Ify's side ya gaes..
🌈🌈🌈
Sesampainya di Kota Padang, gue beristirahat di kontrakan. Untungnya punya rumah kontrakan adalah lo bisa Sebebas-bebasnya sendiri ngelakuin apa yang lo mau. Kurang enaknya sih, palingan kalau di tinggal lama, rumah jadi berdebu gak ada yang membersihkan. Dan gue berada di posisi kurang mengenakkan.
Alhasil, setelah mengabari Tante Airin, Mama dan Papa kalau gue udah nyampe di Padang, gue pun membersihkan kosan. Ah iya, gue juga udah mengabari Via dan Shilla. Sebenernya mau minta bantuan mereka untuk membersihkan rumah, tapi mereka masih di kampus.
Tok tok tok
Gue mengernyit bingung mendengar suara ketukan pintu depan, siapa gerangan yang bertamu di waktu hampir mendekati magrib ini?
"Eh, Ibu Tias. Apa kabar, Bu?" sapa gue ketika mengetahui kalau Ibu Tias lah tamu gue.
Beliau tersenyum ramah, "Kabar baik, Nak. Kapan Ify nyampe?"
"Barusan aja, Bu. Ada yang bisa Ify bantu, Bu?"
"Ehh.. Enggak ada, Nak. Ibu cuma mau nyamper aja. Soalnya kok gerbang kebuka tadi." efek kelupaan nutup gerbang gini nih.
"Iya, Bu. Ify tadi buru-buru masukin motor jadi lupa deh." cengir gue tak bersalah. Setelah itu, Ibu Tias pun kembali ke rumahnya yang tak jauh dari rumah gue.
🌈🌈🌈
Butuh waktu kira-kira 2 jam untuk gue menyelesaikan urusan rumah. Akhirnya gue pun bisa beristirahat lega. Tapi sayang, perut gue mulai meronta minta diisi.
Saat hendak mengambil kunci motor, ponsel gue berdering panjang menampilkan id call Shilla.
"Hallo, Shilla."
"Hallo sayang ku! Lo dimana?"
"Gue di kosan. Baru selesai beres-beres nih!"
"Sini kuy! Belom makan pasti." Ah, tau aja ni anak kalau gue belum makan.
"Iya, belum. Ya udah gue on the way kesana!"
Tanpa pikir panjang, gue langsung menyambar kunci motor dan kardigan.
Tak butuh waktu lama, gue tiba di kos-kosan mereka.
"Spada!! Via Shilla, gue datang nih!" Pintu kosan mereka terbuka, kedua manusia cantik itu tersenyum dan menghambur memeluk gue.
"Yuk langsung makan aja! Kita tadi beli makanan soalnya."
"Lebihin buat gue kan ya!" Sontak Via dan Shilla tertawa karena gue terlalu sok polos bertanya.
"Iya dilebihin kok, Beb! Ada rejeki juga deh kayaknya buat elo." Dahi gue berlipat tiga mendengar nya.
"Maksudnya?"
"Iya, anak kosan disebelah ngasih makanan juga." Jujur aja gue jarang main ke sini, jadi kurang tau dengan lingkungan kos-kosan mereka.
"Kosan sebelah, kosan cewek kan ya?" Via menggeleng pelan.
"Kosan cowok. Lo gak inget apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Romancesebuah pertemuan yang didasari tanpa rasa, tanpa cinta dan tanpa obsesi. semudah itukah dalam berteman antara lelaki dan perempuan? . . Kepada semesta, tolong jatuhkan rasa nyaman dan berbalas ini kepada dia yang benar-benar menginginkan ku. Bukan...