Chapter 11 (😈)

2.5K 223 121
                                    

Time skip

Bumil nya makin aktif ya moms. Kei mulai ikut yoga ala-ala ibu hamil. Sudah tujuh bulan saja kandungannya ini. Anaknya juga tidak bisa diam, selalu ribut di dalam entah meributkan apa.

Kalau Kei sedang berdebat kecil dengan Kiyoomi, anaknya ikut-ikut an ribut. Tendang sana tendang sini. Untung perutnya buatan tuhan,coba kalau buatan emaknya, duh ga ngerti lagi.

Sekarang Kei sedang menungging di depan televisi. Dengan celana ketat dan baju khas ibu hamil. Juga karpet khusus Yoga. Mengikuti gerakan di televisi.

Kiyoomi menyimak dari dapur, memijit pangkal hidungnya. Tidak bisa lagi berkata tidak jika Kei sudah meminta, meski hal ekstrim sekalipun ia tak bisa menolak.

Hormon kehamilannya sudah diatas rata-rata, mulai nyidam nak naik ufo.

Enggak, kalau sampai beneran gimana cara menuhinnya? Kalau jet pribadi sih punya.

Kiyoomi tahu Yoga itu baik, tapi suka tiba-tiba takut aja gitu. Gerakannya makin aneh, ada yang kayang. Ada yang gaya jamed, aneh-aneh pokoknya.

Tapi yang membuat dia heran, kenapa Kei belum minta nganu-nganu sama dia? Dia nunguu in lo. Itu reader sekalian juga nunggu, kenapa masih belum keluar juga permintaannya?.

"Omi tolong ambilkan susu ku. " Kei berteriak dari ruang televisi.

Kiyoomi meraih segelas susu rasa strawberry di meja dapur dan menyerahkannya pada pujaan hati. Kei berkeringat, dada nya naik turun, capek.

Sekali tegukan, susu di gelas sudah tandas tak bersisa. Kei duduk bersila menyamankan posisi. Baru di diamkan sebentar, anaknya sudah nendang lagi.

"Kau ingin jadi pemain bola? Tidak tahu Mama mu masih capek? Diam sebentar kenapa?. " Kei ngomel sendiri.

Kiyoomi terkikik, lucu sekali kalau begini. Kei sering marah-marah ke jabang bayinya gara-gara ya itu, tidak bisa diam. Maklum karema itu bukan benihnya, benih jamed kan emang begitu.

"Dia masih bayi, tidak akan mengerti. " Kiyoomi mengelus perut buncit istrinya.

Kei cemberut, tangannya disilangkan di depan dada. Ngambek karena Kiyoomi membela bayinya.

Lah? Dahlah.

"Tapi kan aku capek. " Kei mengalungkan tangannya pada sang suami. Minta peluk.

Ulululu.. Uwuphobia aku ini.

Kiyoomi mengelus-elus punggung istrinya. Sudah manja-manjaan begini tapi belum bilang, aku cinta kamu, ayo nge sex. Haduh, Kiyoomi merana.

Burungnya butuh asupan, tapi dia belum dapat. Kasian sabun nya sudah berlubang kayak Rengoku.

Astagfirullah bersoda..

Shuuu..

Kei meniupi telinga suaminya, sesekali menjilat. Kiyoomi cerah, mungkin ini nikmat dari yang maha kuasa.

"Geli sayang.. Hentikan. ".

Kei menggeleng, "Kita keluar yuk, jalan-jalan. " katanya.

Kiyoomi melepas pelukannya. Menyelipkan surai pirang ikal yang semakin panjang saja, belum di potong oleh empunya. Diajak ke salon tidak mau. Katanya biarkan saja.

Sudah menutupi telinga panjangnya, jadi makin cantik saja.

Kiyoomi mengecup pelipisnya sayang.

"Mau kemana? Jangan lama-lama, nanti kamu kecape an." Kiyoomi mengelus-elus surai pirangnya.

Kei mengangguk semangat. Kiyoomi tersenyum, mengecup kening Kei sekali lagi.

I'm Here [SakuTsuki] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang