13

295 35 4
                                    

"Hah?!" Han langsung beranjak dari tempat duduknya ketika mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Jeongin di telepon.

Tanpa menutup teleponnya, Han langsung keluar dengan panik setengah mati, mencari Felix sambil berteriak-teriak, tidak peduli walau harus membuat keributan.

"FELIX?! FELIX!!!"

"Kenapa sih?!"

Yang dicari pun akhirnya muncul secara ajaib dari balik tembok pembatas ruangan.

"HYUNJIN KECELAKAAN!!"

Han yang sudah panik langsung to the point, membuat Felix merasa seakan jantungnya berhenti berdetak sesaat.

"FELIX!!"

Han yang melihat Felix mematung pun segera menyadarkannya kembali dengan mengguncangkan badannya sambil meneriaki namanya.

Felix pun mengerjap beberapa kali dan terlihat sangat terkejut. "Dia dimana?".

~•~

Sudah sekitar setengah jam Jeongin hanya mondar-mandir di depan ruangan UGD tempat para dokter sedang mengusahakan nyawa Hyunjin namun belum juga memberikan kabar.

"Jeongin!!!" Yang dipanggil menoleh ke arah sumber suara. "Han... Felix..." Gumamnya, tatkala melihat kedua temannya itu menghampiri dia.

"Gimana kondisi Hyunjin?" Tanya Felix dan Jeongin hanya terdiam. Bibirnya ingin berucap namun tak kesampaian seakan tak sanggup menggambarkan kondisi Hyunjin saat pertama ia temukan.

"Woi jawab!" Felix yang tak sabaran lalu meninggikan suaranya sambil menggenggam erat kedua pundak Jeongin dan mengguncangnya, membuat Jeongin mendongak.

"Jawab gue!! Hyunjin gimana kondisinya? Dia nggak apa-apa kan?!" Tanyanya lagi.

Gambaran mengerikan kembali terlintas di dalam benak Jeongin, mengingat apa yang dilihatnya ketika tiba di lokasi kecelakaan yang baru saja menimpa Hyunjin beberapa saat lalu.

Jeongin menepis kedua tangan Felix dari bahunya. "Kita tunggu aja kabar dari dokter. Nggak ada yang bisa tahu apa yang bakal terjadi sama Hyunjin nantinya." Ucap Jeongin, malah membuat emosi Felix memuncak.

"Maksud lo apa?!" Felix bergerak hendak menghajar Jeongin, tak terima dengan perkataan pesimis Jeongin yang seakan-akan ingin mengatakan kalau nyawa Hyunjin sedang benar-benar terancam. Memangnya seberapa parah?

Untung saja ada Han yang berusaha untuk menenangkan Felix hingga suasana kembali stabil. Han mengingatkan Felix untuk menghindari konflik yang tidak perlu apalagi di saat-saat seperti ini.

Mungkin sekitar satu jam waktu telah berlalu. Akhirnya seseorang menampakkan dirinya dari balik pintu ruangan UGD tersebut, membuat mereka yang sedari tadi menanti di luar segera mendekat dan menghujani orang itu dengan pertanyaan bertubi-tubi.

"Gimana kondisi Hyunjin dok?"

"Dia udah siuman?"

"Hyunjin baik-baik aja kan dok?"

Dokter tersebut perlahan membuka maskernya dan menampilkan wajah yang nampak letih.

"Walaupun sulit, dia sudah melewati masa kritis. Akan tetapi kita harus segera menjalankan operasi untuk saraf tulang belakangnya. Jika tidak, nyawanya bisa terancam." Jawab sang dokter.

"Kalau gitu segeralah lakukan operasinya. Tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya. Saya akan langsung mengurusnya." Ucap Felix yang masih tampak khawatir.

"Tapi ada satu masalah." Kata dokter itu dengan nada ragu.

"Apa itu dok?" Tanya Jeongin.

"Kami butuh persetujuan wali pasien karena operasi ini memiliki resiko." Lanjut sang dokter.

Hyunjin Mafia Story : TAKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang