Part 6 || SM

1K 164 8
                                    

Abbas berada di sebuah cafe, mengetik sebuah tugas yang akan di kumpul kepada dosen.

"Bas." Panggilan seseorang membuat Abbas menoleh, ia mendapati Khalid yang berdiri di hadapannya.

Abbas melanjutkan mengetik tanpa memperdulikan Khalid. Khalid merasa sakit hati, namun dirinya tetap berusaha memaklumi Abbas.

"Gue boleh duduk sini kan?"

"Ya." Jawab Abbas dingin.

Khalid pun duduk, memesan minuman juga untuknya.

"Ada perlu? kalau ada perlu bilang. Kalau gak ada, pergi." Ketus Abbas yang tatapannya masih ke arah laptopnya.

"Hajar itu, pacar lo?" tanya Khalid.

Abbas berhenti sejenak, "Harus, gue kasih tau?"

"Terserah lo sih, gue juga gak maksa." Khalid tersenyum.

"Kalau gue pacaran, emang kenapa?"

"Tapi aneh, gak mungkin hafidzoh kayak Hajar. Pacaran." Ujar Khalid.

"Kalau lo tau, itu gak mungkin. Kenapa lo masih nanya?"

"Gue bingung aja, kenapa lo keliatan akrab gitu sama Hajar."

Abbas diam tak menyahut.

"Soalnya, gue suka Hajar."

"Cari yang lain." Ketus Abbas.

"Gue suka Hajar."

"Dia gak mungkin mau pacaran."

"Gue gak ngajak dia pacaran, gue cuma suka dia."

"Cari yang lain."

"Kenapa?"

BRAK!

Abbas menggebrak meja, dan membuat orang-orang disitu menatapnya.

Abbas menatap Khalid dalam, "Jangan cari masalah sama gue." Tekan Abbas.

"Gu-

"Pergi." Usir Abbas.

"Bas-

"PERGI!" Tegas Abbas.

Khalid menghela nafas, "Okey!"

Khalid pun pergi meninggalkan Abbas.

"Meja nomor 13 dengan pesanan jus alpukat." Seorang pelayan datang.

"Lo minum aja, gue yang bayarin." Ujar Abbas.

"Hah?"

"Lo minum jus itu, biar gue yang bayar." Ujar Abbas sekali lagi.

"Tapi kak-

"Minum aja."

"Tap-

"Minum atau gue gak bayar sama sekali." ketus Abbas.

"I-iya kak, makasih banyak." Pelayan itupun segera pergi.

Abbas menutup laptopnya dan ia pun mengambil kunci mobilnya, membayar pesanan, dan pulang.

***

Abbas mengambil ponselnya, dan menelfon Hajar.

"Assalamualaikum, Abbas. Kenapa?"

"Wa'alaikumsalam."

"Jar, gue mau ngomong, serius."

"Ngomong apa?"

"Gue minta, lo jauhin, Khalid." Abbas menekan di setiap kata.

"Jauhin apa? deket aja enggak."

Syahdu Mahabba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang