Chapter 14

1.8K 206 79
                                    

"Kau yakin tidak mau kuantarkan?. " Kiyoomi bersiap memakai sepatu, bebarengan dengan Kei yang sudah berpakaian rapi.

Di halaman depan ada Rei yang sedang menelepon seseorang, menunggu Kei bersiap.

Hari ini Kei ingin main ke tempat Rei dan ketempat Shoto, menyapa orang tua Shoto dan berencana membuat aliansi bersama Enji agar bisa menghujat Rei secara berjamaah. Dosa nya ditanggung bersama. Tapi Enji yang paling banyak, soalnya dia yang paling tua.

"Tidak, untuk apa aku memanggil babu officialku kalau ujung-ujung nya aku minta antar kamu?. "

Kiyoomi tersenyum,ia merengkuh pinggang Kei dan melayangkan sejuta ciuman mesra.

"Kalau latihanku selesai lebih cepat aku akan menjemputmu. Kalau sedikit terlambat nanti akan kukabari, minta tolong babu officialmu untuk mengantarmu pulang. " Kei mengangguk, ia melambai pada mobil suaminya yang keluar area rumah mereka.

Rei berkacak pinggang, "Jadi aku babu officialmu?." Kei cuek bebek, ia memilih masuk ke dalam mobil gadis itu.

"Hanya saat aku hamil, nanti kalau aku lahiran kau naik pangkat jadi pengasuh bayi official. "

Rei menghela nafas, "Terserah. " nasib honorer.

Tujuan pertama mereka yaitu apartment Rei yang tidak jauh dari rumah utama keluarga Todoroki. Kei turun sebentar saja, melihat isi apartment temannya.

"Kufikir apartment mu kotor. " ucapnya.

"Dengar, meski aku malas bersih-bersih, tapi rumahku tetap kubersihkan dua hari sekali. "

Kei mengendikkan bahu. Ia berjalan menuju dapur, menemukan semangkuk pudding strawberry. Colong.

Rei melambai lagi, "Kutinggalkan kalau lama-lama. "

Kei beranjak pergi dengan pudding colongan di balik sweater rajutnya. Disimpan di atas perut.

"Perutmu membelah diri?. "

Kei menoleh, "Apa?. "

"Kenapa perutmu jadi dua?. " Rei melihat gundukan lain di atas perut Kei. Sebesar mangkuk, kalau payudara tidak mungkin hanya satu yang bengkak. Lagi pula mana ada payudara di tengah-tengah, mana cuma satu.

Kei menggeleng, ia tidak menghiraukan ucapan kawannya. Rei juga tidak ambil pusing,lanjut saja ke rumah calon mertua.

Rumah bergaya Jepang klasik. Sudah direnovasi, ditambahi dengan taman dan garasi yang lebih luas. Kei turun dari mobil, menatap sekeliling rumahnya.

"Meski tradisional tapi besar sekali. "

Temannya mengangguk, "Orang kaya, ayo masuk. "

Rei menekan bel rumah, dan tak lama muncul lan gadis yang lebih tua darinya, surai putih dengan sedikit warna merah. Dia cantik, berkaca mata, Fuyumi namanya.

"Oh, ini temanmu yang kau bicarakan. Hmm wow, aku insecure. " Fuyumi meneliti penampilan Kei.

Meski pria tapi Kei cantik, manis, idaman para bunda.

Ditambah rambut ikal yang di ikat setengah oleh Rei. Salah sendiri tidak di rapikan. Kaca mata tebal yang membingkai wajah manis Kei.

Rei mengangguk, "Bibi di rumah kan?. "

"Iya, sedang membuat kue,kalau Shoto sedang pergi bersama Ayah, menjemput Touya dari Bandara. "

Rei ber oh saja, ia masuk diikuti Kei di belakangnya.

Mereka masuk lebih dalam, dan menemukan Ibu Shoto, Todoroki Rei, (njir samaan) sedang memanggang kue strawberry.

Wanita yang terlihat awet muda itu berbalik, rambut putihnya di ikat agar tidak mengganggu. Mendapati calon mantu yang berdiri dengan kawan tiang listrik isi bakpao di belakangnya.

I'm Here [SakuTsuki] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang