7

349 34 2
                                    

Sudah hampir 5 menit y/n berdiri di tempat itu dan sesekali mengintip dari balik tembok sambil bergulat dengan pikirannya.

Tak jauh dari situ, Hyunjin yang tengah bersantai di sofa, asik memainkan sesuatu di ponselnya.

Setelah lama berpikir, y/n pun langsung menghampiri Hyunjin tanpa ragu dan berdiri di depannya, membuat Hyunjin perlahan mendongak dan melihat y/n dengan tatapan aneh.

Mereka berdua hanya terdiam karena  y/n pun bingung bagaimana ia harus berbicara. Hyunjin yang merasa canggung pun langsung bertanya dengan nada risih. "Mau apa lo?".

"Um... gue boleh nggak pinjam HP lo buat nelfon bentaaar aja?" Tanya y/n dengan wajah memelas. "Gue kan udah bilang nggak." Jawab Hyunjin dengan ketus. "Tapi-" belum sempat berbicara hingga selesai, Hyunjin langsung memotong perkataan y/n. "Lo pasti mau nelfon si Minho kan?" Ucap Hyunjin. "Nggak kok. Bukan Minho." Bantah y/n. "Lagian kenapa emang kalo gue mau ngomong sama Minho." Lanjutnya lagi dengan suara yang kecil dan hampir tak didengar siapapun.

Hyunjin membuang nafasnya dengan kasar sembari melirik ponselnya kemudian y/n. "Kalo bukan Minho, siapa lagi yang mau lo telfon? Hah?" Tanya Hyunjin. Pertanyaannya membuat y/n terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan suara pelan. "Mama..." dan sorot mata Hyunjin yang awalnya dingin pun seketika berubah menjadi lembut.

Tanpa berkata apa-apa, Hyunjin langsung menyerahkan ponselnya pada y/n. Namun saat y/n hendak mengambilnya, Hyunjin tidak melepaskan genggamannya. "Tapi ada satu syarat." Ucapan Hyunjin, membuat alis y/n mengerut. Hyunjin lalu lanjut berbicara. "Aktifin speaker biar gue bisa denger apa yang kalian omongin." Kalimat itu membuat y/n memutar bola matanya dengan malas.

"Bisa aja kan lo malah nyusun rencana buat keluar dari sini." Kata Hyunjin sambil menajamkan matanya ke arah y/n.

"Iaia." Jawab y/n dengan cepat. Hyunjin pun akhirnya melepas genggamannya dan y/n mulai memasukkan nomor yang ingin ia panggil.

Setelah beberapa detik menunggu, akhirnya yang ditelepon pun mengangkat panggilan tersebut. "Halo?" Dan karena y/n telah mengaktifkan speaker panggilan tersebut, maka Hyunjin pun ikut mendengar suara wanita di seberang.

"Ma... ini y/n." Balas y/n dengan nada tenang namun tak dapat menutupi kebahagiaannya yang dapat berbicara dengan sang ibu setelah beberapa hari lamanya.

"I-ini... y/n?! Kamu di mana, sayang? Ini nomor siapa? Kamu sama siapa?" Wanita mrlontarkan pertanyaan bertubi-tubi dan terdengar cemas.

"Tenang dulu ma. Aku nggak apa-apa kok." Kata y/n, berusaha membuat ibunya tenang.

"Tapi kamu di mana? Apa yang terjadi sama kamu? Kamu sama Minho kok nggak mau jelasin ke mama?" Tanya ibu y/n lagi. "Mama nanya aku ke Minho?" Tanya y/n dan di-iyakan oleh sang ibu.

"Memangnya dia bilang apa sama mama?" Lanjut y/n lagi. "Katanya ini semua salah dia. Mama nggak ngerti. Dia juga nggak ngejelasin lebih detail tapi dia bilang kamu nggak apa-apa. Mama percaya sih sama dia. Tapi mama tetap khawatir, y/n." Jelasnya panjang lebar.

Setelah mendengar perkataan ibunya, y/n menarik nafas panjang sebelum akhirnya membalas "ia ma. Terlalu rumit kalau mau dijelasin. Pokoknya yang mama perlu tau sekarang, y/n baik-baik aja kok. Cuman y/n emang belum bisa ketemu mama sampe... entah sampe kapan. Tergantung kapan urusan Minho selesai. Hehehe." Sang ibu yang mendengar cengiran anaknya di akhir itu pun malah mengomelinya. "Kamu nih masih sempat-sempatnya ngomong santai gitu. Kamu tau nggak mama itu khawatir?".

"I-ia ma. Maaf. Tapi mama nggak perlu terlalu banyak pikiran ya. Aku nggak mau nanti mama sakit karena mikirin aku lagi." Ucap y/n, kali ini dengan nada lirih.

Hyunjin Mafia Story : TAKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang