"Assalamualaikum!"
Fernan datang dan salamnya di jawab oleh mereka.
"Wah, udah sembuh. Gimana, Jar? udah enakan belom?" tanya Fernan.
"Alhamdulillah, baikan kok." Jawab Hajar.
"Gue laper nih, ada makanan nggak?" tanya Fernan kepada teman-temannya.
"Tuh, makan aja." Tunjuk Khalid ke meja, yang ada kotak nasi.
"Wahh, mantap!" Fernan pun segera duduk di sofa, dan makan di situ.
"Maryam, makan dulu gih, sama Fernan." Ucap Hajar.
"Sama, Fernan?" tanya Maryam.
"Iya sama gue, emang kenapa? gue ganteng kok." Ujar Fernan kepedean.
"Pede amat lo, muka kayak dugong aja banyak gaya." Sindir Aldo.
"Heh ketek pingwin, lu kagak usah banyak bacot. Emang muka lu sempurna apa?"
"Iyalah, muka gue kayak Lee Min Hoo." Ujar Aldo.
"Heleh, Lee Min Hoo, Lee Min Hoo. Lee Min Heng sekalian! geser kali ya, otak lo? ngayal!" balas Fernan.
"Sirik lo?"
"Sorry ya, gue terlalu sempurna buat sirik sama lo. Anjer." Sahur Fernan.
"Udah heh, stop. Kalian nggak bisa diem?" lerai Khalid.
"Noh, dia noh! buat gue naik darah." Ujar Fernan menunjuk Aldo.
"Lah, kok gue? elu nya aja yang sensian!" balas Aldo.
"Apa lo? heh?!" tegas Fernan.
"Pake adab kalo depan makanan." Ucapan Abbas membuat Fernan nyengir.
"Hehe, maaf deh." Sengir Fernan.
"Mampus." Olok Aldo.
Fernan menatap tajam Aldo, yang di tatap malah menjulur-julur lidah.
"Barang siapa yang mengikuti suatu binatang, maka dia adalah binatang itu." Ujar Fernan.
"Heh! mana ada hadis kek gitu!" ujar Aldo.
"Wle." Fernan pun memilih makan kembali, ia terlalu lapar untuk meladeni Aldo yang sudah kenyang.
Mereka hanya menggeleng-geleng melihat tingkah keduanya.
"Maryam, makan dong. Kamu belum makan kan?" tanya Hajar.
"Iya tap-
"Nih." Sebuah kotak nasi ada di hadapan Maryam, ternyata itu adalah Fernan yang menyodorkannya.
"Ambil." Ucap Fernan sekali lagi.
Maryam pun mengambil itu, "Makasih." Ucapnya, dan di balas anggukan oleh Fernan.
Maryam pun makan, di atas meja kecil di samping Hajar.
Sementara Abbas, ia hanya menatap Hajar sedari tadi.
"Kamu nggak makan, Bas?" tanya Hajar.
Abbas menggeleng, "Liat lo sembuh, udah buat gue kenyang."
Hajar tersenyum, "Makan ya, sedikit aja." Pinta Hajar.
Abbas menggeleng, "Gue kenyang."
"Makan." Hajar menyodorkan sendok berisi nasi kepada Abbas.
Abbas tertegun, "A-apa nih?"
"Nasi." Jawab Hajar.
"Ayo, buka mulut." Suruh Hajar.
Abbas pun membuka mulutnya, lalu Hajar pun menyuapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahdu Mahabba
Narrativa generaleAbbas Musa Al-Akbar, lelaki tampan dan muallaf pada umurnya ke- 7 tahun. Hobinya mabuk-mabukan, tetapi tak pernah meninggalkan sembahyang. Ia tahu, khamar itu haram, namun tetap terus di lakukan. Sangat kaku, hidupnya di penuhi dengan kesibukan. Tid...