"Baiklah, langsung saja, selamat, Anda tengah mengandung saat ini. Usianya sekitar tiga minggu, harap jaga kesehatan dan jangan terlalu stres, karena kemahilan pada pria sangatlah sensitif. Kalau begitu saya permisi, masih ada pasien yang harus saya periksa. "
Kei mematung. Ia meremas ujung bajunya kuat-kuat. Dia hamil, tentu saja dia hamil. Dan Ayahnya, tidak lain adalah Tetsurou, lalu apa yang harus ia lakukan. Tetsurou tidak lagi menginginkannya.
Dan Kiyoomi yang sedari tadi menyimak,menepuk pundak Kei pelan. Ia menurunkan masker yang ia kenakan, kemudian menatap Kei serius.
"Menikahlah denganku, akan kujadikan kau satu-satunya dalam hidupku, akan kuberikan seluruh hatiku padamu. Dan aku akan menjadi Ayah untuk anak yang ada dikandunganmu. "
Kei seratus persen menuangkan atensinya pada pemuda yang kini tengah bersidekap di belakangnya. Tangan kanannya sibuk menutup mulutnya, karena mual yang mulai menyerang. Sedangkan tangan kiri sibuk mengelus perutnya sendiri, berharap gejolak aneh di dalamnya bisa sedikit reda.
"Apa yang kau katakan?. " Kei membulatkan matanya.
"Kau menyuruhku untuk menikah denganmu? Jangan bercanda, Ayah dari anakku masih hidup dengan tubuh sehat diluar sana. Dan kau menyuruhku untuk menikah denganmu?. " Kei memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.
"Aku menawarkan hal itu jika kekasihmu tidak mau bertanggung jawab. " Kiyoomi mengendikkan bahu.
"Dia akan bertanggung jawab. Lagi pula kau ini siapa? Aku tidak pernah bicara denganmu, dan kenapa juga kau repot-repot bicara denganku? Tidak berguna. "
Kiyoomi menghela nafas. Bagaimana pun juga pasti harus dijelaskan bukan. Lagi pula Kei benar. Tidak ada orang yang mau menikah dengan orang yang baru pertama mereka temui. Apalagi ini adalah dirinya, sudah pasti Kei hanya mengenalnya lewat berita olahraga. Tidak lebih.
"Aku menyukai, tidak, aku mencintaimu. "
Kei semakin melotot. Apa-apaan sih orang ini.
"Berhentilah bicara omong kosong Sakusa-san. Kau hanya akan merusak citramu sendiri. Lagi pula aku akan minta pertanggung jawaban dari Kuroo-san. "
Kiyoomi menyeringai.
"Kau yakin dia mau? Lalu kemana saja dia saat kau berkali-kali menelefonnya tadi hm?. "
Kei berdecak. "Apa maumu?. "
Kiyoomi mengendikkan bahu. "Tidak ada, aku menawarkan hal ini karena aku mencintaimu sejak dulu. Hanya kau saja yang tidak tahu,dan lambatnya pergerakanku sampai-sampai kau sudah di miliki orang lain. " Kiyoomi berjalan mendekat. Ia mengapit dagu Kei dengan jari nya.
"Tapi dengar, aku tidak pernah berbohong soal perasaanku. Fikirkan soal orang tua mu juga. Jika Kuroo tidak mau bertanggung jawab, apa kau tidak memikirkan orang tua mu? Kau mungkin bersikeras membesarkan anakmu sendiri, tapi bagaimana pun orang tua mu pasti akan menanggung semua ini. Jadi..."
Kiyoomi berbisik mendekatkan diri pada telinga kanan si pirang.
"Fikirkan lagi penawaranku barusan. Aku bukan seorang masokis atau yang lebih parah psikopat. Aku jatuh cinta pandangan pertama. Aku bisa tumbuhkan cinta dihatimu dalam sekejap,percayalah."
Kei berdiam mematung. Ia menunduk memandang sepatunya yang sebagian basah oleh air hujan tadi. Jaket olahraga Kiyoomi masih tersampir di pundaknya. Kalau difikir lebih jauh, perkataan Kiyoomi benar adanya. Dia bisa melakukan ini, tapi orang tuanya? Mereka pasti malu. Apalagi dia lelaki.
Kei mengeratkan jaket di pundaknya. Ia menggigit bibirnya, ia harus berfikir lagi. Apa yang harus ia lakukan.
"Baiklah. Aku mau menikah denganmu jika Kuroo-san memang tidak mau bertanggung jawab. Walau aku percaya dia pasti mau bertanggung jawab. " Kei menaikkan sedikit kaca mata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here [SakuTsuki] Complete
Sonstiges"Selamat, Anda tengah mengandung saat ini. Usianya sekitar tiga minggu, harap jaga kesehatan dan jangan terlalu stres, karena kemahilan pada pria sangatlah sensitif. Kalau begitu saya permisi, masih ada pasien yang harus saya periksa. " Kei mematung...