"Jin." Panggil Yeji dan dibalas Hyunjin dengan gumaman.
"Gue denger lo lagi kerjasama dengan perusahan Lee." Ucap Yeji. "Hm..." Hyunjin hanya membalasnya dengan malas.
"Gak nyangka bisa juga lo kerjasama dengan mereka. Jangan-jangan lo punya rencana lain." Kata Yeji.
Hyunjin yang tidak tertarik dengan percakapan itu pun lanjut menyibukan diri dengan ponsel yang ada dalam genggamannya sementara Yeji terus membalikkan halaman majalah yang di pangkuannya.
Tak disangka, mata Yeji menangkap sosok yang terlihat familiar di dalam majalah itu.
Saat Yeji mengangkat wajahnya, ingin berbicara dengan Hyunjin, ia melihat y/n yang kebetulan melintas.
"Y/n!" Yeji langsung memanggil y/n dan membuatnya mendekati Yeji.
"Kamu model ya?!" Tanya Yeji, terkejut, sambil menunjukan halaman majalah yang ia lihat sebelumnya di mana terdapat potret wajah y/n.
"Eh iya benar." Jawab y/n dengan senyumnya yang malu-malu.
"Wah pantasan dari sejak pertama kita ketemu aku liat kamu cantik banget. Ternyata..." Yeji terus berbicara namun perhatian y/n teralihkan ke Ryujin yang memasuki ruangan dan mendekati Hyunjin.
Di tangan, Ryujin membawakan buah-buahan yang telah ia cuci. Ryujin pun mengambil tempat di samping Hyunjin dan mendekatkan buah-buah itu ke mulut Hyunjin.
Hyunjin terus menolaknya namun Ryujin pantang menyerah hingga akhirnya Hyunjin membiarkan Ryujin menyuapinya.
"...y/n? Y/n?" Suara Yeji menyadarkan y/n, membuat ia mengedipkan matanya beberapa kali dan kembali menatap Yeji dengan wajah linglung.
"Ia kan?" Tanya Yeji. "Eh? Ah... ia betul." Jawab y/n, sembarang.
Yeji pun mengangkat alisnya. "Kamu nggak denger ya aku ngomong apa?".
"Dengar kok cuman kurang konsentrasi aja." Jawab y/n dengan asal sambil tertawa kecil.
"Aku pergi dulu ya." Pamit y/n dan dibalas Yeji dengan anggukan. Yeji pun menatap y/n dari belakang hingga ia meninggalkan ruangan.
~•~
Cuaca yang cerah dan sejuk sangat pas menemani y/n yang tengah duduk di taman belakang mansion tersebut.
Pikirannya sedang dipenuhi dengan bayang-bayang perempuan bernama Ryujin yang menyuapi Hyunjin tadi.
Y/n pun tidak suka memikirkannya namun entah kenapa dia tak dapat menghentikan pikirannya sendiri.
Mungkinkah...
"Y/n." Suara berat itu membuat y/n terkejut hingga hampir terjatuh dari ayunan yang sedang ia duduki.
Felix pun kebingungan melihat y/n yang begitu terkejut. Y/n lalu berdiri menatap Felix, siap mendengarkan apapun itu yang akan ia katakan.
"Lo kenapa?" Tanya Felix lebih dulu. "Nggak apa-apa." Jawab y/n langsung.
Felix mengamati y/n dari kepala hingga kaki beberapa kali lalu segera beralih ke hal yang ingin ia bicarakan sebelumnya.
"Gue cuman mau ngucapin makasih karena lo udah mau ngebantu Hyunjin sampe dia dipulangin sekarang." Kata Felix.
"Hm... nggak masalah kok." Balas y/n.
"Ngomong-ngomong lo ngapain di luar?" Tanya Felix lagi.
"Nggak ngapa-ngapain malah." Jawabnya kepada Felix yang hanya mengangguk sebagai balasan.
"Felix, lo kenal sama teman Hyunjin yang namanya Ryujin?" Karena terlalu penasaran, akhirnya y/n menanyakan soal Ryujin pada Felix. "Ryujin? Kenal darimana sama dia?".
"Orangnya ada di dalam." kata y/n sambil menunjuk ke arah mansion.
"Pasti dia datang karena ada Yeji. Dia juga pasti lagi deket-deket sama Hyunjin sekarang." Guman Felix namun masih dapat didengar y/n.
"Kok tahu?" Tanya y/n, penasaran. "Dia selalu gitu sama Hyunjin." Jawab Felix dengan santai.
"Berarti dia suka sama Hyunjin?" Tanya y/n, langsung ke intinya.
Felix menatap y/n sedikit tak percaya. "Cepat banget ambil kesimpulannya." Kata Felix.
"Ya... emang selama ini kalian kenal dia bertahun-tahun masih nggak paham dia maunya apa?" Tanya y/n.
"Hm... tapi dia nggak pernah ngomong langsung jadi bisa aja nggak kan?" Kata Felix dengan wajah polos, membuat y/n memutar bola matanya.
"Dasar cowok." Gumam y/n, membuat Felix malah semakim bingung.
"Felix?" Suara itu membuat Felix dan juga y/n mengalihkan pandangan mereka untuk melihat siapa yang datang.
"Kak Yeji." Mendengar panggilan itu keluar dari mulut Felix, Yeji langsung menegurnya. "Udah dibilang gak usah pake 'kak' segala.".
Pandangan Yeji lalu beralih ke y/n. "Akhirnya setelah bertahun-tahun kamu bisa ketemu sama keluarga kamu." Maksud Yeji adalah y/n.
Mendengar hal itu Felix hanya tersenyum tipis, bersandiwara dengan tenang, sedangkan y/n tersenyum kikuk.
"Ngomong-ngomong, kalau kamu adiknya Felix berarti kamu juga tahu dong di mana keluarga Felix yang lain. Felix udah tahu?" Pertanyaan Yeji sontak membuat jantung y/n terasa behenti sesaat dan otaknya berhenti bekerja namun senyum di wajahnya berusaha ia tahan walaupun membuat ekspresinya sekarang terlihat seperti orang bodoh.
"Trus gimana kalian ketemu? Cerita dong." Lanjut Yeji lagi, membuat y/n terpojok dan melirik Felix.
Felix pun menggunakan kemampuan mengarang terbaiknya untuk menjawab Yeji. "Dia memang adikku. Tapi dia hanya sepupu jauh. Sebelumnya aku juga tidak mengenalnya sama sekali walau sering melihat wajahnya di mana-mana. Dia yang mengenaliku lebih dulu saat Hyunjin membawa dia ke sini." Jelasnya.
"Eh?! H-Hyunjin membawa seorang gadis ke rumahnya? Aku pikir setelah tahu kalau y/n adalah adikmu baru ia dibawa kemari... mungkin untuk membantumu menemukan keluargamu yang lain." Yeji dibuat shock oleh pernyataan Felix.
Keringat terlihat menuruni pelipis Felix seiring dirinya bertambah panik. "...itu karena y/n dan Hyunjin berpacaran... ia kan y/n?".
Nafas y/n serasa tercekat di lehernya, membuat ia seketika sulit bernafas. Perutnya pun mulai terasa sakit.
"Itulah kenapa Hyunjin membawanya ke mari. Dan sekarang dia menginap karena ingin merawat Hyunjin sementara waktu." Lanjut Felix lagi karena y/n tak kunjung menanggapinya.
"Ho... lihat y/n, wajahmu memerah. Jangan malu-malu seperti itu." Yeji iseng menggoda y/n.
"Nggak kok. Jangan dengerin dia..... jangan dengerin kak Felix. Kita cuman teman dekat aja. Beneran nggak ada hubungan lain." Buru-buru y/n menghentikan cerita karangan Felix sebelum dia membual lebih jauh. Sudah y/n duga ini memang rencana yang cacat.
Melihat y/n yang tampak panik, Yeji malah tertawa lepas karena menganggap reaksinya sangat lucu.
"Kau ini sepertinya suka jika adikmu jadian dengan Hyunjin." Kata Yeji seiring tawanya mereda. "Lalu, bagaimana dengan kelanjutannya soal keluargamu?" Tanyanya lagi.
Felix yang berpikir ia telah berhasil mengalihkan perhatian Yeji dari pertanyaan yang paling menyusahkan itu pun tersenyum masam karena ternyata Yeji tidak melupakan topik awal mereka.
Bersambung...
Jangan lupa vote ya 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyunjin Mafia Story : TAKEN
Fanfiction[COMPLETED] - Maafin aku karena nggak bisa jatuh cinta sama kamu padahal kamu itu cowok paling baik yang pernah aku temui. Maaf aku lebih milih Hyunjin daripada kamu. Aku tau dia bukan orang baik. Aku tau aku emang bego. Tapi aku juga nggak bisa boh...