Chapter 6

1.8K 233 71
                                    

Pernikahan sudah selesai dilaksanakan. Kini Kei telah sah menjadi Sakusa Kei sejak tiga hari yang lalu. Ia juga sudah tinggal satu atap di rumah yang telah dibeli oleh Kiyoomi. Kiyoomi membeli dua tanah untuk dua rumah, katanya agar halamannya luas jadi anaknya bisa bebas bermain. Kiyoomi juga memilih tempat yang tak terlalu padat agar ketenangan mereka tidak terganggu. Nih, orang kaya mah bebas.

Kandungan Kei sudah sebulan lebih satu minggu, sedikit buncit. Persis saat kau makan kekenyangan, atau saat kau sudah tiga hari tidak berak. Ya begitulah perutnya. Meski begitu Kei masih belum menunjukkan tanda-tanda nyidam. Sedikit banyak Kei bersyukur karena anaknya tidak merepotkan dirinya. Morning sick nya juga sudah berhenti sejak seminggu yang lalu.

Mungkin bayi nya mengerti kalau Mama nya sedang memikul beban yang cukup besar. Dihamili tapi pria nya tidak mau tahu. Mungkin, yah mungkin saja anaknya mengerti.

Kiyoomi baru pulang latihan. Wajahnya terlihat lelah, tas olahraganya diambil alih oleh Kei begitu Kiyoomi masuk ke dalam. Sebenarnya ia masih dapat jadwal libur, tapi karena tournament dia memilih untuk ikut latihan. Jatah bulan madunya masih ada, masih sekitar satu minggu an. Besok mereka akan berangkat ke Kyoto untuk bulan madu.

"Aku sudah siapkan airnya, mandi lah. " Kei membawa tas olahraga suaminya ke dalam. Kiyoomi melepas maskernya dan segera masuk ke kamar mandi. Tidak ada yang lebih nikmat dibanding waktu santai yang kau habiskan di bath up. Mandi dengan air hangat, oh sepertinya Kei menambahkan cairan aroma terapi yang diberi oleh Rei saat pernikahan mereka. Selera gadis itu lumayan, setidaknya bukan parfum malaikat subuh kalau kata Hongika.

Kei sedang berkutat dengan sayuran dan daging yang sedang ia masak. Sup dan tumis adalah pilihannya untuk makan malam. Ia juga sudah menyiapkan beberapa camilan yang mungkin akan ia butuhkan untuk teman nonton nanti malam. Itulo sinetron yang lagi nge trend, Ikatan Cinta. Ibu nya saja sampai guling-guling waktu si ceweknya sekarat.

Padahal biasanya ia tak suka, apa mungkin ini karena hormon kehamilan? Mungkin saja kan.

Kiyoomi selesai mandi saat Kei selesai menata meja makan. Tubuh Kiyoomi yang basah dan aroma sabun yang menguar. Ditambah hanya ada handuk yang melilit pinggangnya. Kei jadi bersemu, sok sibuk dengan meja makan agar tidak terlihat salah tingkah. Kiyoomi menyadari itu, hanya saja ia memilih untuk tidak lihat. Kalau dibanding tubuh toplesnya, penampilan Kei lebih menggoda.

Celana pendek dengan kemeja kebesaran. Ditambah apron hitam yang melekat ditubuh rampingnya. Siapa coba yang tidak tergoda?. Hanya Seme abnormal yang tidak tergoda. Mati-mati an Kiyoomi menahan hasrat nya. Hingga detik ini pun, mereka belum pernah berciuman dengan serius. Hanya kecupan ringan, yah bahkan hampir tidak pernah. Kiyoomi tahu Kei masih butuh waktu. Tak apa, selama apapun itu ia akan menunggu.

"Aku sudah siapkan keperluan untuk besok. Periksalah lagi jika masih ada barangmu yang belum kumasukkan. " Kei berujar setelah melepas apron yang menempel pada tubuhnya.

"Ya, terima kasih, aku akan melihatnya setelah ini. " Kiyoomi naik ke atas. Ganti baju, sekalian melihat isi kopernya.

Kei memegangi dadanya sendiri. Tadi itu serasa seperti serangan kejutan yang menyetrum dirinya. Jantungnya berdetak kencang, sensasi yang sama yang ia rasakan ketika ia masih menjadi kekasih Tetsurou. Berdebar yang seperti itu, kembali terulang lagi dengan orang yang berbeda.

Kei menggelengkan kepalanya, sudah seharusnya begini. Sudah seharusnya ia mencintai orang yang sudah mengulurkan tangan untuknya kan? Lagi pula Kiyoomi bukan orang jahat. Seperti yang dikatakan pria itu dulu, ia bukanlah masokis atau parahnya psikopat. Dia itu orang normal yang mencintai orang lain dengan normal pula.

Kiyoomi turun sepuluh menit kemudian dengan kaos dan celana pendek. Rambutnya setengah basah. Kei sudah duduk manis menunggu di meja makan. Mereka makan bersama dengan tenang. Kei selesai lebih dulu, porsi makannya bertambah sedikit, mungkin karena jabang bayinya. Tapi tetap tak setara dengan porsi makan suaminya.

I'm Here [SakuTsuki] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang