Chapter 13

1.5K 222 45
                                    

Kei mengernyit dalam, dia bilang tunangan Omi? Tapi Omi tidak cerita apa-apa padanya?.

"Kenapa diam saja? Terkejut?. " tanya nya.

Rei memijit pelipisnya, "Aku tidak tahu apa yang terjadi di sini, tapi setidaknya sadari posisi mu dan juga waktumu untuk mengatakan itu. "

Gadis itu mengibaskan tangannya, "Tidak perlu, ku dengar istri Omi-kun ini penebar garam, harusnya perkataanku tadi tidak memberi pengaruh yang spesifik padanya. "

Kei diam saja, ia masih memegang snack di tangannya. Sesekali ia mengunyah dengan tatapan datar yang ditujukan untuk gadis yang mengaku tunangan suaminya.

"Hm, bicara saja denganya, masuklah dia masih di Gor,ada latihan. " Kei melenggang duluan meninggalkan dua gadis itu di depan pintu.

"Hah? Kei kau serius?. " temannya bertanya, Kei mengibaskan tangannya.

Rei berdecak, membuka pintu lebih lebar supaya gadis itu bisa masuk.

"Terima kasih honorer. " ucapnya dengan langkah megal megol kayak bebek di tengah sawah.

Rei tidak suka dengan gadis ini. Modelannya kek cimoy versi glow up.

Kei bersandar di sofa, "Lumayan ada babu baru. " kemudian mengelus perutnya yang hampir membuncit.

Yukie duduk menyilangkan kaki nya di sofa tamu. Rei melenggang ke dapur.

"Ayo ku bantu." Kei hendak berdiri.

"Tidak usah, duduk saja. Nanti makanannya kau habiskan. "

Kei mengendikkan bahu, "Bayiku yang minta. "

"Gak nanya. " Rei melengos pergi menyiapkan masakan.

Yukie menyeringai, "Wow Kei, kau benar-benar punya pembantu yang baik. "

Kei menyeringai balik, "Oh ya tentu saja, kau akan menemaninya setelah ini. " ucapnya.

Seringai yang terpampang di wajah gadis itu seketika luntur.

"Apa katamu?. "

Kei mengelus perut buncitnya.

"Rei bukan pembantu, dia temanku. Tapi kalau kau, mungkin cocok jadi pembantu, Omi pasti juga setuju kalau aku yang meminta."

Yukie berdiri dari duduk nya, menunjuk Kei tepat di wajahnya.

"Kau! Jangan sok-sok an memerintahku hanya karena statusmu itu homo sialan. Aku tahu, itu pasti bukan anak Omi-kun, kau menikahi Omi-kun hanya agar anakmu bisa mendapat Ayah bukan? Aku akan membuat Omi-kun menceraikanmu begitu kau melahirkan anak sialan ini. " Yukie menunjuk perut buncit Kei.

Kei mengendikkan bahu, "Terserah apa katamu, biasanya orang iri memang banyak omong. "

Setelahnya Kei melenggang pergi menyusul kawannya yang sibuk di dapur. Membantu hal-hal kecil, meninggalkan Yukie yang kesal setengah hidup dengan maklhuk pirang penyandang gelar Ny.Sakusa itu.

Kiyoomi pulang saat jam menunjuk pukul lima sore. Baru pulang niatnya pengen pelukan sama istri malah nemu togel bau lonte di ruang tamu.

Blazer yang menutupi pakaian minimnya di sampirkan di sandaran sofa. Rambut ikal nya dia gerai. Bibir yang tadi lipstiknya masih tipis sekarang jadi tebal.

Tubuh berselok manis di atas sofa dengan senyum nakal di bibir.

Kiyoomi jijik, "Kei?. "

Kei datang dari dapur, "Apa?. "

Kiyoomi menunjuk Yukie yang masih nangkring manis di atas sofa.

"Kenapa dia ada di sini?. "

"Dia bilang dia tunanganmu, karena aku tidak tahu, kusuruh dia menunggu mu saja. Masuklah, makanannya sudah siap. " ucapnya kemudian melenggang pergi.

I'm Here [SakuTsuki] CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang