17

292 32 9
                                    

"Lo nggak bisa ngapa-ngapain sekarang." Kata Minho sambil menyeringai dan langsung menggenggam kerah Hyunjin dengan kedua tangannya.

Mata y/n membelalak kaget karena tak menyangka Minho akan berbuat demikian terhadap Hyunjin yang sedang sakit.

Genggaman Hyunjin melonggar pada pergelangan tangan y/n dan segera beralih menggenggam erat lengan Minho. Bukan untuk membalasnya, namun karena Hyunjin kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.

Dengan secepat kilat, y/n mendekati mereka berdua dan berusaha melerai.

Tangan y/n yang satu ia pakai untuk mendorong Minho sedangkan yang satu lagi memegang tubuh Hyunjin dari belakang.

Walau begitu, tentu saja tangan y/n tak mampu menahan beban tubuh Hyunjin sehingga ia pun langsung terduduk kembali ke kursinya semula dengan wajah yang berusaha menyembunyikan rasa sakitnya.

Minho melihat y/n, bingung. Sementara y/n melihatnya dengan tatapan kecewa, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan Minho.

"Kenapa kamu nolongin dia?" Tanya Minho dengan senyum yang dipaksakan.

"Bukan itu maksud aku. Tapi kamu kan nggak seharusnya mau berbuat kasar sama orang sakit walaupun itu dia." Jawab y/n yang berusaha menjelaskan.

"Kamu mau lama-lama sama dia?" Tanya Minho lagi dan kali ini membuat y/n gugup. "Kamu ngomong apa sih?".

Tak lama kemudian y/n merasakan genggaman Hyunjin pada lengannya. Melihat Hyunjin yang tengah berusaha berdiri, y/n membantunya.

"Lo mendingan pergi dari sini daripada bikin ribut. Lagian di sini juga masih ada petugas keamanan." Ucap Hyunjin, mengingatkan Minho dan tersenyum tipis untuk mengejek.

"Gue mau balik ke kamar." Ucapa Hyunjin dengan pelan dan langsung dimengerti oleh y/n. Ia melihat Minho untuk terakhir kali sebelum berbalik sambil terus memegangi Hyunjin dan menjauh dari tempat itu.

~•~

Di kamar rawat...

Setelah membaringkan Hyunjin, y/n juga mendudukan dirinya pada kursi yang terletak tepat di samping ranjang pasien milik Hyunjin.

"...y/n." Suara Hyunjin memecah keheningan di antara mereka, membuat y/n mengangkat kepalanya, melihat ke arah Hyunjin.

"Sebenarnya... gimana perasaan kamu sama Minho?" Tanya Hyunjin, tidak peduli apa yang akan dipikirkan y/n terhadap dirinya nanti karena menanyakan hal ini.

Untuk sejenak y/n terdiam dan hanya memandang kosong, membuat Hyunjin menatapnya, bingung.

"Minho itu kan tunangan aku." Jawab y/n dengan abstrak. "Jadi....." lanjut Hyunjin, menggantung. "Ya pastilah aku sayang sama dia." Jawab y/n.

"Hm..." Hyunjin hanya membalasnya dengan bergumam. "Kenapa tiba-tiba nanyain soal itu?" Tanya y/n. "Cuman penasaran. Mungkin cuman perasaan aku, tapi kamu nggak kelihatan kalau dia emang spesial buat kamu." Jelas Hyunjin, membuat y/n menatapnya.

"Emangnya aku harus ngapain buat nunjukin itu semua?" Tanya y/n.

"Ngapain?... Bukan cuman perlakuan kamu ke dia sih. Bahkan... dari cara kamu natap Minho." Jawab Hyunjin.

Karena kurang paham, y/n hanya terdiam hingga Hyunjin melihat ke arahnya. "Udahlah gak usah dipikirin. Aku tahu kamu pasti nggak paham maksud aku." Ucap Hyunjin.

~•~

Beberapa hari kemudian...

Hyunjin Mafia Story : TAKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang