18

321 24 6
                                    

Ify's side ya gaes..

***

Betapa terkejut nya gue ketika tau bahwa Valdo berteman dengan Rio. Dunia sesempit ini ternyata. Apakah arti mimpi semalam mananda kan ini? Menandakan bahwa gue akan bertemu dengan dia?
Jujur aja, antara siap dan tidak siap untuk gue bertemu dia sekarang.

"Mama." Aga memanggil gue saat gue sadar sudah ada didepan rumah.

"Ah iya! Udah sampai ya?"

"Sudah sampai, Bu." Kata supir taksi. Gue mengangguk lalu turun dari mobil sembari dibantu oleh pak supir menurunkan barang.

Setelah berterimakasih, gue pun mengajak Aga masuk kerumah lama gue. Rumah yang dulu selama 4 tahun gue huni ketika kuliah S1.

"Ma, oom yang berdua tadi ikut kita juga ya?" Gue menoleh ke arah mobil yang masuk ke pekarangan.

"Iya, Nak." Jawab gue seadanya. Saat sudah didalam, gue langsung memesan makanan untuk kami. Karena gue tau, Aga sebentar lagi pasti akan kelaparan. Hah, anak itu sama seperti papanya. Lagi, dada gue bergejolak sesak.

"Welcome home, Aga!" Seru Valdo ceria. Aga terkekeh lalu duduk di sebelah Valdo, tepatnya di tengah-tengah kedua lelaki itu.

"Aku ke dapur dulu ya!"

"Eh aku ikut! Sekalian bantuin kamu deh!" Kata Valdo. Gue hanya mengangguk saja.

Gue melihat barang-barang yang masih bisa di gunakan disini. Beruntung nya dulu saat akan pindah gue tak menjual barang-barang. Semua gue tutupi dengan kain supaya minim debu yang menempel.

"Galon nya masih bagus nih, Fy. Dispenser kamu juga masih oke." Kata Valdo ketika memeriksa.

"Syukur deh, Val. Aku butuh air panas juga soalnya."

"Ada yang bisa gue bantu?" Tanya Rio tiba-tiba masuk ke dapur. Gue menunduk seketika, tak ingin menatap mata elangnya.

"Oo ini Yo...bisa tolong beliin air galon gak? Ify butuh air panas soalnya."

"Boleh. Sini galon nya." Valdo menyerahkan galon kosong ke Rio. Kemudian lelaki itu pergi.

"Ehm...gue boleh ajak Aga keluar?" Jelas sekali dia  bertanya ke gue.

"Boleh." Valdo malah mengiyakan.

"Lo bawa aja Yo, kasian juga dia pasti pengen jalan jalan itu." Lanjut Valdo.

Rio menatap gue seolah meminta persetujuan, gue hanya bisa mengangguk seadanya.

Dari dapur gue dengar pekikan bahagia Aga diajak pergi oleh Rio. Anak itu memang mudah sekali dekat dengan orang baru. Apalagi jika orang itu termasuk teman gue. Jadi, Rio masih temanan dengan gue ya? Hm

"Fy--,"

"Iya?"

"Aku tau ini bukan ranah ku atau urusan ku, tapi aku udah tau." Kata valdo.

"Tau apa?"

"Aku udah tau masa lalu kamu sama Rio." Gue terdiam. Valdo masih menatap gue. Valdo adalah teman gue semasa S2 dulu di Surabaya. Dia banyak membantu gue. Tapi gue masih menutup status gue kepada dia. Terlebih status pernikahan gue.

"Kamu tau dari mana?" Tanya gue pelan. Berusaha untuk santai saja. Tapi kenyataan nya berbeda.

"Rio. Dia udah cerita semuanya tadi." Gue menahan sesak untuk itu. Untuk apa dia menceritakan aib itu kepada Valdo?

Setelah gue lelah berjuang demi sembuh dari rasa sakit dan malu itu sendirian, dia seenaknya saja menceritakan apa yang seharusnya tidak perlu diceritakan kepada orang lain.

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang