Berapa banyak topeng yang terus kau pakai setiap hari? Berapa kali kau menyembunyikan setiap luka mu dengan senyuman palsu itu? Tidak mau berhenti? Tak apa, lakukan yang membuat dirimu nyaman, tapi jangan pernah lukai dirimu sendiri! Kau juga berhak untuk bahagia yang akan kau rasakan dikemudian hari.
<Happy Reading>
~•~
"....Maa, aku dapat peringkat dikelas rangking tiga."
"....Dasar bodoh! Harusnya kamu bisa peringkat satu!"
"....Maa, aku menang olimpiade tingkat kabupaten juara dua."
"....Kenapa gak juara satu?! Harusnya kamu bisa juara satu!"
"....Maa, nilai ujian aku jadi nilai tertinggi dikelas."
"....Dapat contekan dari siapa kamu?"
Anak laki-laki berusia tujuh tahun tersebut menangis di dalam kamar nya setiap kali mendengar jawaban dari sang ibu. Bukan nya mengucapkan selamat ataupun memberikan pujian atas prestasi yang didapatnya, ibunya malah mengharapkan hal lebih. Namun sayangnya, ketika sang anak sudah mendapatkan apa yang ibunya ingin kan, perlakuan dari sang ibu tetap lah sama. Masih juga terus menuntut dan menyalahkan dirinya.
"....Kenapa mama selalu menuntut ku? Tapi di saat aku sudah mendapatkan apa yang mama inginkan, kenapa mama tidak menghargai ku? Setidaknya mama mengucapakan selamat, pujian, ataupun pelukan. Apakah mama benci sama aku?"
Menangis senggugukan, anak laki-laki tersebut terus bertanya kenapa ibunya bersikap seperti itu pada dirinya. Kenapa ibunya tidak pernah menghargainya.
"Apakah aku tidak boleh bahagia?"
Sambil terus menangis di kamarnya, sendirian, tanpa teman, tanpa ada seorangpun yang mengetahui semua masalah hidupnya. Anak laki-laki tersebut terus menangis dan menangis.
"Sial! Kenapa bayangan masa lalu itu selalu muncul?!"
Berusaha untuk menghilangkan dan melupakan semua kenangan yang di anggap buruk olehnya, Demas terus menerus mengumpat. Dia tidak ingin mengingat semua masa lalu nya itu. Hati nya semakin terasa sakit dan sesak jika mengingat masa lalunya.
Walaupun selalu bersikap layaknya seseorang yang tidak memiliki masalah, siapa sangka mentalnya selalu terguncang?
Terkadang lebih baik jika mendapat hukuman secara fisik daripada harus dilukai secara mental.
Bekas luka pada tubuh bisa menghilang seiring berjalannya waktu. Namun, rasa sakit pada hati akan selalu membekas sampai kapanpun. Luka yang di dapat pada mental, selalu membekas didalam hati dan pikiran.
"Bangsat!"
Demas terus mengumpat saat masa lalu nya terus saja berusaha untuk diingat. Berusaha untuk muncul di pikirannya.
Terus berdiam diri di kamarnya, Demas belum makan dari tadi siang. Ia bahkan tidak keluar kamar daritadi siang semenjak berteriak kepada sang ibu. Tenang saja, Demas sudah mandi. Ia memiliki kamar mandi didalam kamarnya. Dan sekarang sudah larut malam, namun tetap saja ia belum tidur. Ia selalu berusaha untuk tidur daritadi walaupun dalam kondisi perut yang tidak terisi. Ia tidak bisa tidur bukan karena lapar, tapi setiap berusaha untuk menutupkan matanya, bayangan dari masa lalu tersebut selalu muncul mengganggu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] SEAMIN TAK SEIMAN [end✓]
Fiksi Remaja"Titip salam untuk Tuhanmu. Katakan padanya aku menyayangi salah satu hambanya dan maaf karena sudah berani mengagumi hambanya sedangkan aku bukan umatnya" Skuy mampir ^^ [10/01/2021] #1 seamintakseiman [20/07/2021] #1 katedral [20/10/2021] #1 Istiq...