"K-kuroo-san. "
Kiyoomi mengeratkan genggamannya, tengan Kei bergetar. Keringat dingin mengalir dari pelipis. Terpisah jarak tujuh meter di depan. Tetsurou dengan jaket hitam dan kaos putih berdiri tegak di samping mobil pribadinya.
Tetsurou sempat melirik mereka, tidak sadar bahwa gadis tinggi itu adalah Tsukishima Kei. Baru sadar saat dia hendak masuk ke bagian kemudi, sadar bahwa jemari nya bertaut dengan pembawa kemenangan Timnas itu.
Smirk Tetsurou terpampang, tidak jadi masuk mobil. Memilih menutupnya lagi dan melambaikan tangan. Tangan satunya terselip di saku jaket, rambut yang melawan gravitasi, senyum bodoh bak antagonis dalam film terpampang di perawakan itu.
"Yo, Megane-kun.. Ahhh Chan? Tak kusangka kita bertemu disini dengan penampilanmu yang, errr... Lebih baik kau daftar jadi model saja sana. Burungmu kau potong heh?. "
Kiyoomi menunduk, ia kesal. Kei menahan tangannya untuk tidak menjawab omongan Tetsurou barusan. Kei menarik nafas berkali-kali. Ia butuh waktu untuk membuat otaknya berfikir kembali. Satu detik tidak masalah, genggaman hangat Kiyoomi membantu banyak. Setidaknya ia tidak panik.
"Wow, kau masih punya wajah rupanya heh, Kuroo-san?. "
Tetsurou dalam jarak lima meter terkekeh. Ia mengibaskan tangannya, menyeringai dalam.
"Tidak ada kesalahan yang ku lakukan, aku hanya meninggalkanmu tidak membunuhmu. Syukuri saja hal itu, lagi pula tindakanku sudah benar. Dari pada melanjutkan hubungan denganmu lebih baik ku akhiri saja. "
Kiyoomi sudah cukup menahan diri, ia melepas ikatan tangannya dengan Kei. Tapi Kei masih menghalanginya, biar kan ia bicara.
"Bagus, setidaknya aku tidak terus-terusan sakit hati. "
Tetsurou menjentikkan jari, "Good for you. "
Hening beberapa saat. Tetsurou maju dua langkah. Kiyoomi berdecak, biarkan ia menonjok wajah sok Tetsurou itu hingga tak berbentuk dan membunuhnya kemudian membuatnya seolah itu hanya kecelakaan. Dan mereka bisa hidup tenang.
"Tenanglah Omi, aku sudah cukup baik sejak dia menelepon ku terakhir kali, setidaknya untuk saat ini. "
"Tapi kau tidak boleh banyak fiki-"
Kei menatap mata kelam suaminya, mengeratkan genggaman tangan mereka. Tersenyum kecil, menjanjikan.
"Percayalah padaku."
Tetsurou menyisakan jarak tiga meter. Memandang fisik Kei dari atas sampai bawah, kemudian bersiul menggoda.
"Kau tahu Kei, kau itu tipe yang paling diidamkan orang-orang. Lihat? Dalam wujud pria kau sudah luar biasa apalagi diwujud wanita, ini sudah setara Miss International. Tapi ya, kau hanya punya itu, hanya punya itu saja. Kau itu bad attitude, pedas sekali omonganmu. Tidak pernah mempedulikan orang lain. "
Tetsurou menyimpan kedua tangannya di saku jaketnya.
"Aku awal jatuh cinta karena parasmu dan sikapmu yang Tsundere itu. Tapi lama kelamaan aku sadar bahwa aku pria normal yang benci kata-kata pedas yang kau ucapkan. Hanya maso yang bisa menerima itu semua. " Tetsurou melirik Kiyoomi yang kembang kempis sejak tadi.
Kei tertawa kecil, "Oh, maso?." Kei menaikkan kepalanya, memandang rendah orang yang sudah menghamili dan meninggalkannya.
"Wow hebat, aku menikahi seorang masokis. Tapi tak apalah, selama dia mencintaiku dan tidak meninggalkanku apalagi membuang hidupku dan meninggalkan emas untukku. Aku ini tidak tahu kau ini sebenarnya malaikat atau iblis Kuroo-san sungguh. "
"Kau meninggalkanku di sana, membuang kebahagiaanku, mencampakkanku di depan umum dan membiarkanku mati kedinginan karena hujan. Tapi kau juga memberiku harta serta tujuan aku bertahan hidup, jika saja kau tak tinggalkan hal itu, aku pasti akan naik ke gedung paling atas dan membiarkan tubuhku tercerai-berai ketika mendarat di bawah. "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here [SakuTsuki] Complete
Random"Selamat, Anda tengah mengandung saat ini. Usianya sekitar tiga minggu, harap jaga kesehatan dan jangan terlalu stres, karena kemahilan pada pria sangatlah sensitif. Kalau begitu saya permisi, masih ada pasien yang harus saya periksa. " Kei mematung...