Seorang pria manis dengan tinggi seratus sembilan puluh tengah sibuk mengeluarkan baju-baju terbaiknya dari lemari besar yang terpasang rapi di sudut kamarnya. Ia meletakkan sepasang baju dan mengepaskannya pada tubuh rampingnya, untuk kemudian berdecak karena merasa tidak cocok.
Total ada tujuh pakaian yang menumpuk karena dihempaskan oleh pemiliknya. Pria dengan nama lengkap Tsukishima Kei itu tengah kebingungan memilih baju. Persis seperti seorang gadis perawan yang baru pertama kali diajak berkencan. Walau nyatanya memang ia akan pergi berkencan.
Kekasihnya, Kuroo Tetsurou, hari ini akan mengajaknya keluar. Berkencan dihari libur. Kekasihnya itu ingin mengganti kesalahannya minggu lalu karena tidak datang ke kencan mereka. Dia bilang sangat sibuk dengan pekerjaan. Kei meklum, meski hatinya sedikit kecewa. Enam jam menunggu dan Tetsurou tak datang, dengan alasan banyak pekerjaan. Kei ingin marah, tapi ia tak bisa. Ia tak suka menunjukkan banyak ekspresi pada orang lain. Menurutnya itu berlebihan.
Hingga pilihan Kei jatuh pada kaos dengan jeans juga cardigan berwarna navy. Menurutnya tidak buruk, dan lumayan simple. Kei memilih itu, untuk kemudian menyambar heandphone dan dompet miliknya. Ia turun begitu mendengar klakson mobil kekasihnya. Dan disambut dengan godaan dari Kakak laki-lakinya, Akiteru.
"Ekhem, yang mau kencan. Nanti Kakak titip yakisoba boleh ya. " ujarnya dengan kerlingan menggoda. Ditangan kanannya ada segelas jus apel yang dibuatkan Ibunya pagi tadi. Kei membuang muka, tidak mau melihat, takut rona pipi nya terlihat oleh Kakak semata wayangnya itu.
Kei benar, itu adalah mobil Tetsurou. Si pengemudi terlihat melambai di balik kemudi. Kei tersenyum kecil. Tapi entah kenapa hari ini ada yang janggal, biasanya Tetsurou akan turun dan menyambutnya, lalu membukakan pintu mobil untuknya. Tapi kini tidak ada yang seperti itu.
Mencoba berfikir positif, Kei beranggapan, mungkin lupa. Dan mengabaikan keganjilan tersebut, kemudian duduk di bangku penumpang dan memasang safety belt nya.
"Sudah siap?. " tanya Tetsurou. Kei mengangguk.
Mobil Tetsurou membawa mereka berkeliling. Sempat berhenti membeli crepes, dan ice cream. Hari ini Kei merasa bahwa mereka hampir tidak melakukan kontak fisik, seperti bergandengan atau ciuman. Padahal biasanya Tetsurou akan menggodanya dengan menarik-narik pipinya kemudian mengecup bibirnya. Tapi ini tidak sama sekali.
Dan Kei tetap berfikir positif, mungkin dia terlalu lelah. Mereka sempat mampir ke cafe langganan mereka. Memesan makan siang, karena jujur saja, akhir-akhir ini Kei tidak selera makan. Ia juga sering memuntahkan isi perutnya, bahkan ketika perutnya tak terisi barang satupun. Dan yang lebih parah, ia akan merasa lemas sekali, seolah semua energi dalam tubuhnya hilang entah kemana.
Sejak mereka masuk ke cafe, perhatian Tetsurou hanya tertuju pada ponselnya saja. Kei menunduk, tangganya mengaduk-aduk smoothie yang baru ditenggak setengah.
"Menghubungi siapa?. " setelah hening beberapa saat, Kei memberanikan diri untuk bertanya. Tetsurou melirik Kei yang duduk di depannya. Kemudian mematikan benda pipih itu.
"Kenma. Dia memintaku menemaninya membeli game baru." ujarnya, menyesap cappuccino yang hampir tak tersentuh.
"Lalu?. "
"Aku bilang akan mengantarnya setelah kecanku dengamu selesai dan mengantarmu dengan selamat sampai ke rumah. Hm. " ucapnya, tangan kanannya ia gunakan untuk membelai surai pirang Kei.
Kei sedikit tersipu, kemudian mengangguk. Waktu sudah hampir gelap, Tetsurou sempat mengajak Kei ke taman kota untuk mampir membeli kembang gula kesukaan si pirang. Taman kota sangat ramai, apalagi saat sore. Para warga suka menghabiskan waktu mereka disini. Sempat duduk sebentar. Kemudian ponsel Tetsurou berdering, dia beranjak untuk mengangkat telephone, meninggalkan Kei sendirian di bangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here [SakuTsuki] Complete
Random"Selamat, Anda tengah mengandung saat ini. Usianya sekitar tiga minggu, harap jaga kesehatan dan jangan terlalu stres, karena kemahilan pada pria sangatlah sensitif. Kalau begitu saya permisi, masih ada pasien yang harus saya periksa. " Kei mematung...