Part 27 || SM

506 54 30
                                    

Abbas POV

"Yaa Allah..." Lirih Abbas sambil mengusap telapak tangannya.

Nafsu syahwatnya semakin meningkat. Abbas tak tahu lagi harus melakukan apa. Padahal, ia tak pernah seperti ini sebelumnya.

Sudah jam 4, Abbas tak bisa tidur nyenyak. Karena syahwatnya yang tak kunjung menghilang.

Malam yang sunyi.
Orang-orang sepi.
Rumah di kunci.
Godaan sekali.

Mata Abbas terlirik pada sebuah lilin yang ada di atas meja samping kursi sebelah kanan.

Abbas teringat, bagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib, melawan nafsu beliau.

"Cara Sayyidina Ali melawan nafsu beliau adalah. Beliau ambil lilin, lalu beliau nyalakan lilin itu. Beliau pun membakar salah satu jari tangan beliau dengan api itu. Agar beliau teringat, bahwa panasnya api tersebut tak sebanding dengan panasnya api neraka."

Ucapan para ulama yang pernah ia dengar, terngiang di kepalanya.

Abbas pun segera mengambil lilin itu dan menyalakannya.

"Bismillah. Yaa Allah, Abbas nggak bermaksud untuk merusak ciptaan-Mu. Tapi, Abbas niatkan ini, untuk melawan nafsu Abbas yang tidak bisa Abbas tahan lagi." Gumam Abbas.

Abbas pun mulai membakar jemarinya. Kalau nafsunya sudah hilang, baru Abbas tiup api ini.

Abbas merasakan panas yang luar biasa mengenai kulitnya. Ia merasa kulitnya melepuh perih. Air mata keluar dari pelupuk matanya, menahan rasa sakit yang luar biasa.

Begini kah? bahkan lebih panas kah api neraka dari apa yang ia rasakan sekarang?

Kalau dia zinai gadis itu, apa yang akan ia dapatkan lebih dari panas ini?

Ini baru jemari, bukan seluruh tubuhnya.

Selama dua menit, nafsu Abbas mulai memudar, syahwatnya mulai menghilang. Abbas pun meniup api itu.

Ia segera mengambil p3k dan mengobati lukanya, dan melilit jarinya dengan perban.

Abbas merasa baikan sekarang, senyum mengembang di bibirnya, tak terasa air matanya ikut jatuh.

"Terimakasih Ya Allah, sudah jaga Abbas." Abbas pun bersujud di lantai.

Abbaa pun bangkit dari sujudnya, ia bersiap untuk sahur. Karena besok ia akan puasa sunnah.

***

"ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR!" Azan berkumandang, dan membuat Abbas terbangun.

Abbas pun segera bangkit dari sofa, lalu ia pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Tapi, Abbas harus mandi terlebih dahulu.

Abbas pun naik ke atas untuk mengambil baju. Bukan, bukan ke kamarnya. Tapi ke kamar orangtuanya. Ia mengambil baju Papanya, ia akan pakai itu untuk sementara.

Ketika sudah mengambil baju, Abbas pun menutup lemari. Ia pun keluar.

25 menit kemudian...

Abbas sudah menyelesaikan sholat subuh. Dan dia juga sudah lebih bersih dan enakan sekarang.

Abbas pun segera untuk membangunkan gadis itu, karena dia akan mencarikan kost untuk gadis itu.

Tok tok tok

Abbas mengetuk pintu kamarnya, yang di dalamnya ada gadis itu.

***

Gadis itu terkejut, ketika pintu terketuk. Ia pun menatap jam yang ada di kamar itu. Jam menunjukkan pukul 5.45

Syahdu Mahabba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang