunda ga marah gitu?"

"Enggak nak, kamu siap-siap gihh ntar makin sore."

"Ah, iya bun."

Bunda Saras lantas berjalan keluar dari kamar Kila. Sedikit bingung, itu yang Kila rasakan. Bukankah ibu-ibu pada umumnya akan marah mengenai hal-hal yang begini?

~•~

"Jadi tidak?"

"Apanya?"

[1] SEAMIN TAK SEIMAN [end✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang