Setelah siksaan tidak bisa tidur karena gugup semalaman, Kei terbangun oleh guncangan Ibu nya. Baru ingin mengumpulkan nyawa, gaun putih terlihat menggantung di depan lemari baju nya. Ini seriusan? Benar-benar pakai gaun? Kei menekuk wajahnya.
Ibunya tertawa, "Ayolah Kei, ini hanya untuk upacara di gereja. Lagi pula saat acara itu dilangsungkan tidak banyak yang diundang. "
Kei mendengus, "Terserah Ibu saja. Tapi aku tidak mau terlihat memalukan. " Nyonya Tsukishima tersenyum kecil.
"Tentu saja Ibu akan mendandanimu dengan sangat cantik. "
Dilain tempat. Kiyoomi yang tertidur karena kelelahan akibat pesta bujang semalam, terbangun akibat gedoran Atsumu di depan apartmentnya. Ia yang masih setengah sadar berjalan sempoyongan ke arah pintu. Mirip jelangkung yang hampir encok.
Saat pintu di buka, Atsumu mendengus kasar.
"Kau lupa? Ini hari pernikahanmu. Aku yakin kau tak ingin terlambat kan?. " ucapnya di depan pintu.
Kiyoomi masih cengo, "Hah?. "
Atsumu greget, ia menarik paksa pria berambut ikal itu dan segera diseret ke kamar mandi. Ia menyalakan shower membiarkan air dingin membasuh tubuh kekar sahabatnya. Kiyoomi langsung melek,kesadarannya kembali seratus persen.
"Apa yang kau lakukan Tsumu bodoh." Kiyoomi menggigil di bawah aliran shower.
Atsumu menepuk jidat, Kiyoomi ini katanya pintar. Tapi kok bloon begini.
"Hari ini kau menikah, harusnya kau berterimakasih padaku karena telah membangunkanmu. Atau kau akan terlambat nanti."
Kiyoomi menepuk jidat, benar juga. Ia sekilas berterima kasih pada Atsumu dan segera menendang titisan rubah itu keluar. Setelahnya ia dibantu Atsumu dan Osamu bersiap untuk pernikahannya.
Gereja yang telah dipesan minggu lalu terlihat indah dengan hiasan yang sudah terpasang disana. Ada lampu-lampu, bunga dan juga pita. Mobil tamu yang diundang juga terparkir rapi di halaman.
Hanya beberapa orang yang dapat undangan untuk acara sakralnya. Mantan anggota Karasuno dan juga anggota timnas yang bermain bersama Kiyoomi. Kenma juga diundang di acara sakral ini. Tamu sisanya diundang saat acara malam di gedung hotel.
Kei duduk manis di depan cermin besar yang ada di ruang rias. Ibu nya masuk tak lama kemudian membawakan tudung pernikahan. Gaun putih itu sudah melekat manis di tubuh ramping Kei. Dia enggan menerima ini, tapi tak bisa dipungkiri bahwa ia lumayan cantik jika jadi wanita. Setidaknya wajahnya tak nampak seperti waria yang ikut demo kemarin itu.
Akiteru ada bersama Ayahnya, sedangkan Kiyoomi sedang dalam perjalanan ditemani si kembar Miya. Ayahnya juga datang, terbang langsung dari Scotlandia karena acara sakral putranya. Tuan Sakusa ini tak beda jauh dengan anaknya. Bagai pinang dibelah tua, mana masih muda.
Acara dilangsungkan begitu waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, Kiyoomi yang awalnya berniat memakai tuxedo hitam malah disuruh memakai tuxedo putih yang dibawakan si kembar. Ia menurut saja, toh ini memang moment sakral.
Kiyoomi berdiri di altar, di kursi terdepan ada Ayah dan Ibunya juga keluarga Tsukishima. Baris sisanya diisi oleh member Karasuno dan member timnas. Gereja tak begitu ramai, karena undangannya memang dibatasi. Pendeta memulai acaranya, mempelai wanita eh pria dipanggil untuk berdiri di atas altar.
Dari pintu masuk, seseorang dengan gaun pengantin plus riasan ringan diwajahnya memasuki ruangan yang sudah penuh oleh para undangan. Semua mata tertuju pada sosok pirang yang berubah seratus delapan puluh derajat. Wajahnya merona, bibirnya yang biasa nampak datar kini sedikit tersenyum. Rambut palsu yang ditata rapih oleh ibunya. Dan tangannya yang memegang buket bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here [SakuTsuki] Complete
Random"Selamat, Anda tengah mengandung saat ini. Usianya sekitar tiga minggu, harap jaga kesehatan dan jangan terlalu stres, karena kemahilan pada pria sangatlah sensitif. Kalau begitu saya permisi, masih ada pasien yang harus saya periksa. " Kei mematung...